Sosialisasi Trading Invoice di Kota Solo |
Permasalahan modal yang kerap kali dialami oleh para pengusaha, terutama saat berhubungan dengan bank. Sebentar lagi sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi. Sebab sebuah aplikasi bisnis bernama Trading Inboice akan segera berkembang, guna memberi solusi dari permasalahan modal tersebut.
WARTAJOGLO - Hal ini disampaikan oleh Didik Mulato, Dirut Trading Invoice saat acara sosialisasi program ink di sebuah restoran di Kota Solo, Selasa (21/11) malam. Menurut Didik, Trading Invoice akan merubah mainset dari para pebisnis untuk tergantung pada bank saat memerlukan modal. Sebab Trading Invoice akan mempertemukan para pengusaha yang membutuhkan modal dengan para investor, yang hendak memberikan modal demi pengembangan bisnisnya.
Dengan sistem yang dikembangkan oleh Trading Invoice ini, seorang pengusaha tidak perlu lagi takut dengan birokrasi perbankan yang rumit. Bahkan mereka tidak perlu lagi khawatir dengan BI checking yang kerap menghempaskan impian para pengusaha untuk mendapat kucuran modal dari bank. Bahkan pengusaha tidak lerlu repot berpikir untuk mengajukan aset apapun sebagai agunan pinjaman modal. Sebab dalam sistem ini, ditekankan pada sebuah kesepakatan bersama antara pengusaha dan investor, untuk mencapai kebaikan bersama.
"Trading Invoice ini lebih bersifat sebagai broker yang mempertemukan pemilik modal atau investor dengan pengusaha. Dan demi menjamin keamanan dana darininvestir, kami terapkan beberapa persyaratan tertentu," jelas Didik kepada wartajoglo.com.
Menurut Didik, syarat utamanya adalah pinjaman modal itu bersifat business to business. Artinya bahwa pengusaha harus menjual produknya ke sebuah company beaar yang kredible. Bukan business to consumen atau dijual eceran atau di pasar-pasar tradisional. Dengan sistem seperti ini, pihak Trading Invoice bisa menjamin keamanan modal yang dikucurkan kepada pengusaha. Sebab investor tersebut bisa mendapat kepastian akan kembalinya modal itu, sesuai kesepakatan.
Kesepakatan bersama memang menjadi point penting dari sistem yang dikembangkan Trading Invoice ini. Sebab dengan kesepakatan ini, tidak ada lagi istilah riba. Karena di dalamnya murni dagang. Selain itu pengusaha juga tidak perlu bingung memikirkan barang jaminan, karena sistem ini memungkinkan para investor bisa mendapatkan kembali uangnya dengan nilai lebih besar, dan dalam tempo yang pasti.
Karena itulah, bagi mereka yang memang tertarik untuk bergabung, baik itu investor maupun pengusaha, maka pihak Trading Invoice akan memberikan pembekalan khusus. Tujuannya agar terjadi kesepahaman antara dua pihak yang akan melakukan transaksi. Selain itu, pembekalan juga dilakukan untuk perbaikan manajemen dari perusahaan yang membutuhkan modal, sehingga ke depannya perusahaan tersebut bisa semakin berkembang.
Didik Mulato |
"Tujuan kita bukan sekedar mencarikan modal bagi para pengusaha. Tapi juga berharap agar perusahaan yang dikelola bisa semakin berkembang. Dan kami punya target bahwa dalam lima tahun perusahaan itu bisa go public," sambungnya.
Karena itulah, menurut Didik sosialisasi terkait hal ini terus dilakukan. Dengan target pada 2018, Trading Invoice ini bisa memiliki cabang di seluruh Indonesia. Dan karena menawarkan sistem permodalan yang baru, maka Didik menyebut bahwa pada akhirnya kantor-kantor Trading Invoice akan didirikan bersebelahan dengan kantor bank. Tujuannya agar saat pengusaha tidak mendapat persetujuan dari bank, maka dia bisa mengalihkan aplikasi kreditnya ke Trading Invoice.
Di Indonesia sistem permodalan yang ditawarkan Trading Invoice memang masih belum familier. Karena selama ini masyarakat masih terkungkung pada paradigma bahwa untuk mendapatkan modal, harus berhubungan dengan bank. Padahal bank selalu menerapkan persyaratan berat bagi para nasabahnya, termasuk terkait tingginya suku bunga yang berlaku. Dan terkait bunga ini, mau tidak mau, nasabah harus mematuhinya.
Sebagai sebuah aplikasi, Trading Invoice menurut Didik memang akan diterapkan di smartphone. Sehingga para pengusaha ataupun investor bisa menginstalnya untuk kemudian melakukan transaksi. "Dalam aplikasi itu, pengusaha bisa mengajukan penawaran bisnis sekaligus dengan profit sharing yang akan diberikan, kepada para investor yang mau memberikan modal. Bila ada investor yang tertarik, mereka bisa langsung menindak lanjuti. Dan di sini besarnya modal, bisa saya katakan tidak terbatas, sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan," pungkas Didik. //Bang