POPULER

Berburu Pesugihan di Punden Masin Kudus. Ternyata Ini Syaratnya

Berburu Pesugihan di Punden Masin Kudus. Ternyata Ini Syaratnya

WARTAJOGLO, Kudus - Punden Masin menyimpan sejuta misteri, yang terkait dengan keberadaan makam Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku.

Legenda yang melekat dalam perjalanan cinta kedua tokoh itu, menciptakan cerita mistis di kawasan punden yang berada di  Dusun Masin, Desa Kandang Mas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Aura mistispun sangat terasa saat melangkahkan kaki memasuki kawasan hutan kecil yang melingkupi punden Masin.

Tidak semua orang akan berani masuk ke kawasan yang dikenal keramat ini, bila tidak memiliki keperluan khusus, yaitu berziarah ke makam Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku.

Ketakutan warga bukan tanpa alasan. Sebab jajaran pohon-pohon jati raksasa yang menjadi tanaman utama di hutan ini diyakini sebagai jelmaan dari warga Desa Kandang Mas yang dikutuk Sunan Muria.

Punden Masin Kudus

 

Sehingga sampai sekarang mereka masih memiliki dendam khusus, yang tak jarang dilampiaskan pada orang-orang yang memasuki kawasan ini.

Dendam seperti apakah itu?

Suparjo, juru kunci makam Dewi Nawangsih menjelaskan bahwa bila ada seseorang yang masuk hutan ini, dan tanpa sengaja membawa potongan bagian dari pohon jati itu, maka dia akan dilanda musibah.

Kecuali dia bersedia mengembalikannya dan meminta maaf sembari berdoa di makam Dewi Nawangsih.

Hal ini tentu menjadi masalah tersendiri bagi mereka yang kebetulan datang ke kawasan ini.

Sebab seringkali mereka yang datang tidak pernah menyadari kalau ada bagian dari pohon jati itu, baik berupa ranting kecil atau potongan daun yang terbawa saat pulang.

Sehingga mereka juga tidak segera sadar saat ada ancaman musibah yang siap menghadang mereka.

Apalagi bagi pendatang yang berasal dari tempat yang jauh. Jelas tidak memungkinkan baginya untuk bisa mengembalikan dengan mudah.

Namun demikian, menurut Suparjo, biasanya orang yang kebetulan secara tidak sengaja membawa potongan bagian pohon jati keramat itu, malamnya pasti akan bermimpi.

Dalam mimpi itu dia akan didatangi seseorang yang memintanya untuk mengembalikan sesuatu yang tidak sengaja terbawa.

Tapi bila orang yang bermimpi itu tidak menghiraukan, maka musibah akan datang.

“Yang datang dalam mimpi itu adalah sosok orang yang menjelma jadi pohon jati. Karena sejatinya dia manusia, maka tentu dia tidak ingin ada orang yang mengambil miliknya tanpa ijin. Karena itulah, biasanya dia akan memintanya lagi. Dan kalau tidak, maka dia akan mendatangkan bencana bagi orang yang membawanya,” terang Suparjo seperti dikutip dari Majalah LIBERTY edisi Agustus 2010.

Legenda

Lalu siapakan sosok Dewi Nawangsih, sehingga kawasan di sekitar makamnya terkesan begitu angker?

Diceritakan bahwa Dewi Nawangsih atau Raden Ayu Dewi Nawangsih adalah salah satu putri dari Sunan Muria.

Dia meninggal dengan cara bunuh diri setelah melihat Raden Bagus Rinangku kekasihnya terbunuh oleh Sunan Muria, ayahnya.

Raden Bagus Rinangku sendiri adalah salah seorang murid di padepokan Sunan Muria.

Dia adalah utrusan dari Mataram yang sengaja dititipkan pada Sunan Muria untuk belajar tentang berbagai ilmu agama.

Namun sebelum jadi murid Sunan Muiria, Raden Bagus Rinangku sudah memiliki kesaktian yang sangat tinggi.

Dan hal itulah yang memicu terbunuhnya ksatria ini di tangan Sunan Muria. Raden Bagus Rinangku terbunuh karena Sunan Muria jengkel melihat muridnya itu yang ternyata tidak bisa menjalankan amanat yang diembankan padanya. 

Tugas itu sendiri diberikan kepada Raden Bagus Rinangku karena Sunan Muria memergoki Raden Bagus Rinangku bermesraan dengan Dewi Nawangsih putrinya.

Sebenarnya Sunan Muria tidak mempermasalahkan hubungan keduanya. Hanya saja karena apa yang mereka lakukan sudah di luar batas, maka Sunan Muria pun segera bertindak.

“Sunan Muria tidak suka karena Raden Bagus Rinangku tidak kenal waktu saat berpacaran dengan Dewi Nawangsih. Ini karena Raden Bagus Rinangku merasa telah memiliki ilmu yang tinggi. Sehingga dia seolah menyepelekan ajaran dari Sunan Muria. Karena itulah, selanjutnya Sunan Muria berusaha untuk memisahkan mereka secara halus dengan cara memberikan tugas yang berat pada Raden Bagus Rinangku,” papar Suparjo.

Raden Bagus Rinangku diberikan tugas untuk memberantas kawanan perampok sakti yang berada di sebuah desa yang jauh dari wilayah Gunung Muria.

Kebetulan di wilayah itu memang sedang dilanda teror perampok kejam yang sakti. Sudah banyak pendekar yang harus kehilangan nyawa saat mencoba menghadang perampok-perampok itu.

Bahkan prajurit dari Demak pun dikabarkan tidak mampu mengatasinya. Karena kawanan ini dikabarkan memiliki kemampuan menghilang.

Maka disanggupinya tugas itu, dan Raden Bagus Rinangku segera berangkat. Pemuda ini begitu percaya diri karena memang memiliki kesaktian tingkat tinggi.

Melihat Raden Bagus Rinangku berangkat, Sunan Muria hanya tersenyum.

Dia berpikir bahwa ilmu pemuda itu tidak akan sanggup menandingi kesaktian para perampok, yang merupakan bekas pasukan Majapahit, yang tidak senang dengan berdirinya Kerajaan Demak.

Dan ini berarti bahwa Raden Bagus Rinangku tidak akan bisa bertemu dengan Dewi Nawangsih lagi.

Sebab para perampok itu tidak akan membiarkan orang-orang yang melawannya lari dengan selamat.

Namun dugaan Sunan Muria meleset. Setelah beberapa hari menempuh perjalanan mencari keberadaan para perampok itu, akhirnya Raden Bagus Rinangku bertemu dengan mereka.

Maka perang tanding dengan menggunakan ilmu-ilmu kesaktian tingkat tinggipun terjadi.

Dan meski dikeroyok oleh banyak orang, namun Raden bagus Rinangku mampu mengatasinya dan bahkan membunuh pimpinan perampok itu, hingga sisanya akhirnya lari tunggang langgang.

“Mendengar kabar keberhasilan Raden Bagus Rinangku, Sunan Muria sempat terkejut. Tapi dalam hatinya, dia mengagumi kehebatan pemuda itu. Maka sekembalinya ke padepokan, Sunan Muria kembali memberikan tugas yang terbilang ringan tapi sebenarnya sangat berat, yaitu tungguk manuk atau menjaga sawah agar tidak dimakan burung,” ungkap Suparjo yang telah jadi juru kunci lebih dari 40 tahun.

Tugas menjaga sawah dari serangan burung memang dipandang sebagai tugas yang sangat gampang.

Karena itulah Raden Bagus Rinangku langsung menyanggupinya tanpa pikir panjang lagi.

Dan melihat itu, Sunan Muria hanya tersenyum, karena dia yakin bahwa dengan karakter yang dimiliki pemuda ini, dia pasti gagal dalam tugas.

Dan ternyata benar. Raden Bagus Rinangku yang diperintahkan untuk menjaga sawah milik padepokan dari serangan burung pemakan padi, ternyata gagal menjalankan amanat.

Akibatnya padi yang telah siap dipanen ludes dimangsa ribuan burung pipit. Hal ini kontan saja membuat Sunan Muria yang datang ke sawah tersebut terkejut.

Dan dia menjadi lebih terkejut lagi dan marah manakala mendapati Raden Bagus Rinangku tengah bermesraan dengan Dewi Nawangsih putrinya.

Sunan Muria begitu murka karena Raden Bagus Rinangku benar-benar menyepelekan tugas yang diberikan padanya, dan malah justru berkasihan dnegan Dewi Nawangsih.

Mengetahui gurunya marah Raden Bagus Rinangku segera meminta maaf. Selanjutnya dia segera menangkap salah satu burung itu dan kemudian menyembelihnya untuk mengeluarkan seluruh biji padi yang baru saja dimakannya.

Dalam sekejap biji-biji padi itu kembali seperti semula. Dan dengan kesaktiannya lagi Raden Bagus Rinangku mengambil sebatang lidi dan digunakan untuk menyambung leher burung tersebut sehingga bisa hidup lagi.

“Melihat hal itu, kemarahan Sunan Muria semakin memuncak. Karena dia menganggap muridnya tersebut tidak bersungguh-sungguh meminta maaf atas kesalahannya. Dengan tindakannya tersebut, sang murid justru dianggap bermaksud pamer kesaktian padanya,” ungkap sang juru kunci.

Karena tak mampu menahan amarah gara-gara kelakuan sang murid, Sunan Muria segera meraih panah milik Raden Bagus Rinangku yang kemudian diarahkan ke tubuh pemuda itu.

Melihat hal ini Dewi Nawangsih mencoba mencegah ayahnya. Namun sayangnya upaya Dewi Nawangsih justru berbuah petaka. Senggolan tubuhnya membuat anak panah yang dipegang Sunan Muria terlepas dan langsung menghujam ke tubuh Raden Bagus Rinangku.

Mengetahui hal ini Dewi Nawangsih yang sudah terlanjur cinta langsung menubruk anak panah yang mencuat dari tubuh Raden Bagus Rinangku hingga menancap ke dadanya dan menewaskannya dalam keadaan berpelukan.

Janjikan Kekayaan

Kejadian itu membuat warga di sekitar tempat itu bersedih. Mereka segera merawat jenasah kedua pasangan tersebut.

 Sambil mengarak jasad keduanya, para warga ini tak henti-hentinya menangis. Bahkan mereka masih tetap menangis meski jasad Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku sudah dimakamkan.

Hal ini justru membuat Sunan Muria kesal dan mengutuk mereka menjadi pohon jati.

Karenanya hingga kini tidak ada seorangpun warga di sekitar makam itu berada, yang berani mengambil kayu-kayu di hutan itu.

Jangankan mengambil kayu, memetik daunnya saja untuk dibawa pulang tidak ada yang berani. Sebab benda tersebut pasti akan menangis dan meminta dibawa kembali ke hutan.

Sepintas sepertinya tidak masuk akal, namun kenyataannya tidak ada seorangpun warga yang berani mengambil kayu-kayu jati di sana, meski sudah tumbang dengan sendirinya.

Padahal kalau dijual bisa bernilai puluhan juta rupiah, karena usianya yang sudah sangat tua.

Namun demikian, cerita ini tidak menyurutkan niat para pengalab berkah untuk datang berziarah ke makam tokoh yang satu ini.

Tiap hari makam yang biasa disebut Punden Masin ini tidak pernah sepi dari peziarah. Hal ini karena konon permintaan apapun yang disampaikan di makam Dewi Nawangsih dan kekasihnya Raden Bagus Rinangku, pasti akan dikabulkan.

“Nawangsih itu berasal dari kata nawang atau nyawang yang berarti melihat atau memperhatikan dan asih yang berarti memberi. Sehingga kanjeng dewi Nawangsih ini akan selalu memperhatikan siapapun yang datang padanya untuk kemudian diberikan apa yang diinginkannya,” ucap Suparjo.

Entah dari mana Suparjo yang juga mantan PNS itu bisa mendapatkan penjabaran seperti itu. Namun yang pasti, banyak orang yang telah mempercayai keampuhan punden ini terutama untuk mendapatkan kekayaan.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa punden ini adalah Gunung Kawi kedua bagi para pemburu kekayaan.

Tak ada ritual khusus yang dilakukan untuk memohon berkah di tempat ini. Para peziarah cukup datang dan berdoa.

Dan setelah selesai biasanya mereka akan diberikan sisa bunga kering dari makam ini oleh sang juru kunci.

Nah bunga kering ini nanti bisa dijadikan sebagai jimat, yang bisa menarik rejeki untuk datang.

Umumnya yang datang ke tempat ini adalah para pedagang yang ingin dagangannya laris.

Tapi tak jarang pula para pengusaha di seputaran wilayah Kudus dan sekitarnya, datang untuk memohon agar usaha yang dijalankannya bisa maju pesat.

Dan selama ini umumnya selalu berhasil. Karena itulah punden yang hanya buka pada hari Rabu, Kamis dan Jumat ini begitu dikenal.

Tapi ada satu hal yang perlu diingat tiap kali memohon berkah di tempat ini.

Sebelum harapannya terkabul, dalam permohonannya si pencari berkah tidak boleh lupa untuk menyampaikan imbalan apa yang akan diberikan pada danyang penunggu punden.

Sebab dengan demikian akan memperkuat doa dan ujung-ujungnya akan memperbesar tingkat keberhasilan dari permohonan tersebut.

“Banyak di antara peziarah yang datang kembali sambil membawa kambing kendit untuk dipotong dan dibuat selamatan di sini. Tapi bagi yang secara ekonomi tidak terlalu kaya biasanya paling-paling membawa tumpeng lengkap untuk dimakan bersama-sama di sini. Semua itu pada dasarnya simbol dari rasa syukur dan keinginan untuk saling berbagi,” Suparjo.

Suparjo juga mengingatkan agar nadar ini jangan sampai dilupakan. Karena dari beberapa kejadian yang sudah-sudah, danyang penguasa tempat ini konon akan datang untuk menagih.

Dan salah satu tanda bahwa danyang tersebut menagih janji adalah munculnya ular weling di rumah orang yang menjalankan ritual.

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa ular weling bisa diartikan sebagai paweling atau pengingat.

Artinya ular ini muncul untuk mengingatkan orang yang melihatnya. Dalam hal ini tentu terkait dengan janji atau nadar yang pernah disampaikannya.

Dan bila orang yang diingatkan itu mengabaikannya, maka musibah biasanya akan datang menimpanya.//Har

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close