POPULER

Shelter Ojek Online, Ladang Rejeki Baru Driver Ojek Online di Terminal Tirtonadi

Shelter Ojek Online, Ladang Rejeki Baru Driver Ojek Online di Terminal Tirtonadi


Setelah melalui proses panjang, akhirnya ojek online bisa mencari penumpang di kawasan Terminal Tirtonadi, Solo. Hal ini ditandai dengan peresmian shelter ruang tunggu di dekat pintu bagian selatan


WARTAJOGLO - Ada pemandangan yang berbeda di lantai dua Terminal Tirtonadi Solo pada Senin (28/10) pagi. Bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda, tampak sebarisan orang berjaket hijau-hijau ikut bergabung dalam upacara bendera yang digelar pihak Dinas Perhubungan Kota Surakarta. 

Pemandangan ini tentu saja menarik. Karena selama ini peserta berseragam hijau-hijau yang tak lain adalah para driver angkutan ojek online, tidak pernah dilibatkan dalam upacara. Sehingga dengan masuknya mereka sebagai bagian dari peserta upacara, tentu menjadi perhatian tersendiri bagi para pengunjung terminal. 

Ya, gesekan yang terjadi antara ojek online dengan ojek oangkalan, memang membuat pengendara ojek online harus 'menjaga jarak'. Salah satunya dengan mematuhi kesepakatan untuk tidak mengambil penumpang di kawasan terminal. Sehingga dalam acara yang digelar warga terminal, para pengendara ojek online tidak dimasukkan sebagai bagian dari mereka. 

Tapi melalui sebuah perjuangan tak kenal lelah, akhirnya jasa angkutan online ini busa masuk menjadi bagian dari terminal Tirtonadi. Yang secara simbolik diresmikan bersamaan dengan peringatan hari sumpah pemuda. Di mana selain menempatkan beberapa perwakilan ojek online, dalam hal ini Gojek. Pihak terminal juga memberikan tempat untuk shelter, di dekat pintu masuk selatan. 
Shelter Gojek di Terminal Tirtonadi

Dengan pemberian tempat secara resmi ini, maka nantinya para penumpang bus bisa memesan ojek online di tempat tersebut. Sehingga mereka tidak perlu lagi keluar terminal dan berjalan agak jauh, untuk bisa mendapatkan angkutan ojek online.

"Sebenarnya ini adalah bagian dari public service, di mana masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan publik sebaik-baiknya. Dan hal itu diatur dalam undang-undang. Makanya kalau kemudian gojek akhirnya bisa 'diterima' di sini, hal itu tentu tak lepas dari tujuan kami untuk memberikan pelayanan yang nyaman pada penumpang. Sebab dengan adanya ruang tunggu ini, penumpang bisa lebih mudah saat mau order," jelas Arum K Prasodjo, Regional Head Corporate Affairs Gojek.

Ruang tunggu Gojek di Terminal Tirtonadi dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk dan charger. Saat ini para Mitra Driver GoRide dapat dengan resmi menjemput dan menunggu order di terminal yang merupakan terminal bis terbesar dan utama di Solo Raya. Dalam waktu dekat, fasilitas ruang tunggu akan dilengkapi dengan shelter bagi para mitra Driver GoRide  

“Kami berharap dengan hadirnya ruang tunggu ini dapat memperluas akses bagi mitra driver Gojek untuk mendapatkan lebih banyak  order dari pelanggan,” imbuh Mariana Wijayanti, District Head Gojek Solo Raya.
Para driver Gojek berfoto bersama usai upacara dan peresmian shelter di Terminal Tirtonadi

Sementara Kordinator Terminal Tipe A Tirtonadi Surakarta, Joko Supriyanto, SH mengatakan bahwa keberadaan shelter ruang tunggu untuk angkutan ojek online di Terminal Tirtonadi bisa memberi pengalaman tersendiri bagi para penumpang. Dan ke depannya akan dilihat perkembangannya untuk terus dilakukan evaluasi. Termasuk kemungkinan akan dibukanya shelter untuk angkutan online mobil. 

"Untuk sementara yang kita fasilitasi hanya ojek motor, baik itu Gojek maupun Grab. Sedangkan untuk mobil, hal itu masih perlu kita lakukan evaluasi lagi secara mendalam. Intinya harapan kita adalah kita semua bisa saling menjaga ketertiban dan keamanan bersama di terminal ini," jelas Joko. 
Menanggapi pesan Joko untuk selalu menjaga ketertiban bersama, Arum menambahkan bahwa yang boleh ngetem atau mangkal di shelter hanyalah para mitra yang sebelumnya adalah tukang ojek pangkalan terminal. Di mana saat ini sudah terdaftar puluhan orang mitra, yang sebelumnya merupakan tukang ojek yang mangkal di terminal. 

"Untuk saling menjaga kenyamanan bersama, kami sepakat bahwa yang boleh mangkal di sini hanya mereka yang sebelumnya adalah tukang ojek pangkalan terminal. Tapi mitra driver dari luar tetap bisa ngambil penumpang, kalau kebetulan dapat order. Hanya saja dia tidak boleh mangkal di sini. Jadi kalau misal habis menurunkan penumpang, ya sebisa mungkin segera meninggalkan tempat," tegas Arum.

Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Aditya Gundala, Cluster Lead Solo Raya Grab. Yang mana akan berusaha mengedukasi penumpang untuk bisa naik dan turun di shelter yang sudah disediakan.

"Dari kesepakatan yang kita buat dengan pihak terminal, nantinya penumpang bisa memesan Grab dari shelter yang disediakan. Termasuk juga penurunan. Karena itu kami akan terus melakukan edukasi kepada para penumpang, agar mereka paham bahwa saat ini di terminal (Tirtonadi) sudah ada shelter Grab. Di mana titik penjemputan dan penurunan akan dipusatkan di situ" ungkapnya. //bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close