WARTAJOGLO, Solo - Seorang pria tampak keluar dari sebuah mobil. Yang terparkir di halaman Fakultas Hukum, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, pada Senin (26/10) sore. Wajahnya begitu familiar. Dia adalah pengacara kondang Henry Indraguna. Yang segera berjalan menghampiri seseorang di pelataran kampus.
Ya, Henry sejak awal semester ini memang menjadi salah satu mahasiswa program doktoral Ilmu Hukum di kampus tersebut. Dan sedianya sore itu dia akan bertemu dengan dekan yang juga dosen pembimbingnya Prof. Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, S.H, M.M. Namun sayangnya, karena kesibukan untuk memimpin ujian online, sang dosen sudah meninggalkan kampus, beberapa waktu sebelum rombongan Henry datang.
"Saya sudah lama tidak ke kampus. Makanya karena kebetulan sedang di Solo, saya ingin silaturahmi. Sembari menikmati suasana kampus UNS yang asri," ucap Henry saat bertemu beberapa media yang saat itu kebetulan ada di sana.
Masa pandemi corona memang telah memaksa para mahasiswa termasuk Henry untuk menjalani proses kuliah serta ujian secara online. Karena itulah, rasa rindu akan suasana kampus seperti tak tertahan. Sehingga meski sempat dilockdown aelama beberapa hari, karena ada pegawai yang terinfeksi Covid-19, Henry tetap memaksakan diri untuk datang.
Henry Indraguna bercerita betapa ketatnya kuliah di UNS |
Henry sendiri mengambil program doktoral Ilmu Hukum di UNS guna menambah kapasitas keilmuan dirinya, sebagai seorang pengacara. Dia memilih UNS karena selain dirinya berasal dari Kota Solo, kampus ini sangat terkenal bidang ilmu hukumnya.
"UNS ini salah satu kampus terbaik dan favorit untuk ilmu hukumnya. Bahkan untuk program doktoralnya banyak diikuti para anggota DPR dan pejabat yang lain. Karena itulah saya pilih di sini. Apalagi saya juga berasal dari Solo," sambung. pria yang mengaku sempat berpikir akan kehilangan nyawa, saat terkena Covid-19 beberapa bulan lalu ini.
Henry mengaku bahwa apa yang dikatakannya bukan isapan jempol. Sebab dirinya sudah merasakan sendiri bagaimana kualitas pendiidkan dari kampus ini, selama beberapa bulan menjalani kuliah daring.
"Saya merasakan bagaimana ketatnya proses ujiannya kemarin. Yang materinya bukan main-main. Karena kalau kita tidak benar-benar berilmu, pasti akan kesulitan. Termasuk untuk materi bahasa Inggrisnya. Hanya mereka yang punya TOEFL di atas 400 yang bisa mengerjakan itu. Dan yang pasti prosedur ketat yang diberlakukan, tidak akan memungkinkan bagi kita untuk bisa minta bantuan orang lain, saat ujian itu," ungkap pengacara yang dekat dengan kalangan selebriti ini.
Henry sendiri rela meluangkan waktu untuk menempuh kuliah S3, sebagai persiapan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada 2024 mendatang. Dengan estimasi masa kuliah sekitar 3 tahun lagi, maka dia akan lulus jelang masa pemilihan.
"Saya ingin menambah kemampuan diri saya. Karena bagi saya seorang anggota dewan itu harus benar-benar memiliki kemampuan lebih untuk bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dan kebetulan Dapil saya Dapil V, yang meliputi Solo, Sukoharjo, Klaten dan sekitarnya. Yang tentunya akan bisa saya pelajari dengan lebih detail lagi segala permasalahannya, saat saya juga kuliah di Solo (UNS)," pungkasnya. //bang