TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Lepas Burung Hantu untuk Basmi Hama Tikus di Tabanan Bali

Bamsoet lepas burung hantu

WARTAJOGLO, Tabanan - Hama tikus yang merusak tanaman padi milik para petani Subak Gunung, Penebel, Tabanan, Bali, mendorong para pihak ikut andil dalam upaya penanganannya. Salah satunya dari komunitas pecinta lingkungan, Bhakti Ring Pertiwi (B-Riper). Yang didukung oleh Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Bali, serta Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. 

Dalam kegiatan itu setidaknya enam ekor burung hantu hasil penangkaran yang sudah dilatih berburu tikus, dilepaskan. Dan akan menjadi predator alami bagi hama-hama tikus di sawah. 

"Peran Depidar SOKSI Bali dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya para petani, sangat luar biasa. Dibawah kepemimpinan Ketua SOKSI Bali sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI, AA Bagus Adhi Mahendra, berbagai terobosan terus dilakukan. Salah satunya dengan membina masyarakat melatih dan melepas Burung Hantu. Memanfaatkan kekuatan alam untuk menjaga keseimbangan alam," ujar Bamsoet usai melepas enam Burung Hantu, di Bali, Jumat (29/1).

Turut hadir para pengurus Dewan Pimpinan (Depinas) SOKSI, antara lain Ketua Dewan Pembina Bobby Suhardiman, Ketua Umum Ahmadi Noor Supit, Ketua Harian sekaligus Ketua Depidar SOKSI Bali AA Bagus Adhi Mahendra. Hadir pula Kepala Desa Penebel I Gusti Agung Ketut Sastrawan dan Ketua Komunitas Bhakti Ring Pertiwi (B-Riper) Penebel Putu Partayasa.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, karena sebelumnya sudah dilatih, keenam ekor Burung Hantu yang dilepas tersebut tidak akan pergi menjelajah wilayah lain. Tetapi, fokus memberantas tikus di lahan pertanian warga. Di lahan pertanian tersebut, juga sudah dibuatkan sangkar (rumah) untuk keenam burung hantu tersebut.

"Dalam berbagai jurnal penelitian, sepasang burung hantu bisa melindungi 20-25 hektare tanaman padi. Dalam waktu satu tahun, satu ekor burung hantu dapat memangsa 1300 ekor tikus. Kehebatan tersebut, salah satunya karena Burung Hantu memiliki kekuatan pendengaran yang sangat tajam, mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI ini menerangkan, langkah Depidar SOKSI Bali ini sangat patut dicontoh berbagai kalangan, khususnya Depidar SOKSI di berbagai daerah lainnya. Semakin banyak Burung Hantu yang dipelihara, semakin banyak pula lahan pertanian yang diselamatkan. Sehingga meningkatkan produktifitas pertanian.

"Badan Pusat Statistik Bali mencatat, pada tahun 2019 luas panen Padi di Bali sebesar 95.319 hektar, mengalami penurunan sebanyak 15.659 hektar atau 14,11 persen dibandingkan tahun 2018. Sementara produksi padinya diperkirakan sebesar 579.321 ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 87.749 ton atau 13,15 persen dibandingkan tahun 2018. Memang banyak penyebab penurunan produktifitasnya, salah satunya karena serangan hama tikus," pungkas Bamsoet. //Ril

Type above and press Enter to search.