POPULER

Diduga Terlalu Vokal, Akun WA Ketua LAPAAN RI Di-Hack

Diduga Terlalu Vokal, Akun WA Ketua LAPAAN RI Di-Hack

Hacker WA

WARTAJOGLO, Solo - Saat ini aplikasi Whatsapp (WA) memang menjadi salah satu aplikasi paling populer di dunia. Dengan pengguna miliaran orang, tentu saat ini hampir tidak ada orang yang menggunakan aplikasi ini. Sehingga tak sedikit yang kemudian memanfaatkan peluang ini untuk berbuat jahat. Terutama bagi mereka yang mahir di bidang teknologi informasi, dengan meretas akun WA orang lain.

Kejahatan dengan meretas atau meng-hack akun WA sendiri bukan kejahatan baru. Dari sejak awal-awal perkembangan aplikasi ini sudah banyak orang yang bisa menemukan celah untuk meretasnya. Hingga pihak WA pun terus berusaha meningkatkan fitur perlindungan, agar akun pengguna tidak bisa dengan mudah diretas. Salah satunya adalah verifikasi dua langkah.

Namun tentu, tak semua pengguna WA menyadarai keberadaan fitur perlindungan itu. Terutama bagi mereka yang awam dengan teknologi. Sampai pada akhirnya menjadi korban ulah para hacker, yang memanfaatkan akun WA untuk berbuat jahat.

Dan hal ini baru saja dialami oleh Ketua Umum Lembaga Penyelamat Aset dan Anggaran Belanja Negara Republik Indonesia (LAPAAN RI), BRM Kusumo Putro, SH, MH. Di mana pada Sabtu (6/2) lalu, akun WA miliknya tiba-tiba diretas seseorang. Yang kemudian digunakan untuk mengirim pesan berantai ke seluruh nomor kontak, dengan modus meminjam uang.

“Saya tidak menyadari kalau WA saya di-hack. Saya cuma tahunya Sabtu siang itu tiba-tiba WA saya tidak bisa digunakan. Beberapa kali saya coba untuk log in, gagal terus. Sampai beberapa saat kemudian saya dapat info di nomor yang lain bahwa kemungkinan nomor WA saya di-hack. Karena beredar pesan berantai dari nomor saya ke teman-teman, keluarga dan kolega saya, yang isinya saya meminjam uang,” jelas Kusumo saat ditemui di kantornya, di kawasan Jajar Kota Solo, Senin (8/2) siang.

Mendapati hal itu, Kusumo pun segera pergi ke GraPARI Hartono Mall untuk meminta bantuan. Namun dari pihak GraPARI sebagai provider kartu miliknya tidak bisa mengatasi masalah. Karena WA bukanlah bagian dari produk Telkomsel. Sehingga pihak GraPARI hanya menyarankan untuk sementara mengganti kartu dulu. Sembari berusaha mengambil alih lagi akun WA yang diretas.

Kusumo
BRM. Kusumo Putro, SH, MH
“Saya langsung beli kartu baru, dan mengirim pemberitahuan ke teman-teman bahwa WA saya di-hack. Lalu pihak GraPARI menyarankan untuk menerapkan verifikasi dua langkah, agar akun saya aman. Dan setelah saya bisa mengambil lagi WA saya, akhirnya cara itu saya terapkan. Semoga ke depan tidak ada masalah lagi,” sambung pria yang juga seorang lawyer anggota PERADI Kota Surakarta ini.

Meski beberapa jam kemudian akun WA nya sudah bisa diambil alih lagi, namun bukan berarti masalah selesai. Sebab dari pesan berantai yang dikirim oleh peretas, ada beberapa orang teman, keluarga dan koleganya yang menjadi korban.

Kusumo menyebut setidaknya ada 13 orang yang melapor ke dirinya telah menjadi korban, dengan menunjukkan bukti transfer. Dengan nilai bervariasi, total uang yang berhasil didapat si peretas mencapai puluhan juta.

“Umumnya yang menjadi korban adalah kolega baik saya, yang tidak terlalu sering menjalin kontak. Sehingga mereka tidak paham dengan gaya-gaya komunikasi saya. Makanya begitu ada kalimat permintaan uang itu, mereka mengira itu memang benar-benar saya. Jadi langsung dikirim. Dan total sampai Minggu sore, nilainya sudah puluhan juta,” urainya.

Sebagai pertanggung jawaban moral, Kusumo pun mengganti semua kerugian itu. Karena dia tidak ingin reputasinya hancur, hanya karena masalah sepele. Meskipun sebenarnya bukan karena kesalahannya.

Karena itulah ke depannya dia masih berunding dengan tim hukumnya terkait langkah hukum apa yang akan ditempuh. Sebab akan ada langkah panjang yang tidak sederhana untuk bisa mengungkap pelaku peretas akun WA miliknya.

“Dari pengakuan teman-teman yang sudah transfer, nomor rekening yang diajukan berbeda-beda. Ada yang namanya Syakirin dengan akun BNI, lalu ada nama-nama lain juga. Jadi ada kemungkinan ini sebuah jaringan yang sudah profesional,” imbuhnya.

Kusumo sendiri tidak mengerti kenapa dirinya yang sampai jadi sasaran hacker. Namun bukan tidak mungkin hal itu terkait dengan akstifitasnya selama ini sebagai seorang aktifis. Di mana hampir tiap saat namanya muncul di media dengan lontaran kritik pedas dan tajam terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.

Terkait hal ini Kusumo tidak mau gegabah mengiyakannya. Sebab bisa saja si peretas memilih nomor secara acak, dan kebetulan nomornya yang terpilih. Namun demikian dia juga menyampaikan pesan kepada pemerintah. Bahwa hendaknya pemerintah mengeluakan regulasi khusus yang bisa melindungi masyarakat dari penyalah gunaan aplikasi-aplikasi di smartphone mereka.

“Aplikasi-aplikasi seperti WA, FB, ataupun yang lainnya itu kan berdiri sendiri. Sehingga hendaknya pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus atau bahkan menciptakan teknologi tertentu, yang bisa melindungi warganya, bila aplikasi-aplikasi itu disalahgunakan. Karena bagaimanapun selama ini masyarakat juga membayar pajak dari kuota internet yang dibeli,” pungkas Kusumo. //Her

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close