POPULER

Produsen Kue Cucur Tak Hancur Karena Pandemi

Produsen Kue Cucur Tak Hancur Karena Pandemi

WARTAJOGLO, Boyolali – Banyak pelaku sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengaku kelabakan dan bahkan gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Namun tidak demikian halnya dengan para pelaku UMKM di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Yang mayoritas masyarakat merupakan produsen jajanan pasar dan tetap bertahan di tengah pandemi.

Salah satu pelaku usaha makanan tradisional, Arief Mujianto mengungkapkan, meski cenderung mengalami penurunan karena pandemi, namun produksi kue cucur miliknya tetap bisa bertahan.

“Untuk pandemi kami pemengalami penurunan dengan presentase 30-40 persen dikarenakan kue cucur ini sering digunakan dalam acara hajatan di desa. Dan karena pandemi, kegiatan hajatan harus dibatasi. Sehingga berimbas pada produksi kami,” ungkapnya saat dijumpai di tempat produksinya pada Selasa (6/4) siang.

Produksi jajan pasar menjadi salah satu usaha andalan warga Desa Sidomulyo, Kecamatan AMpel, Boyolali
Ya, semenjak pandemi Covid-19, sedikit orang yang mengadakan hajatan. Yang mana biasanya menjadikan jajanan pasar sebagai hidangan. Akan tetapi, hal tersebut tidak berpengaruh pada produksinya, karena tetap bisa dijual ke pasar tradisional.

“Dalam sehari bisa kurang lebih 1.000-1.500 biji per hari karena untuk penggorengannya diperlukan waktu yang lama yaitu digoreng satu per satu. Satu biji untuk harga ecer sangat terjangkau hanya Rp 1.000 per biji,” imbuhnya.

Dari hasil tersebut, dia mampu meraup omzet per bulan Rp 20 juta, dengan Rp 1 juta hingga Rp 2 juta di setiap hari. Selain kue cucur, dia juga memproduksi roti gimbal yang berbahan baku gula, terigu, margarin, telur dan obat pengembang yang menyasar pasar tradisional.

“Target sementara masih pasar-pasar tradisional, yang sirkulasinya bagi saya sangat cepat. Jadi untuk perputarannya dibanding toko modern, menurut saya masih cepat di pasar tradisional karena harganya sangat terjangkau,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Muh Sawali menjelaskan bahwa UMKM masyarakat di desanya mayoritas merupakan pengrajin atau pengusaha pembuat jajanan pasar, seperti kue cucur dan roti gimbal. Pemerintah Desa (Pemdes) Sidomulyo telah berupaya memberdayakan masyarakat untuk menggiatkan ekonomi dan menggali potensi lokal yang ada.

“Untuk pengembangan, beberapa kali kita adakan pelatihan-pelatihan. Mereka mengadakan kegiatan di wilayahnya kemudian hasil produksi kita bawa, kita buatkan gerai yaitu di Pasar Desa Sidomulyo. Sehingga mereka bisa menjual barang hasil produksi mereka di Pasar Sidomulyo,” tandasnya. //Mul

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close