POPULER

Berdiri Tanpa Ijin, Lembaga Pendidikan Milik Khilafatul Musilimin 'Dibubarkan'

Berdiri Tanpa Ijin, Lembaga Pendidikan Milik Khilafatul Musilimin 'Dibubarkan'

WARTAJOGLO, Wonogiri - Buntut penangkapan pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja pada 7 Juni 2022 lalu, upaya penertiban terhadap kelompok ini langsung dilakukan di sejumlah daerah, termasuk di Wonogiri, Jawa tengah.

Di Wonogiri sendiri kelompok yang ingin mengubah ideologi Pancasila dengan paham khilafah itu ternyata juga cukup eksis.

Bahkan mereka juga mendirikan sebuah lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Usman Bin Affan Ukhuwah Islamiah (PPUI) Khilafatul Muslimin di wilayah Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri.

Warga mendatangi komplek lembaga pendidikan milik Khilafatul Muslimin di Wonogiri

Namun sayangnya lembaga pendidikan yang berdiri sejak 2021 ini belum memiliki ijin. Sehingga hal ini menjadi dasar kuat bagi aparat keamanan untuk melakukan penertiban.

Dalam penertiban yang dilakukan aparat pada Selasa 7 Juni 2021 lalu itu, berhasil diamankan tujuh orang yg terdiri kepala sekolah, pengasuh dan guru, berinisial YH, SG, IZ, SB, MI, RW, dan AR, yang kesemuanya berasal dari luar Kabupaten Wonogiri.

Tak hanya para pengajar yang berasal dari luar Wonogiri, para siswa yang rata-rata masih anak-anak juga berasal dari luar daerah semua.

"Mereka rata-rata berusia antara 6 sampai 8 tahun. Dan jumlahnya sekitar 13 orang," jelas Suyanto, Kepala Desa Wonokerto saat ditemui di lokasi lembaga pendidikan milik Khilafatul Muslimin pada Kamis 16 Juni 2022.

Suyanto menambahkan bahwa kelompok itu melalui seseorang berinisial S sebenarnya sempat mengajukan perijinan kepadanya. Namun permohonan itu ditolak, karena secara administratif ada kesalahan prosedur dalam penmgurusannya.

"Harusnya untuk mendirikan semacam pondok pesantren diperlukan ijin lingkungan dari lokasi pendirian. Dan hal itu tidak bisa mereka penuhi, karena selama ini telah banyak penolakan terhadap paham yang mereka ajarkan," ungkap Suyanto.

Sementara itu Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto, dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Wonogiri pada Kamis siang, menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan Khilafatul Muslimin bemula saat S dan kawan-kawannya, mengadakan pengajian yang diikuti warga sekitar di Masjid Al Muttaqin pada 2014.

Dari pengajian itulah warga kemudian mengetahui ada yang tidak beres dengan ajaran yang dibawa S dan kawan-kawannya.

Sehingga belum sampai acara pengajian itu selesai, warga sudah membubarkan diri karena merasa tidak nyaman.

"Warga memandang bahwa isi pengajian dari S dan kawan-kawannya justru bertentangan dengan ajaran Islam. Sehingga memunculkan keresahan," jelas Kapolres.

Kala itu kegiatan tersebut seizin Kadus, inisial PY, yang juga selaku pelapor. Seiring berjalannya waktu, pengajian S diikuti warga.

Namun warga menganggap isi pengajian yang dibawa S tidak sesuai dengan ajaran islam. Sehingga membuat warga resah dan menentang pengajian tersebut.//Bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close