POPULER

Sembuhkan Stroke dengan Terapi Obong

Sembuhkan Stroke dengan Terapi Obong

WARTAJOGLO, Solo - Sudah lebih dari sebulan Yono hanya bisa terbaring di atas ranjang. Ini terjadi setelah dia terpeleset di kamar mandi, hingga kemudian membuatnya susah berjalan. 

Bahkan, jangankan berjalan, menggerakkan tangan dan kakinya saja pria asal Nusukan, Solo, Jawa Tengah itu kesulitan. Dan kini dia lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur.

Yono sendiri sebenarnya sudah memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi. Sehingga kuat dugaan musibah yang dialaminya juga karena factor peningkatan tekanan darah yang secara tiba-tiba. 

Tingginya tekanan darah itu diduga menyebabkan masalah pada aliran darah ke otak, yang kemudian menyebabkan gejala stroke.

Proses terapi obong dengan memberikan kobaran api di atas tubuh pasien

Akibatnya dia jatuh karena tidak bisa mengontrol keseimbangan tubuhnya.

Berbagai upaya penyembuhan pun sudah dijalankan pria 45 tahunan ini. Mulai dari yang medis hingga alternatif. 

Hanya saja sejauh ini belum ada perkembangan yang signifikan. 

Namun hal itu tidak menyurutkan semangat dari bapak dua orang anak ini untuk terus berusaha. Sampai akhirnya dia mendengar ada metode terapi unik yang kabarnya efektif untuk penyembuhan stroke. Yaitu terapi obong.

Terapi obong sendiri terbilang jenis terapi baru yang beberapa waktu belakangan ini sedang menjadi buah bibir di Kota Solo. 

Di mana dalam terapi ini, tubuh pasien akan dibakar untuk membersihkan penyakit yang ada dalam tubuhnya. 

Dan untuk itu dibutuhkan sebuah teknik khusus, agar kobaran api yang membakar tubuh tersebut tidak sampai membahayakan si pasien.

Adalah Imron Al Fathoni, terapis yang menerapkan terapi obong ini untuk penyembuhan pasien-pasiennya. 

Yang mana menurutnya, prinsip dari terapi ini sebenarnya adalah upaya pemberian panas pada tubuh, untuk membuka simpul-simpul syaraf dan pembuluh darah yang tersumbat. 

Karena itulah, jenis terapi ini cocok untuk jenis penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah, seperti stroke, darah tinggi dan yang lainnya.

“Panas yang muncul akan merangsang pembuluh darah untuk melebar, sehingga aliran darah menjadi lancar. Lalu daya hisap yang kuat dari api itu juga akan membantu sirkulasi darah serta detoksifikasi. Sehingga segala penyakit akan tersedot keluar melalui keringat. Jadi prinsipnya hampir sama dengan bekam. Hanya saja kalau bekam cuma menyedot di titik-titik tertentu. Sedangkan terapi ini akan menyedot di hampir sekujur tubuh. Sehingga efektifitasnya lebih tinggi,” jelas pria yang akrab dipanggil Gus Im itu seperti dikutip dari Majalah LIBERTY edisi April 2017.

Karena itulah, beberapa pasien stroke yang datang sejauh ini menunjukkan hasil yang positif. 

Yang mana dengan menjalani beberapa kali terapi, banyak di antara mereka yang sudah bisa mulai berjalan serta menggerakkan bagian tubuhnya.

Dan hal itu juga yang dirasakan oleh Yono, yang telah tiga kali menjalani terapi. 

Dari terapi yang dijalaninya seminggu sekali itu, dia sudah merasakan perkembangan yang positif. Yono yang semula susah berjalan, kini sudah bisa berjalan meski masih tertatih-tatih. 

Sedangkan untuk tangannya, keduanya sudah nyaris kembali normal, meski tidak secekatan saat sebelum stroke. 

“Kalau baru diterapi badan rasanya enteng dan segar. Sehingga enak digerak-gerakkan. Dan kebetulan saya kemarin memang belum terlalu parah. Sehingga proses pemulihan menjadi lebih cepat. Mungkin kalau mereka yang sudah lumpuh total, harus menjalani terapi hingga berkali-kali agar bisa merasakan hasilnya,” ungkap Yono.

Yono sendiri awalnya mengaku takut saat akan menjalani terapi ini. Sebab ada kekhawatiran terjadi kesalahan yang beresiko menyebabkan musibah. 

Dan kalau sampai itu terjadi, tentu kondisi yang terjadi bisa lebih parah. 

Namun setelah menjalani terapi yang pertama dan berhasil, dia akhirnya bisa mengikis rasa takut itu. bahkan dia merasa ketagihan. Karena ada perasaan nyaman yang luar biasa, saat proses terapi usai dilakukan.

Proses terapi yang dilakukan sebenarnya terbilang sederhana. Si pasien disuruh berbaring telanjang dada. 

Lalu di permukaan kulitnya diolesi minyak khusus, yang kemudian ditutup dengan handuk tebal. 

Cairan spiritus lantas disemprotkan ke atas permukaan handuk, dan kemudian dibakar. 

Kobaran api pun segera terlihat menjilat-njilat membakar permukaan handuk, yang beberapa menit kemudian akan padam dengan sendirinya seiring habisnya kandungan spiritus di handuk tersebut. 

Dan tak hanya bagian tubuh seperti dada dan punggung, proses pembakaran juga dilakukan di bagian kepala.

Menurut Gus Im hal ini sangat membantu proses penyembuhan penyakit stroke, yang terjadi karena adanya gangguan pada pembuluh darah di otak. 

Tak hanya untuk stroke, terapi obong yang dilakukan di kepala juga kerap dilakukan oleh mereka yang membutuhkan relaksasi, karena penatnya tekanan aktifitas sehari-hari. 

Pasien dengan keluhan seperti ini disebutkan banyak berdatangan ke tempat Gus Im, yang berada di kawasan Jongke, Kota Solo itu.

“Selain bersifat detoksifikasi, terapi ini juga bisa merangsang adrenalin. Sehingga sirkulasi darah akan menjadi lancar, karena kerja jantung dipacu lebih cepat. Dengan begitu, usai diterapi, tubuh akan terasa segar. Termasuk yang sebelumnya setress karena pekerjaan, atau vertigo, bisa terasa ringan bila 'dibakar' kepalanya. Karena suplai darah dan oksigen ke otak menjadi lancar,” pungkas Gus Im. //Rad

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close