POPULER

Berjuang Membesarkan Pasar Ikan Balekambang, Pengelola Kini Dipermasalahkan, Ada Apa..?

Berjuang Membesarkan Pasar Ikan Balekambang, Pengelola Kini Dipermasalahkan, Ada Apa..?

WARTAJOGLO, Solo - Sempat sepi di awal-awal pembukaannya pada 2012 lalu, kini pasar ikan Balekambang di Kota Solo telah berubah menjadi pasar yang sangat ramai dengan transaksi hingga ratusan juta rupiah per hari.

Namun di tengah perkembangan pasar yang semakin besar, permasalahan justru muncul, hingga mengusik ketenangan para pedagang yang ada di sana.

Ini setelah ada sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempermasalahkan berbagai hal yang terkait dengan keberadaan pasar tersebut.

Seperti santer diberitakan di berbagai media beberapa waktu belakangan, bahwa sebuah LSM mengusik soal perijinan hingga pengelolaan pasar ikan Balekambang.

Bahkan permasalahan ini sampai dibawa ke meja rapat DPRD Kota Surakarta. Hingga sempat memunculkan rekomendasi agar dilakukan penutupan terhadap pasar ikan Balekambang, jika memang banyak melakukan pelanggaran.

Hal ini tentu saja mengusik pihak pengelola pasar, yang merasa tidak seperti yang dituduhkan oleh LSM tersebut.

"Terkait perijinan, pajak, pengelolaaan, semua sudah kita penuhi dengan baik. Dan sejauh ini tidak ada masalah. Makanya kami heran, kok tiba-tiba ada LSM yang mempermasalahkannya. Bahkan sampai dibawa ke dewan," ujar Liesmianingsih, selaku pengelola pasar ikan Balekambang, dalam sebuah pertemuan dengan media pada Selasa 7 Februari 2023.

Mbak Lies sapaan akrab Liesmianingsih mengaku bahwa pada awalnya pihaknya memang tidak terlalu menggubris aksi dari LSM ini. Sebab dirinya merasa semua yang ada di pasar baik-baik saja.

Namun seiring berjalannya waktu, serangan yang datang ke pihaknya dirasa semakin kencang. Terlebih setelah pihak LSM tersebut melakukan audiensi ke DPRD Kota Surakarta, hingga menelurkan rekomendasi penutupan pasar.

"Untuk membesarkan pasar ini, perjuangan kami sangat luar biasa. Hampir sepuluh tahun sejak kami memenangkan lelang pengelolaan pasar ikan, tempat ini tidak berkembang. Dan saat dua tahun terakhir mulai berkembang, kok tiba-tiba justru dipermasalahkan," lanjut Mbak Lies.

Pengelolaan pasar ikan Balekambang sendiri didapatkan Mbak Lies dari sebuah proses lelang di masa Presiden Joko Widodo masih menjabat Wali Kota Surakarta pada 2012 lalu.

Hal itu seiring keinginan Jokowi agar Solo memiliki pasar ikan yang besar dan bersih, agar bisa memenuhi kebutuhan ikan warga dengan baik.

Namun pasar ini nyaris tidak bisa berkembang. Sebab dengan hanya ada satu pedagang yang berjualan, tentunya hal ini tidak menarik minat masyarakat untuk datang. 

Terlebih sudah ada 'pasar ikan' lain yang ada di sekitar Pasar Nusukan. Yang dikenal sebagai tempat perkulakan ikan segar di wilayah Solo Raya.

Karena itulah, seiring berjalannya waktu, akhirnya Pasar Ikan Balekambang nyaris tak beroperasi. Terlebih setelah Jokowi pindah ke ibukota karena terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta dan akhirnya menjadi Presiden RI. 

Sampai akhirnya pasar ini sedikit demi sedikit mulai bangkit, setelah beberapa pedagang dari Pasar Nusukan mengajukan diri untuk berjualan di sana.

Suasana Pasar Ikan Balekambang Solo
Suasana Pasar Ikan Balekambang Solo

"Saat para pedagang Nusukan itu mengajukan diri ke saya, tentu saya tidak serta merta langsung menerima. Sebab saya tidak ingin nanti disebut sengaja menarik mereka ke sini. Makanya kemudian saya suruh bikin surat pernyataan," papar Mbak Lies.

Permohonan itu lantas disampaikan ke Wali Kota FX Hadi Rudyatmo dan langsung disambut dengan baik. Karena sebetulnya wali kota juga berencana merelokasi pedagang Nusukan, tapi masih bingung bagaimana formulanya. 

Akhirnya pasar ini pun dibuka kembali tanggal 3 Februari 2021, dan langsung mendapat animo besar dari warga Kota Solo.

Beroperasi dari pukul 19.00 hingga dini hari, pasar ikan Balekambang benar-benar bertransformasi menjadi pusat perkulakan ikan dengan transaksi yang luar biasa.

Tiap hari berton-ton ikan dan berbagai hasil laut yang lain didatangkan dari berbagai daerah ke pasar ini.

"Dalam satu hari, transaksi di sini bisa mencapai 15 hingga 20 ton. Dan untuk bisa mencapai hal itu tentu butuh perjuangan. Kini Kota Solo yang tidak punya laut dan tambak, justru menjadi jujugan para pedagang ikan dari berbagai daerah di wilayah Solo raya, untuk mendapatkan barang dagangan. Bahkan para pedagang dari Yogya pun banyak yang datang ke sini untuk kulakan ikan," ungkap wanita yang aktif di KADIN Kota Solo ini.

Karena itulah, dengan adanya permasalahan yang muncul beberapa waktu terakhir ini, Mbak Lies mengaku bingung. Terlebih sang pimpinan LSM tersebut juga pernah ikut membranding pasar ikan Balekambang, hingga jadi besar seperti sekarang ini.

"Jujur saya berterima kasih sekali kepada Mas Kusumo selaku pimpinan dari LAPAAN RI yang saat ini sedang mempermasalahkan pasar ikan Balekambang. Sebab beliau berjasa besar dalam membranding pasar ini, hingga akhirnya berkembang seperti sekarang. Makanya kami juga bingung, kenapa kok tiba-tiba sekarang justru menyerang kami. Dan bahkan saat audiensi di DPRD, kami juga tidak diundang. Sehingga tidak bisa memberikan klarifikasi apapun atas tuduhan yang dilontarkan," ungkapnya.

Mbak Lies pun berharap agar permasalahan ini tidak perlu diperpanjang. Sebab melalui kuasa hukumnya Dr. Turaji, SH, apa yang dituduhkan oleh LSM tersebut tidak terbukti. 

"Dari semua yang dituduhkan kepada kami, termasuk pasal-pasal yang digunakan, semua tidak terbukti. Karena itu kami kami pastikan bahwa semua tuduhan tersebut cacat hukum," tandas sang pengacara yang mendampingi Mbak Lies. // Bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close