POPULER

Lomba Menangkap Gurita Warnai Sabang Marine Festival 2023

Lomba Menangkap Gurita Warnai Sabang Marine Festival 2023

WARTAJOGLO, Sabang - Dalam rangkaian Sabang Marine Festival (SMF) 2023, pemerintah Kota Sabang menyuguhi wisatawan dengan perlombaan pawang gurita dan merajut jaring atau cop pukat.

Lomba ini diadakan guna mengedukasi masyarakat sekaligus mempromosikan potensi bahari Sabang.

Gurita sendiri menjadi salah satu ikon kuliner khas Pulau Weh, yakni sate gurita.

“Di Indonesia sendiri gurita merupakan salah satu produksi perikanan yang menjadi komoditi ekspor dengan nilai tinggi," kata Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi pada Sabtu 18 Maret 2023.

Menurut Reza, gurita merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi di Kota Sabang, dan yang juga merupakan sumber penghasilan masyarakat Sabang.

Ilustrasi lomba menangkap gurita

Berdasarkan data dari International Trade Centre (ITC) Trade Map menunjukkan volume ekspor gurita sepanjang 2020 mencapai 17.752 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 68,5 juta atau setara dengan Rp 979,4 miliar.

Adapun negara tujuan ekspor gurita terbesar pada 2020 adalah China sebanyak 3.464 ton, Italia 3.343 ton, dan Amerika Serikat 2.837 ton.

Kendati demikian, lanjut Reza, proses menangkap gurita sebaiknya memang diperhatikan agar tidak membahayakan bagi biota laut lain seperti terumbu karang.

Atas dasar itu, pemerintah kota menggelar perlombaan itu sebagai sarana edukasi dalam memanfaatkan potensi bahari, dengan tetap menjaga kelestarian biota laut di pulau paling barat Indonesia itu, tak terkecuali saat menangkap gurita.

"Perlombaan menangkap gurita ini salah satu upaya untuk mensosialisasikan teknik menangkap gurita dengan tangan kosong tanpa menggunakan tombak untuk tetap menjaga kelestarian dan keindahan biota laut yang dilindungi," ujarnya.

Dalam lomba menangkap gurita, peserta yang berasal dari lokal maupun luar Aceh diadu untuk menangkap gurita yang telah disediakan dalam kolam akuarium. Peserta diminta untuk menangkap gurita secara cepat dalam dua menit.

Sementara untuk lomba cop pukat diikuti sebanyak tujuh peserta yang berlangsung digelar di Tugu Merah Putih, Kota Sabang.

Cop pukat merupakan salah satu aktivitas masyarakat nelayan dan digunakan sebagai alat mencari ikan di laut. Bagi masyarakat Sabang, cop pukat sudah menjadi kebiasaan saat tidak melaut.

Dalam perlombaan, panitia memberikan benang dan jarum sebagai media untuk menjahit. Peserta yang notabene bapak-bapak itu kemudian mulai membuat pola dari benang tersebut.

Setelah itu, pola yang telah dibuat tadi langsung dirangkai dengan gerakan cepat. Tampak tangan-tangan peserta ini sangat telaten meliuk-liuk jarum di antara ruang-ruang benang. //Lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close