POPULER

Ternyata Kurang Tidur Bisa Picu Diabetes, Begini Penjelasannya

Ternyata Kurang Tidur Bisa Picu Diabetes, Begini Penjelasannya

WARTAJOGLO, Jakarta - Kurang tidur diyakini bisa memicu terjadinya kelebihan berat badan hingga 55 persen, dan diabetes hingga 37 persen.

Hal ini disampaikan oleh Health and Nutrition Science Nutrifood, Rendy Dijaya Muliadi dalam sesi Nutriclass, seperti dikutip dari Antara.

"Kurang tidur berkaitan dengan masalah berat badan berlebihan, diabetes dan jantung. Tidur kurang dari lima jam meningkatkan risiko overweight hingga 55 persen, diabetes hingga 37 persen," kata Rendy.

Waktu tidur antara anak-anak dengan orang dewasa memiliki durasi yang berbeda

Dalam kaitannya dengan berat bedan berlebihan, saat seseorang kurang tidur, dia cenderung makan lebih banyak di waktu bangun, belum lagi masalah keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan terganggu, konsumsi lebih banyak kalori dan lemas keesokan harinya sehingga lebih malas berolahraga.

Sementara terkait diabetes, orang yang kurang tidur terganggu sistem metabolisme glukosanya dan mengalami penurunan kemampuan toleransi glukosa dan sensitivitas insulin.

Waktu tidur yang cukup dan berkualitas salah satu hal penting untuk sistem imun Anda, di samping pola makan sehat dan berolahraga teratur.

Dari sisi durasi, ada perbedaan kebutuhan waktu tidur sesuai usia dan seiring bertambahnya usia kebutuhan tidur pun terus menurun, mengapa bisa begitu?

Menurut Kementerian Kesehatan, anak usia 0-1 bulan umumnya membutuhkan waktu tidur 14-18 jam per hari untuk perkembangan otak yang baik dan normal. Mereka yang berusia 1-18 bulan kebutuhan tidurnya menjadi 12-14 jam setiap hari termasuk tidur siang.

Pada usia anak menjelang masuk sekolah, umumnya 3-6 tahun kebutuhan waktu tidurnya sekitar 11-13 jam. Studi menunjukkan, anak usia di bawah 6 tahun yang kurang tidur cenderung mengalami obesitas di kemudian hari.

Saat anak berusia 6-12 tahun, dia membutuhkan waktu tidur 10 jam. Kurang tidur bisa menyebabkannya menjadi hiperaktif, tidak konsentrasi belajar dan memiliki masalah pada perilaku di sekolah. Kemudian, ketika menjelang remaja (12-18 tahun), seseorang membutuhkan waktu tidur 8-9 jam untuk mengurangi risiko terkena depresi, tidak fokus dan mendapatkan nilai akademis buruk.

"Anak-anak sampai remaja berusia 17 tahun durasi tidurnya lebih panjang karena bisa dibilang aktivitas fisiknya mesti lebih tinggi untuk anak-anak, jadi tidurnya juga lebih lama karena mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka," ujar Rendy.

Rendy mengatakan, saat seseorang sudah memasuki usia 18 tahun ke atas, durasinya minimal 7 jam bukan berarti durasinya semakin pendek menjadi lima jam.

Menurut Kementerian Kesehatan, orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari. Sementara orang lanjut usia yakni 60 tahun ke atas kebutuhannya 7 jam per hari. //Lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close