Pemanfaatan sungai oleh manusia kerap memicu terjadinya kerusakan hingga kemudian mendorong dicanangkannya Hari Sungai Sedunia |
WARTAJOGLO - Hari Sungai Sedunia diperingati setiap tahun pada minggu keempat bulan September, untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya menjaga kelestarian sungai sebagai sumber kehidupan.
Sungai memiliki peran vital dalam ekosistem, menyediakan air bersih, mendukung keanekaragaman hayati, serta menjadi pusat kehidupan manusia dan berbagai makhluk hidup lainnya.
Hari Sungai Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2005 sebagai bagian dari Dekade Air untuk Kehidupan (2005-2015), yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Inisiatif ini lahir dari keprihatinan akan kondisi sungai-sungai yang semakin terancam oleh polusi, penggundulan hutan, perubahan iklim, dan eksploitasi berlebihan.
Seorang aktivis lingkungan asal Kanada, Mark Angelo, merupakan salah satu tokoh kunci yang memprakarsai peringatan ini.
Melalui inisiatifnya, berbagai kegiatan di seluruh dunia diadakan untuk merayakan sungai sekaligus menyoroti ancaman yang dihadapinya.
Pada tahun pertama, Hari Sungai Sedunia telah dirayakan di lebih dari 60 negara. Sejak saat itu, jumlah peserta dan kegiatan terus bertambah setiap tahun.
Peringatan ini menjadi momentum bagi masyarakat di seluruh dunia untuk terlibat dalam berbagai aktivitas lingkungan, seperti bersih-bersih sungai, restorasi ekosistem air, seminar, serta kegiatan edukatif lainnya.
Selain itu, peringatan Hari Sungai Sedunia juga menjadi ajang untuk memperkuat kesadaran global mengenai pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Sungai berperan sebagai sumber utama air tawar bagi manusia, digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum, irigasi pertanian, hingga industri.
Selain itu, sungai juga menjadi jalur transportasi, habitat bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan, serta memiliki nilai budaya dan spiritual bagi banyak komunitas lokal.
Namun, sungai-sungai di seluruh dunia menghadapi ancaman serius dari pencemaran limbah industri, urbanisasi, penggunaan pestisida, dan dampak dari perubahan iklim.
Banyak sungai yang kehilangan kualitas airnya, mengakibatkan hilangnya biodiversitas serta menurunnya kesehatan masyarakat yang bergantung pada sungai tersebut.
Hari Sungai Sedunia, Upaya Meningkatkan Kesadaran untuk Menjaga Kelestarian Sungai https://t.co/0Mif6JkN7b
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) September 24, 2024
Setiap tahunnya, Hari Sungai Sedunia mengangkat tema berbeda, yang berfokus pada upaya pelestarian sungai serta penyelesaian tantangan yang dihadapi.
Pada peringatan tahun ini, tema yang diangkat adalah “Sungai untuk Masa Depan”, yang menekankan pentingnya menjaga sungai untuk generasi mendatang.
Melalui peringatan ini, masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya aksi nyata dalam merawat sungai dan lingkungan sekitarnya.
Di Indonesia, yang memiliki ribuan sungai yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, peringatan Hari Sungai Sedunia menjadi momen penting untuk mendorong masyarakat lebih peduli terhadap kondisi sungai.
Beberapa sungai besar seperti Sungai Citarum, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Mahakam telah menjadi fokus dari berbagai inisiatif pelestarian karena kondisinya yang memprihatinkan akibat pencemaran.
Kegiatan yang biasanya diadakan pada Hari Sungai Sedunia di Indonesia mencakup aksi bersih-bersih sungai, penanaman pohon di daerah aliran sungai (DAS), serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.
Pemerintah, organisasi non-pemerintah (LSM), dan komunitas masyarakat bersatu untuk menjaga keberlanjutan sungai-sungai di Indonesia agar tetap dapat mendukung kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Hari Sungai Sedunia bukan hanya menjadi hari peringatan simbolis, tetapi juga menjadi ajakan bagi seluruh masyarakat global untuk bertindak dalam menjaga dan melestarikan sungai.
Dengan peringatan ini, diharapkan kita semakin menyadari pentingnya sungai bagi kehidupan dan berkomitmen untuk melindungi ekosistem air demi masa depan yang lebih baik. //Bbs