TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Keyakinan dan Dukungan Moral, Antar Guru SMP di Solo Raih Medali dalam PON XXI Aceh-Sumut

Ardan Syaifudin menunjukkan medali yang berhasil diraihnya di PON XXI

WARTAJOGLO, Solo - Ardan Syaifudin, seorang guru olahraga di SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo, berhasil mengukir prestasi menakjubkan.

Ardan sukses menyabet medali perunggu dalam cabang olahraga pencak silat kategori seni beregu putra di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara, pada tanggal 9-15 September 2024. 

Dalam ajang tersebut, Ardan berkolaborasi dengan dua rekannya, Muhammad Abdul Rozzak dan Wahyu Nian Firmansyah, mewakili kontingen Jawa Tengah.

Ardan mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas prestasi yang berhasil ia raih. 

Menurutnya, pertandingan di PON kali ini sangat menantang karena berhadapan dengan atlet-atlet yang memiliki pengalaman di Pelatnas dan ASEAN Games. 

Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah menjaga mental selama pertandingan, yang menurutnya menjadi kunci dalam meraih juara. 

"Mental pasti dan down juga pasti. Maka saya perlu mengatur mental sebelum bertanding. Saya percaya dan yakin dalam hati pasti juara," ujar Ardan. 

Ia juga menyampaikan bahwa dukungan dari orang tua, rekan-rekan guru di SMP Muhammadiyah PK, serta teman-temannya sangat berperan dalam membangkitkan semangatnya.

Pertandingan pencak silat kategori seni beregu putra berlangsung di GOR Veteran Disporasu, Kota Medan, di mana tim Jawa Tengah menampilkan gerakan seni pencak silat yang dibakukan oleh IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). 

Penilaian juri didasarkan pada kebenaran gerak, keluwesan, power, serta ketepatan waktu, yang harus selesai dalam durasi tiga menit. 

Dalam babak penyisihan, tim pencak silat Jawa Tengah berhasil mengalahkan tim Bangka Belitung dengan selisih 20 poin, yang membawa mereka melaju ke babak semifinal. 

Namun, impian untuk mencapai final harus terhenti setelah mereka kalah dari tim Bali di semifinal.

Meski demikian, Ardan tetap merasa bangga dan bersyukur atas pencapaian timnya di PON kali ini. 

Baginya, PON adalah impian yang selalu ia kejar dalam setiap edisi. Persiapan menuju ajang ini cukup panjang, dimulai dari pertandingan di Pra PORPROV, PORPROV, Pra PON, hingga PON. 

“Jam terbang sangat memengaruhi semua pertandingan. Lelah bertanding dan waktu banyak dikorbankan, termasuk kesempatan mengajar di sekolah. Namun, pengorbanan tersebut terbayar saat meraih juara,” tambahnya.

Di akhir wawancara, Ardan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, mulai dari teman-teman, keluarga, hingga kolega. 

Sebelum setiap pertandingan, ia selalu meminta doa restu dari orang tuanya, yang selalu mengingatkannya bahwa dengan doa dan usaha, semua tantangan bisa dilalui. 

Prestasi yang diraih oleh Ardan Syaifudin tidak hanya membanggakan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Solo dan masyarakat Jawa Tengah. //Hum

Type above and press Enter to search.