![]() |
Ketua PHRI Solo saat memimpin pembukaan acara lomba dalam rangka HUT olahraga tersebut. |
WARTAJOGLO, Solo - Kebijakan efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025, sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025, membawa dampak signifikan bagi industri perhotelan dan restoran di seluruh Indonesia, termasuk Kota Solo.
Salah satu imbas terbesar dari kebijakan ini adalah pengurangan perjalanan dinas serta penyelenggaraan acara di hotel-hotel, yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama sektor perhotelan.
Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta, Dr. Joko Sutrisno, menyatakan bahwa hotel bintang 4 ke atas menjadi pihak yang paling terdampak.
Sebab, untuk skala kementerian, hotel yang digunakan haruslah yang bintang 4 ke atas.
Joko menjelaskan bahwa untuk daerah, dampaknya tidak terlalu besar karena masih diperbolehkan menggunakan hotel bintang 3.
Namun, dampak kebijakan ini tetap terasa melalui meningkatnya jumlah pembatalan reservasi yang sebelumnya telah dijadwalkan.
"Dengan banyaknya pembatalan yang dilakukan, otomatis hotel-hotel ini juga harus melakukan penyesuaian. Salah satunya dengan pengurangan tenaga daily workers," ujarnya dalam konferensi pers perayaan HUT PHRI Solo ke-56 di Akparta Mandala Bhakti pada Rabu, 12 Februari 2025.
Sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE), yang menjadi andalan hotel bintang 4 ke atas, juga diprediksi akan mengalami penurunan tajam akibat kebijakan ini.
Berkurangnya kegiatan MICE tentu berdampak langsung pada pendapatan hotel dan restoran yang selama ini menjadi mitra dalam berbagai acara berskala nasional maupun internasional.
Menyikapi kondisi ini, PHRI Solo berupaya menjalin sinergi dengan Pemerintah Kota Surakarta guna mencari solusi, salah satunya dengan memperbanyak event di Solo.
"Kami selalu menjalin kontak dengan Wali Kota Surakarta terpilih, Mas Respati Ardi, untuk menjajaki kemungkinan digelarnya event-event berskala besar di Solo," ungkap Joko.
Selain itu, PHRI juga terus mendorong inovasi di kalangan anggotanya agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Salah satu fokus utama adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yang menjadi pertimbangan pada penyelenggaraan berbagai lomba dalam rangkaian perayaan HUT PHRI Solo ke-56.
Dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-56, PHRI Solo mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan daya saing para pelaku industri perhotelan dan restoran.
Salah satu lomba unik yang diadakan adalah kompetisi memasak bakmi Jawa, yang melibatkan karyawan hotel dari luar divisi Food & Beverages (F&B).
"Lomba ini tentu akan meningkatkan personal branding dari para peserta. Sebab mereka akan mendapatkan sertifikat yang bisa meningkatkan peluangnya untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi," jelas Joko.
Ada 3 kegiatan utama yang digelar dalam perayaan HUT PHRI ke-56, di antaranya Lomba Uji Kompetensi diadakan di Akparta Mandala Bhakti pada Rabu, 12 Februari 2025.
Kegiatan berikutnya Chef Collaboration yang diadakan di Lorin Hotel Solo pada Jum'at, 14 Februari 2025.
Dan puncak acara berupa Malam Tasyakuran diadakan di Adhiwangsa Hotel pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, PHRI Solo berharap industri perhotelan dan restoran tetap dapat bertahan dan berkembang meskipun dihadapkan pada kebijakan efisiensi belanja pemerintah. //Bang