POPULER

Mensyukuri Kemerdekaan dengan Kirab Bancakan

Mensyukuri Kemerdekaan dengan Kirab Bancakan

WARTAJOGLO, Solo - Kamis malam tanggal 15 Agustus 2019 selepas Isya, warga Kelurahan Baluwarti, Kota Surakarta, Jawa Tengah sudah berkumpul di jalanan kampung ini. Beragam sesaji tampak telah disiapkan dan dibawa oleh tiap-tiap orang yang hadir. Yang sesaat kemudian langsung diarak berkeliling oleh warga yang tinggal di dalam komplek benteng Keraton Surakarta Hadiningrat ini. 

Kepulan asap kemenyan terlihat terus keluar dari sebuah tungku kecil yang dibawa salah seorang warga yang berada di baris terdepan. Asap kemenyan yang menebarkan bau harum ini diyakini sebagai pembuka pintu gaib untuk melancarkan perjalanan para warga, yang menggelar ritual sedekah bumi kamardikan.  
 
Dengan ritual sedekah bumi, warga Baluwarti yakin bahwa nilai-nilai kemerdekaan akan senantiasa terjaga.
Ya, dalam rangka menjaga energi kemerdekaan, para warga yang rata-rata adalah para abdi dalem Keraton ini menjalankan sebuah ritual khusus. Dengan ritual ini diharapkan bisa senantiasa menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.
 


"Serangkaian sesaji ini adalah bagian dari rasa syukur kita kepada Tuhan. Yang telah melimpahkan berbagai berkah termasuk kemerdekaan. Karena itulah sebagai generasi penerus, kita bertanggung jawab untuk senantiasa menjaga nilai-nilai kemerdekaan itu di tengah kemajemukan yang ada," ungkap Djoko Judiantoro, salah satu penggagas acara ini.

Ritual Sakral
Dibuka dengan sambutan dari ketua panitia dan dilanjut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, beragam sesaji lantas diletakkan di tengah pendopo Kampung Langensari. Puncak ritualpun diawali dengan lantunan kidung keramat dari budayawan Lawu Arta sembari memainkan sepasang wayang krucil. 

Mbah Lawu (baju putih) melantunkan kidung keramat untuk membuka alam gaib

Suasanapun berubah hening. Seluruh warga yang hadir tampak memperhatikan dengan seksama bait-bait kidung berbahasa Jawa yang dilantunkan Mbah Lawu – sapaan akrab Lawu Arta. Terlebih iringan suara seruling dan gambang yang ditabuh, seolah menciptakan suasana mistis di tengah perkampungan yang berada di dalam komplek Keraton Surakarta Hadiningrat itu.

Sejurus kemudian seorang gadis cantik masuk ke tengah-tengah pendopo. Setelah mengambil sikap menyembah, sang gadis yang menghadap ke arah Mbah Lawu lantas mengurai rambutnya yang sebelumnya terikat. Dan alunan suara gambang serta seruling membawanya  larut dalam gerakan-gerakan gemulai tarian sakral sedekah bumi. 
Tarian sakral dalam ritual sedekah bumi

Tak hanya seorang diri. Beberapa saat kemudian seorang pria muda berpakaian serba hitam, ikut bergabung dalam irama dan liukan tubuh sang gadis penari. Harmonisasi dari gerakan sepasang penari ini seakan membius seluruh warga, untuk tidak sekejap pun melepaskan pandangan dari keduanya.

Taburan bunga melati beberapa kali tampak dilakukan oleh si penari pria ke arah tubuh penari wanita. Bau harum melati inipun berbaur dengan aroma khas asap kemenyan, yang dari awal acara tak berhenti mengepul. 

Hampir setengah jam kedua penari memeragakan gerakan-gerakan sakral pembuka alam gaib. Di akhir gerakan, keduanya tampak mengambil posisi saling berhadapan dengan Mbah Lawu. Sembari mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada, seperti orang yang sedang menyembah.

Warga mengarak sesaji berkeliling tembok keraton

Usai pertunjukkan tari, beragam sesaji yang sebelumnya dikumpulkan di tengah pendopo lantas mulai diarak. Ratusan warga dnegan pakaian tradisional, berjajar rapi mengusung sesaji berkeliling tembok keraton. Diiringi alunan suara gamelan, arak-arakan sesaji ini disambut antusias oleh para warga yang kebetulan tempat tinggalnya dilewati. Terlebih saat para pengusung sesaji ini membagi-bagikan makanan ke para warga yang menyaksikan di pinggir jalan. 

Perjalanan yang cukup melelahkan saat mengelilingi tembok keraton, akhirnya terbayar lunas saat iring-iringan warga ini kembali ke pendopo Kampung Langensari. Mereka bersama-sama menyantap makanan yang sebelumnya telah didoai dan diarak berkeliling keraton. Yang menurut keuakinan mereka mengandung energy tertentu, yang bisa memberikan berkah tersendii di jelang peringatan hari kemerdekaan. //Her

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close