POPULER

Tak Hanya Dapat Hadiah, Peserta Golden Memories Asia Digaji Tinggi Tiap Hari

Tak Hanya Dapat Hadiah, Peserta Golden Memories Asia Digaji Tinggi Tiap Hari


Golden Memories Asia menjadi ajang bagi para artis dari negara-negara Asia Tenggara, untuk unjuk kemampuan menyanyikan tembang-tembang lawas.



WARTAJOGLO - HARMONISASI yang apik antara lirik dan musik di tembang-tembang lawas era 1970 hingga 2000an, membuatnya tetap enak didengar. Karenanya tak salah bila sampai sekarang penggemarnya juga masih banyak. Bahkan tak hanya mereka yang termasuk generasi tua, sebagian generasi milenial pun banyak yang menyukainya.

Fenomena inilah yang kemudian ditangkap dengan cerdas oleh Indosiar, untuk menggelar acara bertajuk Golden Memories. Dan setelah beberapa waktu lalu sukses menggelar Golden Memories Indonesia, kini Indosiar mencoba melebarkan jangkauannya hingga ke Asia Tenggara, dengan menggandeng artis-artis dari beberapa negeri tetangga untuk ikut bergabung.

Golden Memories Asia, demikian nama acara yang akan mulai ditayangkan secara langsung di Indosiar pada Senin 2 September 2019 mendatang. Acara yang akan menjadi ajang unjuk gigi para artis dari kawasan Asia Tenggara untuk menyanyikan lagu-lagu tembang kenangan, yang pernah menjadi hits di masanya. 
Para perwakilan dari Indonesia saat tampil di acara preskon

"Kami menangkap ada antusiasme yang luar biasa saat menggelar Golden Memories Indonesia. Karenanya kemudian kami coba kembangkan ke wilayah Asia Tenggara dengan melibatkan artis-artis dari enam negara. Selain Indonesia ada Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, serta Timor Leste. Kenapa demikian? Karena ternyata banyak lagu-lagu kenangan di era 70 hingga 2000an yang juga hits di negara-negara itu. Karenanya kami ingin membangkitkan kembali memori masyarakat dengan menggelar acara ini," ungkap 
Harsiwi Achmad, Direktur Programming SCM dalam acara press conference di Gedung SCTV Tower, kawasan Senayan City, Jakarta pada Kamis, 29 Agustus 2019 siang.

Antusiasme penggemar tembang-tembang kenangan ini memang bukan isapan jempol. Bahkan Harsiwi menyebut bahwa penonton acara yang digelar selama 35 hari itu selalu full. Yang rata-rata pendaftarnya adalah kelompok dari berbagai komunitas.

"Acara ini akan digelar dari tanggal 2 September sampai 17 Oktober. Dan sampai hari yang mendaftar untuk jadi penonton sudah membeludak. Di mana rata-rata per hari akan ada 500 penonton dari berbagai komunitas," sambung Harsiwi.

Seperti halnya di Golden Memories Indonesia, para artis akan berkompetisi menjadi yang terbaik. Mereka akan dituntut untuk menyanyikan lagu-lagu lawas yang pernah hits, baik itu lagu Indonesia maupun lagu barat. Untuk itu hadiah yang cukup besarpun siap menanti para juara di ajang ini.

"Karena ini baru pertama kali, dan akan kita lihat lagi perkembangannya ke depan. Maka untuk ajang ini hadiah pertama akan mendapat uang sebesar  Rp.200 juta, lalu kedua Rp. 100 juta dan yang ketiga Ro. 50 juta. Tapi para artis ini tiap hari kita beri honor sebagaimana mereka diundang untuk tampil di suatu acara," tambah Harsiwi.
Joy Tobing

Para peserta yang berkompetisi memang bukan peserta biasa. Sebab mereka memang terbilang artis profesional dengan segudang prestasi. Salah satu contohnya Joy Tobing dari Indonesia, yang pernah menjuarai sebuah ajang pencarian bakat. Lalu wakil dari Indonesia yang lain ada Vanda Gomes, Selly Gomes serta Lucky. Dari Malaysia ada Eranz Lambert, Azim, Farawahida serta Akma Abdullah. 

Lalu dari Brunei ada Karra Kartini, Shally, Shilla Ali dan Abill Arrifien. Dari Singapura ada Aimqn, Imi Yusnita, Lynn Kecik dan Hanita. Selanjutnya dari Filipina ada Charlie Fry, Barbie Brown, Reymond Sajor, dan RJ Buena. Dan dari Timor Leste ada Cidalia, Abitu Gama, Tony Pereira serta Chico Ramelau. 

Lalu untuk juri dan komentator, akan tampil para artis senior yang sudah tidak asing lagi. Ada Ruth Sahanaya, Hetty Koes Endang, Harvey Malaihollo, Iis Sugianto serta Berliana Hutahuruk. Sehingga akan ada penilaian yang sangat ketat dan profesional terhadap para peserta yang tampil. 

"Kami berharap acara ini nanti bisa semakin berkembang, dengan mengundang peserta dari negara Asia Tenggara yang lain. Bahkan mungkin dari India. Namun yang pasti kami ingin acara ini memberi manfaat positif, terutama mempererat lagi tali silaturahmi di antara teman-teman lama yang terpisah. Dan kemudian bertemu untuk reuni di acara ini," pungkas perempuan yang pernah memperdalam ilmu antropologi di Universitas Gajah Mada itu.//Her

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close