POPULER

Polisikan Mantan Istri karena Palsukan Tanda Tangan

Polisikan Mantan Istri karena Palsukan Tanda Tangan


Keretakan hubungan rumah tangga kerap kali memunculkan masalah, yang berujung ke ranah hukum.




WARTAJOGLO - Sebuah mobil jenis citycar warna putih tampak berhenti di depan rumah Johan pertengahan Agustus 2017 lalu. Tentu saja hal ini membuat warga Kampung  Semanggi, RT 06/RW 10, Kota Solo, Jawa Tengah ini terkejut. Lantaran mobil baru itu dikirim sebuah dealer dengan tujuan alamat rumahnya. Padahal dia tidak merasa membeli mobil.

Karena itulah dia langsung bertanya ke Mira Billah, sang istri yang saat itu sedang duduk di dekatnya. Seakan tidak mau tahu dengan apa yang terjadi, Mira dengan enteng menjawab kalau itu mobil pesanan saudaranya. Kebetulan alamat tempat tinggalnya bersebelahan. 

Mendapat jawaban itu, Johan pun merasa lega. Pasalnya beberapa hari sebelumnya dia sempat bersitegang dengan sang istri, yang berencana mau beli mobil. Johan tidak setuju karena kebetulan kondisi keuangan keluarga sedang tidak baik. Sehingga dia lebih ingin fokus untuk menekan berbagai kebutuhan yang tidak terlalu penting dalam keluarga.

Namun seiring berjalannya waktu, pria 44 tahun ini dibuat kaget. Karena ternyata mobil baru yang dikirim ke rumahnya itu terdaftar atas nama sang istri. Itu artinya bahwa Mira tetap memaksa untuk membelinya meskipun Johan tidak setuju.

Hal ini tentu saja membuat hubungan antara Johan dan Mira menjadi semakin renggang. Terlebih menurut Johan, dengan mobil itu pergaulan Mira semakin tidak terkontrol. Hingga akhirnya disebut-sebut ada orang ketiga yang muncul di tengah suasana tidak harmonis itu. 

Cukup lama Johan mencoba untuk bersabar dan bertahan dengann kondisi yang ada. Semua dilakukan demi dua buah hatinya yang masih kecil-kecil. Namun agaknya kondisi yang terjadi tidak mungkin lagi ditolerir. Sehingga gugatan ceraipun dilayangkan.

Di tengah proses perceraian inilah, Johan mengetahui bahwa dalam berkas pengajuan kredit mobil yang dilakukan Mira, wanita ini ternyata sengaja memalsukan tanda tangan Johan sebagai bukti persetujuan. Hal itu tentu saja membuat Johan naik pitam. Karena merasa ditelikung dari belakang.
Johan menunjukkan surat laporan kepolisian terkait kasus hukum yang diajukannya

Tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan, Johan pun melaporkan Mira ke polisi pada Juni 2019 lalu. Di mana dalam proses penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, diperoleh pengakuan dari Mira, bahwa yang memalsukan tanda tangan itu adalah pria berinisial C, yang masih kerabatnya. 

Kini dengan keputusan cerai yang didapat dari Pengadilan Agama, Johan semakin mantap untuk menempuh jalur hukum terkait kasus ini. Dia begitu geram dengan mantan istrinya itu karena tak hanya dianggap menipu, tapi juga telah melarikan anak bungsunya. Sehingga Johan kesulitan untuk menemuinya.

"Yang bikin saya jengkel, dia sekarang sudah pindah agama dan anak saya otomatis juga diajaknya. Dari kondisi ini yang saya khawatirkan adalah proses pendidikannya. Sebab dengan kabar bahwa dia sekarang ngegrab, tentu saja kondisi anak saya jadi tidak jelas. Lha kalau pas dia narik, anak saya sama siapa?" ungkap Johan saat bertemu di kawasan Baluwarti beberapa waktu lalu.

Johan sendiri bukan tipikal laki-laki kejam yang tega melihat mantan istrinya dipenjara. Karena itu dia berkali-kali mengatakan bahwa dirinya siap bila dilakukan mediasi untuk penyelesaian kasus ini. Hanya saja agaknya pihak Mira enggan menanggapinya. Sehingga pihak kepolisian juga kesulitan untuk mengorek keterangan lebih jauh.

"Yang saya pikirkan tetap saja anak. Untuk yang pertama, saya sudah tenang, karena dia sudah memilih mondok. Tapi yang kedua ini, yang kebetulan masih kecil, tentu akan lebih rawan kondisinya. Karena itu maksud saya, saya ingin mengambilnya dan akan menitipkan ke ibu saya. Supaya pendidikan dan pengasuhannya lebih baik," sambung Johan. 

Di tengah kasusnya yang tidak segera P21 ini, Johan berharap Mira bisa kooperatif. Sebab sejauh ini Mira terkesan mengabaikannya. Termasuk saat Johan berusaha menghubunginya untuk membahas persoalan ini. Bagi Johan hal ini sangat penting, agar kasusnya cepat selesai dan tidak ada lagi ganjalan di antara mereka berdua. Sebab dia tidak ingin perkembangan psikis anaknya terganggu, karena konflik antara dirinya dengan Mira. //Bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close