POPULER

Membidik Peluang Usaha di Tengah Perkembangan Era Digital

Membidik Peluang Usaha di Tengah Perkembangan Era Digital



Seorang pengusaha tidak bisa jadi Superman. Karena itu dia butuh jaringan. Yang bisa membuka peluang usaha baru, terutama yang bersifat online.


WARTAJOGLO - Permasalahan kemiskinan atau tingkat kesejahteraan hidup yang rendah, seolah tak pernah terselesaikan dengan baik di masyarakat. Hal itu terjadi karena adanya kesalahan dalam penanganan terhadap kelompok masyarakat miskin. Di mana selama ini yang diutamakan lebih pada tindakan karitatif, bukan pada pemberdayaan agar mereka bisa bangkit dari kemiskinan. 

Kondisi ini disampaikan oleh pegiat permasalahan kemiskinan dari Solo, Zakaria, SE, dalam acara Ngudoroso Usaha Rumahan dan Ekonomi Digital, pada Selasa (22/10) malam, di sebuah rumah makan yang berada di kawasan Mangkubumen, Solo. Acara yang digelar oleh Radio Gapuro Pasar Klewer dan bekerja sama dengan SPEK - HAM dan Jaringan Radio Komunitas Indonesia ini mencoba mengupas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, di tengah upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan. Dalam hal ini mencoba berwirausaha.

"Orang miskin itu mikirnya simple. Dia hari ini bekerja keras, agar besok bisa makan. Dan itu berjalan terus menerus tanpa ada perkembangan apapun. Bahkan untuk melakukan diversifikasi pekerjaanpun, mereka tidak berani.  Karena itulah, pada akhirnya ada stagnasi kondisi yang membuatnya tidak bisa maju. Dan ironisnya bentuk-bentuk bantuan yang diberikan lebih bersifat karitatif. Yang secara prinsip tidak akan pernah bisa memberdayakan mereka," urai Zakaria.

Para narasumber memaparkan peluang bisnis di era digital, dalam acara ngudarasa bisnis rumahan

Karena itulah, memasuki era digital saat ini, harusnya hal itu bisa dimanfaatkan dengan baik. Melalui berbagai platform digital yang bisa diakses dengan mudah melalui smartphone, semua orang bisa punya kesempatan yang sama untuk berusaha. Jadi tinggal bagaimana para pelaku usaha itu bisa menyiasati keadaan yang ada.
Peluang itu begitu terbuka karena pada dasarnya dalam bisnis itu perlu adanya jaringan. Seorang pengusaha tidak akan bisa menjadi superman yang bisa menjalankan semua lini usaha sendirian. Karena itu mereka oerlu membentuk jaringan dengan pihak-pihak lain yang bisa saling mendukung dari proses produksi hingga distribusinya. Terlebih lagi bila hanya pengusaha kecil. Tentu perlu untuk menjalin kerjasama dengan pengusaha-pengusaha kecil lainnya, agar usaha yang dijalankan bisa sama-sama berkembang.

Nah di sinilah peluang bagi siapapun, termasuk mereka yang mungkin selama ini masuk dalam kategori miskin, untuk ikut ambil bagian. Melalui oerkembagan teknologi, mereka bisa mengambil peran lebih, daripada hanya sebatas menjadi tenaga produksi. Bisa saja mereka kemudian memilih peran sebagai penghubung antara satu pihak dengan pihak lain, dengan mekanisme tertentu yang bisa mendatangkan keuntungan. Atau mungkin mencoba menjadi pedagang online, di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga atau tenaga produksi pabrik.

"Dalam berbisnis, perlu dibentuk yang namanya kelompok usaha bersama (Kube), yang di dalamnya berisi beragam bentuk usaha tapi masih tetap saling berkaitan. Dengan begitu maka semua bisa sama-sama jalan, dan maju. Karena seorang pengusaha itu bukan Superman yang bisa menjalankan semuanya sendirian. Mereka tetap butuh pihak lain untuk menunjang usahanya," sambung Zakaria.

Terkait hal ini, pihak Pemkot Surakarta melalui Dinas Koperasi dan UMKM sejauh ini sangat mendukung upaya dari warga Solo untuk mengembangkan usaha. Karena itulah pihak pemkot juga selalu memberikan fasilitas pendukung, termasuk memberi pelatihan pada warga, agar bisa menciptakan jenis-jenis usaha baru demi peningkatan kesejahteraannya.

"Dalam setahun pihak pemkot bisa mengadakan hingga 10 jenis pelatihan, untuk warga Solo. Kami juga melakukan pendampingan terhadap UKM dengan mendatangkan konsultan, agar UKM bisa menjadi lebih berkualitas. Lalu kami juga memfasilitasi produk UKM melalui jalan offline dan online. Untuk ofline kita wujudkan dalam bentuk pameran. Termasuk menyewakan tempat di mal-mal untuk display produk. Dengan begitu bisa melihat apakah produk UKM bisa bersaing dengan produk pabrikan. Sedangkan jalur online lebih bersifat pemasaran secara digital melalui berbagai platform," jelas Daryono, SE, perwakilan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta. 

Dari semua yang dipaparkan oleh para narasumber itu, tentunya para tamu yang berasal dari para pelaku usaha UMKM, bisa berpikir terkait langkah-langkah ke depan. Karena dari pemaparan itu jelas mengungkapkan banyaknya peluang yang bisa ditangkap, untuk memajukan usaha. 

"Intinya saat ini hampir semua orang sudah punya smartphone. Dan itu bisa dimanfaatkan untuk berbisnis. Jadi tergantung kita sendiri, apakah mau memanfaatkannya dengan baik dan bijak, untuk meningkatkan kesejahteraan," jelas Lusy Caritas, Direktur Radio Gapuro Pasar Klewer. //sik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close