POPULER

Belajar Mengapresiasi dengan Melihat Pameran Karya Seniman Disabilitas

Belajar Mengapresiasi dengan Melihat Pameran Karya Seniman Disabilitas



Demi menanamkan motivasi dan kesadaran mengapresiasi karya orang lain, ratusan siswa SD didatangkan untuk menyaksikan pameran karya penyandang disabilitas

WARTAJOGLO - Meski secara fisik kurang sempurna, bukan berarti kaum disabilitas tidak bisa menghasilkan karya seni. Justru banyak di antara mereka yang mampu m ciptakan karya yang sangat bernilai tinggi, dan tak kalah dengan seniman-seniman lain yang secara fisik normal. Hal itu bisa dilihat dalam pameran Meneroka Batas sebagai salah satu rangkaian Festival Bebas Batas.

Festival yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Tujuannya adalah mengakomodir penyandang disabilitas dalam berekspresi di media seni rupa. Karena itu, ratusan hasil karya dari para penyandang disabilitas, dipajang dalam pameran yang digelar di Pendhapa Ageng ISI Surakarta, pada Senin (11/11) siang.
Dari pameran ini diharapkan muncul apresiasi dari masyarakat terhadap karya para penyandang disabilitas. Sebab bagaimanapun, hasil karya yang diciptakan itu tentu melalui sebuah proses panjang yang tidak mudah. Terlebih dengan kondisi fisik yang tidak normal. Sehingga sudah sepantasnya kalau hasil-hasil karya mereka mendapatkan apresiasi atau penghargaan yang setinggi-tingginya. Agar ke depan bisa terus memotivasi para penyandang disabilitas ini untuk terus berkarya.

Upaya penanaman kesadaran untuk mengapresiaai hasil karya orang lain inipun dipandang perlu dilakukan sejak dini. Karena itulah, dalam acara pameran itu, pihak ISI juga megundang ratusan siswa dari SD Tugu Jebres, untuk mengapresiasi karya-karya seniman disabilitas. Yang selanjutnya diterapkan dalam unjuk kreatifitas, dengan menggambar bersama. 

"Dengan kegiatan ini para siswa sekolah dasar diharapkan mampu peduli dan terinspirasi akan kreativitas penyandang disabilitas. Terutama dalam bidang seni rupa, walau dalam keterbatasan," jelas Basnendar Herryprilosadoso, koordinator acara yang juga dosen prodi DKV FSRD ISI Surakarta.  

Siswa yang diundang dalam acara ini berasal dari kelas 1 hingga 3. Di mana mereka menggunakan media kertas A4 dengan alat gambar bebas, seperti spidol, pensil, crayon, dan alat lainnya. Dan dari sekian waktu yang diberikan, hasil gambaran dari para siswa ini terbilang cukup bagus. Yang menunjukkan bahwa mereka terinspirasi dan termotivasi, untuk menghasilkan karya terbaik. Yang tentunya tidak kalah dengan mereka yang cacat. 

Bertajuk "Apresiasi Karya Seni Disabilitas", seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar. Di mana para siswa juga banyak yang mulai memiliki kesadaran untuk bisa menghargai karya orang lain.

Mengangkat hasil karya para penyandang disabilitas, memang bagian dari tema  Festival Bebas Batas. Yang mana di dalamnya ada tema khusus Ekspresi Karya Seni Rupa Penyandang Disabilitas" Ada banyak rangkaian acara bersamaan dengan pameran. Ada workshop, diskusi, pameran, dan kegiatan pendukung lainnya. //Ril

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close