POPULER

Minim Literasi Sebabkan Masyarakat Enggan Pilih Bank Syariah

Minim Literasi Sebabkan Masyarakat Enggan Pilih Bank Syariah


Peningkatan literasi terkait sistem perbankan syariah, diharapkan bisa mengubah haluan masyarakat untuk berpindah ke bank syariah dalam transaksi keuangan mereka

WARTAJOGLO - Meski sudah berdiri sejak tahun 1990an, namun perkembangan perbankan syariah di Indonesia masih terkesan stagnan. Potensi pasar yang begitu besar dari sekitar 201 jutaan penduduk muslim di Indonesia, ternyata belum mampu membuat perbankan syariah menjadi pilihan dalam transaksi keuangan. Itulah kenapa banyak pihak yang menyebut bahwa bank-bank syariah masih harus terus 'berjuang', untuk mengubah haluan masyarakat, dari transaksi di bank konvensional ke bank syariah.

Tentu hal itu bukan perkara mudah. Salah satu penyebabnya aset yang tidak terlalu besar serta belum adanya kesepahaman terkait konsep syariah, antara yang diterapkan oleh perbankan syariah, dengan masyarakat. Yang kemudian memicu munculnya black campaign, yang menyebut bahwa bank syariah hanya menjalankan syariah pada tataran 'kulit' saja. Selebihnya tetap saja menjalankan sistem seperti yang dilakukan bank konvensional. 

Seremoni pembukaan iB Vaganza

Hal ini disampaikan oleh Hanawijaya, Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng, dalam acara pembukaan iB Vaganza, Jumat (22/11) sore. Dalam acara yang digelar di Atrium Solo Paragon Mall itu, Hanawijaya mengatakan bahwa target utama dari perbankan syariah di Indonesia hanya sebatas sustainable. Sebab untuk bisa menyamai perkembangan bank konvensional, hampir mustahil terjadi. 

"Secara total, bank konvensional di Indonesia memiliki nilai aset lebih dari 8.250 triliun. Sedangkan bank syariah hanya sekitar 494 triliun. Sehingga kalaupun mengalami pertumbuhan 100%, nilainya masih jauh dibanding bank konvensional. Padahal jumlah aset ini sangat penting untuk menunjang perkembangan sebuah bank," jelas Hanawijaya.

Hana juga menambahkan bahwa perbankan syariah tetaplah sebuah lembaga yang menjalankan bisnis. Di mana dia tetap berada dalam koridor UU Perbankan. Sehingga tentunya ada langkah-langkah yang dilakukan untuk bertujuan mendapatkan laba. Karena hal itu digunakan sebagai biaya operasional. 

Pengunjung mendatangi salah satu counter bank syariah peserta iB Vaganza

"Bagaimanapun juga, ini bisnis. Jadi tentu ada upaya untuk mendapatkan laba. Tapi tentu semua dilakukan dengan sistem yang syariah. Hanya saja terkadang kurangnya pemahaman masyarakat itu, diperparah dengan penyebaran opini bahwa bank syariah itu hanya namanya saja. Selebihnya tetap saja sama dengan bank konvensional," sambungnya.

Untuk itulah pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpendapat bahwa perlu untuk melakukan pelurusan pandangan terkait bank syariah. Salah satunya dengan menggelar iB (islamic Banking) Vaganza. 

Solo sendiri menjadi kota ke empat setelah Balikpapan, Palembang dan Medan dalam penyelenggaraan iB Vaganza. Yang mana dalam penyelenggaraan ini, diharapkan bisa meningkatkan literasi masyarakat terkait perbankan syariah. Sebab salah satu yang menjadi kurang minatnya masyarakat dengan bank syariah, adalah kurangnya pemahaman mereka terkait sistem yang satu ini.

Seorang pria berpakaian badut berdiri di depan gapura  acara iB Vaganza untuk menarik pengunjung datang ke lokasi acara

Digelar dari tanggal 22 - 24 Nopember 2019, kegiatan iB Vaganza diselenggarakan dengan konsep edutainment. Yang mana  merupakan perpaduan antara edukasi keuangan melalui talkshow, pameran produk serta layanan jasa keuangan. Dengan entertainment yang berupa hiburan berbagai perlombaan dan pertunjukan seni.
Acara ini bisa bermanfaat sebagai bagian dari kegiatan sosialisasi mengenai ragam layanan perbankan syariah. Karena itu, di dalamnya diikuti oleh bank-bank syariah yang ada di Indonesia. Serta beberapa lembaga lain yang bisa menciptakan sinergi untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait perbankan syariah. 

Dibuka oleh Eko Yunianto  Kepala Otoritas Jasa Keuangan Solo, acara ini juga dihadiri para stakeholder di perbankan syariah. Selain itu ada juga wakil walikota Surakarta Achmad Purnomo, yang juga ikut didaulat untuk memukul bedug bersama-sama tokoh perbankan syariah Kota Solo, sebagai penanda dibukanya acara iB Vaganza secara resmi. 

"Semoga acara ini berjalan lancar tanpa kendala. Sehingga masyarakat semakin paham dengan sistem perbankan syariah. Yang tentunya target dibukanya 3000 rekening baru si bank syariah, bisa tercapai," ujar Eko dalam acara press conference yang digelar usai seremoni pembukaan. //her

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close