POPULER

Cegah Stunting Sejak Dini, Siswa SD Muhammadiyah 1 Solo Diberi Penyuluhan

Cegah Stunting Sejak Dini, Siswa SD Muhammadiyah 1 Solo Diberi Penyuluhan


Penanaman kesadaran untuk mencegah stunting memang harus dilakukan sejak dini. Salah satunya melalui para siswa SD di sekolahnya

WARTAJOGLO, Solo - Bagi anak-anak usia sekolah, persoalan stunting (kerdil) harus mendapatkan perhatian serius. Sebab hal ini akan berkaitan erat dengan kemampuan intelijensia atau kecerdasan serta serangkaian aktifitas lain. Yang mana nantinya akan berpengaruh pada daya serap pada materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Karena itulah, sedikitnya 795 siswa SD Muhammadiyah 1 Solo mendapat penyuluhan pencegahan stunting dari Puskesmas Stabelan Surakarta, pada Kamis (5/12) siang di Aula sekolah. Hal ini penting dilakukan agar tercipta kesadaran di dalam benak para siswa untuk terhindar dari masalah stunting. Sebab stunting bukan disebabkan oleh faktor genetik. Tapi lebih pada kurangnya asupan gizi dalam waktu yang panjang. Sehingga mengganggu proses tumbuh kembang.

"Stunting adalah kondisi di mana seseorang kekurangan gizi kronis, dalam jangka waktu yang lama. Terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan Yakni 270 hari masa kehamilan sampai anak usia 2 tahun. Sehingga tinggi badan seorang anak menjadi lebih pendek dari sebayanya," jelas Ruli Sudaryanto, SST. Gz, ahli gizi dari Puskesmas Stabelan, yang dihadirkan dalam acara itu.
Penyuluhan tentang pencegahan stunting di Aula SD Muhammadiyah 1 Solo

Ruli juga memaparkan tentang fakta stunting hasil penelitian SEANUTS (South East Asian Nutrition Surveys) 2017, yang menyatakan bahwa pendek bukan faktor genetik atau keturunan, berhubungan dengan kecerdasan, mempengaruhi aktivitas, berkaitan dengan emosional dan menjadikan gemuk.

Baca Juga:

“Salah satu upaya pencegahan stunting adalah dengan memberi obat cacing. Makanya tadi setelah memberi penyuluhan, kami juga memberikan tablet Albendazole Chewable atau obat cacing.  Solo termasuk daerah percontohan, khusus obat cacing diberikan setiap tahun, untuk mendukung mengatasi anak yang kurang gizi,” sambung Ruli kepada para awak media. 

Penanganan anak pendek sensiri bisa dilakukan dengan empat cara. Yang pertama konsumsi tinggi Zinc, kedua perbanyak protein hewani seperti ikan, susu, telor dan daging, terutama jenis kerang-kerangan Lalu yang ketiga aktivitas olah raga yang melompat, renang dan keempat sanitasi atau kebersihan.

"Ada empat pilar prinsip gizi seimbang, yaitu mengonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit, dan memantau berat badan atau status gizi secara teratur,” tambahnya.

Sementara itu, Jatmiko Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, menyampaikan, bahwa penyuluhan kesehatan diberikan agar peserta didik berhasil menjadi generasi sehat Indonesia unggul yang berkeadaban. Karenanya dia menghimbau agar penyuluhan tentang stunting ini juga melibatkan banyak pihak. Agar pesan yang ada dalam penyuluhan itu bisa tersampaikan dengan maksimal.

"Kalau asupan gizi tidak sesuai dengan kebutuhan, maka kecerdasan bisa menurun. Karena itu, kampanye stunting wajib melibatkan seluruh potensi yang ada seperti Camat, Kades, Akademisi, Kader Posyandu, PKK, Tenaga Kesehatan, maupun tokoh agama,” pungkasnya. //lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close