POPULER

Berkreasi dengan Batik dalam Kompetisi Grab Cinta Batik

Berkreasi dengan Batik dalam Kompetisi Grab Cinta Batik


Event Grab Cinta Batik menjadi wujud upaya Grab untuk melestarikan budaya 

WARTAJOGLO, Solo - Tak bisa dipungkiri bahwa batik saat ini telah jadi trend tersendiri di masyarakat. Perpaduan motif klasik dari karya nenek moyang ini, selalu memunculkan desain-desain baru yang jadi trend. Karenanya saat ini banyak desainer-desainer muda yang kerap memasukkan unsur batik dalam karya-karya mereka.  

Pun demikian dengan perusahaan transportasi online Grab, yang sejauh ini melihat ada nilai lebih dari sebuah batik. Karenanya sebagai wujud kecintaannya pada budaya lokal, Grab mengadakan kompetisi mengkreasi aegala sesuatu yang berkaitan dengan Grab, dalam motif batik. 

Mengusung tema 'Grab Cinta Batik', kegiatan ini berkerjasama dengan SMA 2 Batik Surakarta. Event kompetisi membatik untuk tingkat Sekolah Menengah Atas inipun digelar di SMA 2 Batik Surakarta, pada Senin (17/2). Yang melibatkan beberapa siswa dari SMA Batik 2 Surakarta.

Peserta diambil dari perwakilan siswa tiap kelasnya yang berjumlah total 29 peserta. Dari semua desain peserta akan dipilih 3 desain terbaik sebagai pemenang kompetisi. Pemenang kompetisi ini akan mendapatkan apresiasi berupa piagam penghargaan dan hadiah dari Grab. Selain itu hasil karyanya akan digunakan sebagai aset di Grab.

“Kompetisi ini merupakan wujud pengembangan batik, sekaligus mengkreasikan batik dengan motif kekinian tanpa meninggalkan unsur pakem batik dan tak lain untuk nguri-uri budaya sekaligus mengembangkan potensi batik bagi generasi milenial,” papar Habdillah Anuraga, City Manager 2-Wheels Yogyakarta, Grab Indonesia, di sela-sela acara 

Sementara itu, dewan juri sengaja didatangkan dari kalangan praktisi yang terdiri dari pengusaha batik di Kota Solo. Kemudian guru dari SMA 2 Batik Surakarta dan perwakilan dari manajemen Grab.

“Khusus lomba desain batik ini, siswa siswi akan membuat sketsa desainnya secara manual kemudian diaplikasikan menggunakan tinta hitam di atas kertas. Dengan tetap mempertahankan pakem batik, & boleh dikreasikan menjadi kekinian. Tujuannya agar kreasi batik tak terkesan kuno atau tertinggal,” pungkas Habdillah Anuraga.//lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close