Setelah melakukan penyelidikan mendalam, akhirnya pihak kepolisian berhasil membongkar jaringan pabrik pembuat pupuk palsu di Wonogiri dan Gunungkidul
WARTAJOGLO, Wonogiri - Tingkat kebutuhan petani akan pupuk yang begitu tinggi, ternyata dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab, untuk mengeruk keuntungan. Salah satunya dengan memproduksi pupuk palsu. Hal ini terkuak setelah Polda Jateng bersama Polres Klaten dan Wonogiri berhasil membongkar pabrik pupuk palsu di Wonogiri dan Gunung Kidul.
Tak tanggung-tanggung, dari pengungkapan itu didapati tujuh pabrik pembuat pupuk palsu. Yang mana tiga berada di Gunungkidul DIY, dan empat lainnya berada di Pracimantoro Wonogiri.
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan bahwa pabrik yang diduga membuat pupuk palsu di Wonogiri adalah milik dua orang yang berbeda. Yakni FR dan TG, yang sama-sama warga Pracimantoro.
Untuk FR sendiri memiliki tiga pabrik yang berada di Dusun Ngulu Kidul dan Blindas, Desa Pracimantoro, serta di Dusun Karanglo, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro. Sedangkan TG memmiliki pabrik di Dusun Pule, Desa Gedong, Kecamatan Pracimantoro.
“Para tersangka ini memproduksi pupuk yang tidak sesuai standar. Di mana teksturnya berbeda dengan yang asli. Yakni cenderung lengket. Dan yang paati tudak ada efek positif untuk tanaman. Tapi untuk mengelabui korban, pupuk itu dikemas dalam kemasan yang sama seperti pupuk asli," jelasnya saat rilis kasus di Pracimantoro, Kamis (27/2) siang.
Dan dari kualitas yang buruk serta berbagai kejanggalan yang ada inilah, akhirnya peredaran pupuk palsu ini bisa terendus. Di mana banyak petani pengguna terutama dari wilayah Klaten, yang mengeluh dengan hasil yang didapat dari pupuk ini. Sehingga kemudian mereka melaporkannya ke Polres Klaten.
Mendapat laporan itu, pihak polres segera menindaklanjuti dengan melakukan uji laboratorium. Dan ternyata benar, bahwa pupuk yang beredar itu palsu. Karena memiliki kualitas jauh di bawah standar. Padahal kemasan yang digunakan sama dengan yang asli. Meski ada beberapa tulisan yang terlihat agak berbeda.
“Dari keterangan para oetani, mereka mendapatkan pupuk itu dari Gunungkidul. Yang setelah diselidiki ternyata di sana ada tiga pabrik. Dan yang mencengangkan, dari pengembangan kasus, ternyata ditemukan empat pabrik lain di Wonogiri," sambung Rycko yang didampingi berbagai pihak terkait, termasuk Bupati Wonogiri, Kapolres Wonogiri, Kapolres Klaten serta dari produsen pupuk Petrokimia Gresik.
Dari total tujuh pabrik yang terbongkar itu, pihak kepolisian telah menetapkan enam tersangka. Dan tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan lagi, baik jumlah pabrik ataupun tersangka, karena proses penyelidikan masih terus dilakukan.
"Kita akan terus selidiki untuk menguak kemungkinan adanya pabrik-pabruk lain. Sebab yang di Wonogiri saja sudah beroperasi kurang lebih 3 sampai 5 tahun. Dengan stok di gudang mencapai 10 ribu sak, dan bahan baku sekitar 400 ton. Artinya mereka sudah sangat lama beroperasi dan merugikan petani. Karena itu kita himbau agar para petani teliti dan jeli sebelum membeli," pungkas Kapolda. //sik