POPULER

Mengusung Keceriaan, di Tengah Upaya Menjaga Keutuhan Nusantara dalam Haul Gus Dur ke-10

Mengusung Keceriaan, di Tengah Upaya Menjaga Keutuhan Nusantara dalam Haul Gus Dur ke-10



Joke-joke lucu senantiasa mengiringi setiap pandangan Gus Dur, yang memiliki makna mendalam

WARTAJOGLO, Solo - Tak terasa sepuluh tahun sudah guru dan juga bapak bangsa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggal. Namun demikian semangat kebangsaan serta pemikiran-pemikirannya untuk senantiasa menjaga keberagaman terus hidup. Sehingga keutuhan bangsa Indonesia dalam NKRI tetap terjaga.

Semangat ini pula yang coba diangkat oleh panitia haul Gus Dur yang ke 10. Dengan tajuk 'Njejegake Soko Guru Nusantara', panitia berharap bisa menyadarkan kembali akan pentingnya persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia.

Tajuk 'Njejegake Soko Guru Nusantara', merupakan wacana yang pernah didengungkan Gus Dur dalam sebuah acara di tahun 2006. Yang saat itu melihat adanya serangkaian gejolak, yang dipandang bisa mengancam keutuhan NKRI. Karena itulah Gus Dur berpesan akan pentingnya menjaga soko guru atau pilar-pilar bangsa, yakni kerukunan.

"Kehidupan bangsa dan negara Indonesia harus benar-benar ditopang oleh pilar atau soko guru (penyangga) yang kuat. Untuk dapat menjadikan negara yang benar dalam berbagai perspektif kehidupannya," kata Hussein Syifa penanggung jawab acara, saat jumpa pers, Selasa (4/2) siang.

Panitia haul Gus Dur saat memberikan keterangan pers

Haul sendiri merupakan salah satu produk budaya dalam Islam untuk memperingati hari wafatnya seseorang, yang digelar setiap tahun sekali. Tradisi Haul merupakan perwujudan dari rasa hormat dan cinta kepada para leluhur yang diyakini memiliki arti penting dalam menyebarkan ajaran kebaikan kepada masyarakat. Selain mengenang dan menularkan semangat juang Gus Dur, Haul sekaligus menyongsong kelahiran Gus Dur-Gus Dur muda yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangannya.

Untuk acara haul kali ini, diperkirakan 10.000 warga Solo Raya akan ikut memperingatinya. Yang mana di dalam rangkaian acara haul ini, panitia telah merencanakan beberapa acara pendukung. Di antaranya bedah buku Menjerat Gus Dur pada Jumat (7/2) siang di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Muayyad Surakarta. Bedah buku menghadirkan pembicara Wahyu Muryadi (mantan Kabiro Protokol era Presiden KH Abdurrahman Wahid), Rizky Utomo (penulis buku Menjerat Gus Dur), KH Imron Rosyadi Hamid (PCINU Tiongkok).

Sedangkan puncak acara Haul berlangsung malam harinya mulai pukul 19.00 WIB di Pendopo Balai Kota Solo. Selain sejumlah tokoh yang akan memberikan testimoni, dalam acara itu nantinya keluarga Gus Dur akan memberikan sambutan yang diwakili oleh Anita Ashvini Wahid. Para tokoh budayawan, serta tokoh lintas agama juga akan diundang dalam acara.

Acara juga dimeriahkan oleh seniman dan komedian Kirun dan Hadrah Ayyada. Kirun sendiri sengaja dihadirkan karena selama ini dikenal sebagai sosok seniman yang sangat menjunjung tinggi toleransi di tengah keberagaman. Selain itu komedi juga tak lepas dari kehidupan Gus Dur. Sehingga panitia sengaja m ghadirkan komedian, untuk menambah ceria suasana acara.

"Selama hidupnya Gus Dur juga identik dengan komedi. Dia kerap melontarkan joke-joke lucu, yang memiliki makna mendalam. Makanya kita hadirkan Kirun yang juga seorang Gusdurian, untuk menambah ceria suasana," pungkas  Hussein. //bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close