POPULER

<b>Resah Corona Berujung <i>Panic Buying</i>. Begini Penjelasan Pengamat Sosial</b>

Resah Corona Berujung Panic Buying. Begini Penjelasan Pengamat Sosial



Banyaknya orang yang melakukan pembelanjaan besar-besaran akibat merebaknya wabah Corona. Dipandang tidak akan sampai menimbulkan masalah serius, di tengah masyarakat 

WARTAJOGLO, Solo - Merebaknya wabah corona yang belakangan cenderung masif, tak ayal memunculkan gejolak tersendiri di masyarakat. Kepanikan dan kekhawatiran yang berlebihan, saat ini seolah jadi pemandangan umum. Yang pada akhirnya justru membuat situasi cenderung jadi kacau.

Minimnya kemampuan memilah informasi - di tengah banyaknya berita hoax yang tersebar -, seputar masalah ini, tak bisa dipungkiri ikut memperparah keadaan. Karena pada akhirnya berimbas pada munculnya perilaku-perilaku tertentu di masyarakat. Sebagai reaksi berlebihan dari keadaan yang ada.

Panic buying atau pembelian barang secara besar-besaran, akibat rasa panik akan terjadinya sesuatu misalnya. Hal ini beberapa hari terakhir tampak terlihat di beberapa supermarket besar, terutama di wilayah kota-kota besar. Menyusul himbauan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk beraktifitas di rumah, baik bekerja maupun belajar, selama 14 hari. Yang tujuannya untuk menghambat persebaran virus Corona.

Akibat dari aktifitas ini, beberapa jenis barang terutama sembako sempat mengalami kekosongan stok. Namun demikiaan hal ini masih bisa dengan cepat diatasi, karena stok yang ada di vudang masih cukup. Dan pelaku panic buying juga masih terbatas pada mereka yang terlalu berlebihan dalam menyikapi permasalahan yang ada.

Banyak warga yang berbelanja dengan jumlah yang lebih dari biasanya karena khawatir dengan efek wabah Corona 

Perilaku panic buying sendiri sebenarnya hal yang wajar terjadi pada situasi-situasi tertentu. Termasuk seperti yang terjadi saat ini. Karena hal itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan mereka, di tengah himbauan untuk tidak beraktifitas di luar rumah.

Hal ini disampaikan oleh pengamat sosial asal Kota Solo, BRM. Kusumo Putro, SH, MH. Menurutnya apa yang dilakukan segelintir pelaku panic buying itu tidak perlu dikhawatirkan. Karena apa yang mereka lakukan belum sampai mengancam stok persediaan barang-barang tersebut, secara signifikan.

"Mereka ini kan rata-rata hanya khawatir nanti tidak bisa keluar rumah. Makanya sekalian aja belanja yang agak banyak. Tapi saya yakin bahwa hal itu tidak akan terlalu mengancam stok di Bulog ataupun distributor. Karena sejatinya kondisinya memang masih relatif terkendali," ujarnya saat ditemui Wartajoglo.com di kawasan Sriwedari pada Senin (16/3) sore.

Karena itulah yang terpenting saat ini adalah bagaimana langkah pemerintah, untuk bisa menenangkan masyarakat. Makanya dia memuji langkah dari Pemkot Surakarta yang berani memutuskan untuk menerapkan status kejadian luar biasa (KLB), menyusul adanya satu korban meninggal dunia akibat virus ini.

Dengan status itu, otomatis pemkot bisa lebih fokus dalam penanganan masalah ini. Sehingga penyebaran virus Corona bisa dihambat, dan masyarakat jadi lebih tenang.

BRM. Kusumo Putro 

"Saya mengapresiasi langkah Pemkot Surakarta dalam menyikapi masalah ini. Termasuk langkah dari wakil walikota Achmad Purnono ynag terjun langsung ke lapangan untuk melakukan fogging dan penyemprotan disinfektan. Sebab sejauh ini tindakan tersebut dipandang cukup efektif untuk menghambat penyebaran virus Corona," lanjut Kusumo.

Karena itu, Kusumo yang juga dikenal sebagai seorang lawyer berharap agar upaya sterilisasi bisa dilakukan dengan cepat ke seluruh wilayah Kota Surakarta. Apalagi saat ini masyarakat sedang diliburkan selama dua minggu. Sehingga ada kesempatan untuk melakukan penyemprotan ke berbagai tempat, yang selama ini menjadi pusat aktifitas massa.

Menurut Kusumo, walikota bisa langsung berkoordinasi dengan berbagi dinas terkait. Apakah itu Dinas Pendidikan, Dinas Pasar, PHRI, Dinas Pariwisata atau yang lainnya. Untuk melakukan sterilisasi di tempat-tempat umum. Seperti sekolah, pasar, hotel, stasiun, terminal dan yang lainnya.

"Yang juga tak kalah penting menurut saya, perlu kiranya Pemkot bekerjasama dengan Dinas Kssehatan, untuk melakukan jemput bola pendataan masyarakat yang sakit. Hal ini bisa melibatkan petugas kesehatan di Puskesmas tingkat kecamatan, ataupun pihak yang lain. Yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan pemeriksaan yang lebih komprehensif. Agar bisa segera dipastikan, apakah orang yang sakit itu terpapar Corona atau tidak," ujarnya.

Dengan langkah-langkah itu, maka Kusumo yakin bahwa penyebaran virus Corona bisa dihambat. Bahkan tak hanya di Kota Surakarta atau Solo. Tapi juga secara nasional.

"Saya yakin kalau langkah-langkah yang saya sampaikan itu akan efektif untuk menghambat penyebaran virus Corona, bila diterapkan secara tepat. Bahkan tak hanya skala Kota Solo, tapi juga nasional. Sebab yang terpenting adalah keseriusan. Karena untuk penanggulangan masalah ini, ada dana tak terbatas yang bisa diakses. Sebagai bagian dari dana penanggulangan bencana bukan alam," tegas Kusumo.

Karena itulah, baginya masyarakat tidak perlu dibuat pusing dengan ulah segelintir orang yang melakukan panic buying. Justru menurutnya yang terpenting adalah mengungkap pelaku penimbun masker dan hand sanitizer. Sebab kedua benda itu sedang sangat dibutuhkan saat ini.

"Hilangnya masker dan hand sanitizer di pasaran, bukan tidak mungkin adalah ulah oknum penimbun, yang memanfaatkan situasi untuk mengeruk keuntungan besar. Maka saya berharap aparat keamanan bisa segera mengungkap. Bukan hanya ynag kecil-kecil saja. Biar masyarakat kita bisa kembali tenang. Status KLB dicabut. Dan orang tidak takut lagi datang ke Solo," pungkas Kusumo. //sik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close