POPULER

William Shakespeare dan Ajaran Kehidupan Lewat Karya Sastra

William Shakespeare dan Ajaran Kehidupan Lewat Karya Sastra


Lahir dan meninggal di bulan April, William Shakespeare banyak memberi warna tersendiri dalam perkembangan sastra dunia, melalui karya-karya besarnya

WARTAJOGLO - Masa renaisance yang merupakan abad pembaharuan di wilayah Eropa, ternyata juga membawa banyak perubahan pada perkembangan budaya di sana. Masa yang muncul sejak abad ke 14 di wilayah Italia ini pada akhirnya memang membawa banyak perubahan hingga ke seluruh wilayah Eropa, termasuk Inggris, di mana sosok William Shakespeare lahir.

Lahir dan tumbuh di jaman berkembangnya kebudayaan dan pola pikir baru, memang cukup memberi warna tersendiri dalam diri seorang Shakespeare. Apalagi seiring semakin berkembangnya abad renaisance ini, perkembangan seni dan budaya juga semakin pesat yang ditandai dengan semakin banyaknya seni-seni pertunjukkan yang ditampilkan di masyarakat.

Banyak sastrawan dan seniman lahir pada masa itu. Termasuk William Shakespeare yang  lahir pada 26 April 1564, di Stratford-upon-Avon, Inggris.

William Shakespeare 

Ayahnya bernama Jhon Shakespeare dan ibu Mary Arden terbilang sosok yang cukup kaya, karena memiliki sebuah bisnis pembuatan sarung tangan. Dan hal inilah yang membuat seorang Shakespeare bisa menempuh pendidikan baca tulis secara formal di sebuah sekolah umum. Yang memang pada saat itu tidak bisa diakses oleh kebanyakan anak.

BACA JUGA:

Meninggalnya Para Pujangga di Balik Hari Buku Sedunia 

Dari kemampuan baca tulis yang dimiliki inilah, pola pikir Shakespeare semakin berkembang. Dia suka membaca beragam karya sastra ciptaan para penulis dan filsuf besar dari Yunani maupun Romawi. Hingga akhirnya banyak menginspirasi penciptaan karya-karya sastra buatannya, termasuk Romeo dan Juliet serta Impian di Tengah Musim, yang disebut-sebut terinspirasi The Golden Ass karya Apuleius.

Titik Balik 

Renaisance memang telah merubah wajah masyarakat dan peradaban. Masyarakat menjadi lebih rasional dan realistis dalam menyikapi sesuatu. Agama yang semula begitu kuat mengendalikan masyarakat, seperti mulai diabaikan. Di mana masyarakat percaya bahwa mereka sendirilah yang menjadi penentu nasib dalam hidup. Termasuk yang dianut oleh Shakespeare.

Usaha orang tua yang harus bangkrut karena terjerat kasus penjualan wol ilegal, membuat kehidupannya secara ekonomi mulai terganggu. Karena itulah, Shakespeare ingin bisa menciptakan gebrakan besar, agar nasib hidupnya bisa berubah. Hingga jalan menjadi seorang sastrawan pun dipilih, dan akhirnya benar-benar membuatnya menjadi sosok yang sangat terkenal saat itu.

HALAMAN:

| 1 | 2 |

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close