POPULER

Kementerian Desa Siap Kaji Mesin Gergaji Prigel, Karya Siswa SMK Kristen 2 Surakarta

Kementerian Desa Siap Kaji Mesin Gergaji Prigel, Karya Siswa SMK Kristen 2 Surakarta


Dipandang bisa menjadi bagian upaya pemberdayaan ekonomi desa. Kementerian Desa akan lakukan pengkajian terhadap mesin gergaji kayu, ciptaan para siswa SMK 
Kristen 2 Surakarta

WARTAJOGLO, Solo - Tuntutan untuk mencapai kapasitas produksi tinggi, kerap kali tidak bisa diimbangi dengan hasil yang didapat oleh mereka yang bekerja di industri perkayuan. Terutama yang berskala menengah ke bawah. Sebab seringkali mereka terbentur peralatan produksi yang kurang efektif. Untuk bisa menghasilkan produksi kayu dengan cepat dalam jumlah banyak.

Kendala ini terjadi karena kayu yang ditebang dari hutan, harus dibawa keluar dulu dalam bentuk gelondongan. Baru setelah itu dibawa ke tempat penggergajian, untuk dipotong-potong sesuai kebutuhan.

Nah, untuk menyiasati hal ini, para siswa SMK Kristen 2 Kota Surakarta menciptakan sebuah temuan baru. Yang diklaim bisa jadi solusi untuk peningkatan kapasitas produksi industri kayu. Yakni mesin penggergajian kayu bergerak. 

Diberi nama Prigel atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan ulet dan tangkas. Alat ini memang berbeda dengan mesin penggergajian kayu pada umumnya. Sebab dengan sifatnya yang portable, maka mesin ini bisa dibawa ke lokasi penebangan kayu dengan mudah. Sehingga proses pengolahan kayu akan lebih mudah dan cepat.

"Dengan alat ini, begitu pohon ditebang bisa langsung kita belah di tempat. Sehingga saat keluar hutan, kita sudah membawa batang-batang kayu yang siap diolah. Kita juga tidak lagi menghasilkan sampah berlebih. Karena sampah gergajian akan tertinggal di lokasi penebangan. Dan bisa jadi pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah," jelas Wijanto Kepala SMK Kristen 2 Surakarta, saat mengenalkan mesin itu kepada utusan dari Kementerian Desa pada Sabtu (11/7) siang, di halaman sekolah yang dipimpinnya. 

Wijanto, Kepala SMK Kristen 2 Surakarta 
Produk inovatif karya para siswa ini memang langsung menarik perhatian Kementerian Desa. Sebab dengan alat itu tentunya bisa menunjang upaya pemberdayaan ekonomi maayarakat desa. Terutama yang selama ini bergerak di sektor industri pengolahan kayu.

Wijanto sendiri menyebut bahwa mesin yang diciptakan anak asuhnya memang diperuntukkan bagi industri berskala menengah ke bawah. Dalam hal ini salah satunya UMKM. Sehingga akan sesuai untuk dikembangkan sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMD).

"Selain lebih efisien, salah satu keunggulan dari mesin ini adalah presisi pemotongannya. Sehingga kayu yang dibelah akan memiliki ukuran yang sama dari ujung ke ujung. Dan alat ini juga mampu membelah hingga ketebalan 3 milineter. Dengan lebar mesin hanya sekitar 1 meter, dan dilengkapi roda. Maka alat ini bisa dengan mudah dibawa masuk ke dalam hutan," lanjut Wijanto.

Sementara dari pihak Kementerian Desa yang diwakili oleh Kepala Sub Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik, Ir. Sukandar, MM, menyambut positif hasil karya tersebut. Yang mana diharapkan bisa menunjang upaya peningkatan perekonomian masyarakat desa.

Sukandar (kanan) saat menyaksikan cara kerja mesin gergaji kayu karya siswa SMK Kristen 2 Surakarta 
Karena itulah pihaknya akan melakukan pengkajian lebih lanjut. Terutama terkait tingkat kebutuhan warga terhadap alat tersebut. Yang selanjutnya bila memang benar-benar bisa diterapkan, maka pihak pemerintah akan memfasilitasi, dalam hal pengembangan jaringan untuk pemasarannya.

"Ini alat yang bagus. Setidaknya ini menunjukkan bahwa para siswa yang menciptakannya hebat. Dan bagi desa, alat seperti ini tentu bisa saja dimanfaatkan sebagai bagian dari BUMD. Tentunya untuk desa yang mengandalkan kayu sebagai sektor ekononi. Karena itu akan kita lakukan pengkajian lebih lanjut. Salah satunya apakah untuk pengadaan alat ini bisa menggunakan dana desa," ujar Sukandar sembari menyaksikan dengan seksama kinerja mesin gergaji kayu itu.

Lebih lanjut Sukandar juga mengungkapkan bahwa dengan diciptakannya mesin itu, maka bisa menekan arus impor barang sejenis. Terutama bila alat itu mampu diproduksi dengan biaya rendah tapi kualitasnya bagus. //sik

Video Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close