TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Silaturahmi Yan Velia dan Saputri. Nama Staso Tak Disebut Sebagai Penerus Didi Kempot. Ada Apa..?

 

Dua istri Didi Kempot bertemu, demi membicarakan rencana pelaksanaan konser akbar almarhum sang maestro di stadion GBK, yang tertunda

WARTAJOGLO, Karanganyar - Duduk didampingi kuasa hukum masing-masing, dua istri almarhum Didi Kempot tampil bersamaan di depan publik. Meski tanpa berucap satu katapun, pertemuan antara Yan Velia dan Saputri menjadi sebuah momen bersejarah. Sebab bisa dikatakan, ini adalah pertemuan untuk pertama kalinya, di antara keduanya. Setelah Saputri benar-benar mengakui bahwa Yan Velia, juga menjadi istri Didi Kempot. 

Seperti yang disampaikan Faisol SH, kuasa hukum Saputri, perempuan asal Ngawi ini mengaku tidak pernah tahu kalau Yan Velia sudah menikah dengan Didi Kempot. Dia hanya tahu kalau keduanya adalah partner kerja dan pernah membuat album bareng. 

"Sejauh ini Mbak Saputri tidak pernah tahu bagaimana hubungan antara Mas Didi dengan Mbak Yan. Dan beliau baru tahu setelah Mas Didi meninggal," ujarnya dalam acara konferensi pers terkait silaturahmi kedua istri Didi Kempot, di sebuah hotel di kawasan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Kamis (9/7) malam. 

Sempat muncul pertanyaan dari para wartawan, kenapa silaturahmi hanya dihadiri Yan Velia dan Saputri. Padahal sempat diberitakan bahwa ada wanita lain yang juga disebut-sebut sebagai istri Didi Kempot, yakni Dian Ekawati. 

Terkait hal ini Faisol menjelaskan bahwa Saputri tidak pernah tahu. Karena yang dia tahu selama ini hanya dengan Yan Velia. 

"Seperti yang saya sampaikan, bahwa Mbak Saputri tidak pernah tahu. Bahkan dengan Mbak Yan Velia saja beliau baru tahu setelah Mas Didi meninggal," tegasnya. 

Faisol juga menjelaskan bahwa Saputri akan mendukung pihak keluarga Didi Kempot, yang akan meneruskan kiprah sebagai seniman. Karenanya dia berharap media ikut membantu untuk memperkenalkan kepada publik. 

"Untuk regenerasi pastinya ada. Karena hal itu adalah bagian dari upaya untuk melestarikan karya-karya beliau. Dan saat ini kita tahu dari Mbak Yan Velia ada Saka dan Seika. Lalu dari almarhum Mas Mamik juga ada Shuma. Yang tentunya kita butuh dukungan dari media untuk ikut mempublikasikannya," jelas Faisol. 

Silaturahmi itu sendiri terjadi tak lepas dari sebuah proyek besar yang digagas almarhum Didi Kempot. Yang belum sempat terwujud karena sang maestro campursari itu meninggal dunia. 

Konser Impian

Ya, beberapa bulan sebelum meninggal Didi Kempot memang berencana menggelar sebuah konser akbar di stadion utama Gelora Bung Karno. Konser yang menjadi impian sejak lama itu diharapkan bisa memecahkaan rekor tersendiri. Di mana lagu tradisional (campursari) bisa mengguncang stadion terbesar dan termegah di Asia Tenggara. 

Dian Eka Yanto (tengah) bersama para artis pendukung konser Ambyar Tak Jogeti. Dari kiri Shuma Prada, Arda, Ayub, Denny Caknan, Yan Velia, Guyon Waton, Lare Jawi, Rima Ervina dan Ndarboy Genk
Konser itu sedianya akan digelar pada  Jumat 10 Juli 2020. Dan pihak Garindo Media Tama sebagai promotor konser bertajuk Ambyar Tak Jogeti tersebut, telah melakukan berbagai persiapan. Termasuk melakukan penjualan tiket yang sudah dimulai sejak tanggal 1 Mei 2020, dengan harga antara Rp 100 ribu - 500 ribu

Namun tepat 5 Mei 2020 Didi Kempot menghembuskan napas terakhir. Yang tentunya hal itu nyaris membuyarkan segala rencana yang telah disusun. Bahkan Dian Eka Yanto selaku pimpinan Garindo Media Tama sempat bingung harus berbuat apa. Sampai akhirnya setelah komunikasi dengan Yan Velia, diputuskan untuk tetap menggelar konser, namun dengan tema Tribute to Didi Kempot. 

Konser direncanakan akan digelar pada 14 Nopember 2020 mendatang. Dengan menghadirkan para artis yang merupakan sahabat almarhum Didi Kempot. 

"Ada sekitar 20 artis yang akan kita tampilkan. Lalu juga akan ada hologram Didi Kempot yang menyanyikan lagu Pamer Bojo dan Cidro. Jadi semoga aja semuanya bisa berjalan sesuai rencana," jelas Dian saat menjelaskan konsep acara konssr Ambyar Tak Jogeti. 

Dian memang belum berani memastikan apakah konser itu nantinya akan benar-benar digelar sesuai jadwal. Sebab di tengah situasi pandemi covid-19 saat ini, tentu ada aturan ketat, yang membuatnya tidak mudah untuk menggelar acara sebesar itu. 

Makanya untuk saat ini pihaknya masih belum melkaukan pengurusan perijinna secara resmi. Langkah awal yang dilakukna baru sebatas koordinasi informal dengan pihak-pihak terkait, untuk memantau situasi dan perkembangan terkait wabah yang mendunia ini. 

"Saat ini Jakarta masih dalam masa transisi. Jadi kami masih menunggu apakah PSBB akan diperpanjang atau gidak. Begitu PSBB dicabut, maka kami akan langsung melakukan pengajuan berbagai perijinan," sambung Dian. 

Selain itu, Dian juga akan memantau perkembangan situasi pandemi sampai bulan September mendatang. Kalau misal September situasinya belum memungkinkan, maka bukan tidak mungkin tanggal konser akan  diubah. 

"Dengan situasi yang belum kondusif, tentunya kita juga akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan ijin. Karena itu nantinya kita akan tawarkan kepada para sobat ambyar yang sudah membeli tiket. Apakah konser dibatalkan atau diundur. Kalau dibatalkan, tiket akan kami refund 100%.Tapi kalau masih harus lanjut, tentunya kami akan rencanakan pelaksanaannya pada tahun depan," pungkas Dian. //bang

Type above and press Enter to search.