Untuk kesekian kalinya Ayam Penyet Surabaya berhasil meraih penghargaan The Most Promising Brand
Penghargaan ini sendiri diberikan karena Ayam Penyet Surabaya dipandang memiliki banyak keunggulan dari konsep bisnis serta inovasi. Sehingga membuatnya mampu bertahan di tengah persaingan.
Dan dalam sebuah wawancara dengan redaksi Majalah Franchise, ynag ditayangkan secara live di Instagram, Puspo Wardoyo sang pemilik menjabarkna rahasia suksesnya. Diawali dari cerita tentang sejarah Ayam Penyet Surabaya yang justru pertama kali dibuka di Medan, bukan di Surabaya sebagaimana namanya.
"Ayam penyet Surabaya ini pertama kali saya buka di Medan. Tapi kebetulan di sana cabenya beda dengan cabe di Jawa, makanya saya mendatangkan cabe dari Surabaya. Karena bagi saya menu ini yang utama adalah sambalnya. Sehingga saya harus membuat sambal yang istimewa. Dan tentunya dari cabe yang berkualitas juga. Yang saya datangkan dari Surabaya. Makanya kemudian saya namakan ayam penyet Surabaya," ungkap Puspo dalam perbincangan yang berlangsung pada Selasa (20/10) sore.
Puspo Wardoyo saat diwawancarai redaksi Majalah Franchise melalui Instagram |
Puspo juga menceritakan bahwa awalnya Ayam Penyet Surabaya dijual dalam satu gerai dengan Ayam Bakar Wong Solo. Namun karena permintaan terhadap menu yang satu ini semakin tinggi, akhirnya diputuskan untuk mendirikan gerai sendiri, hingga akhirnya sukses seperti sekarang ini.
Dengan sentuhan konsep bisnis yang khas serta inovatif. Dalam waktu singkat membuat Ayam Penyet Surabaya terus berkembang. Bahkan ayam penyet ini bisa dibilang menginspirasi munculnya menu makanan ayam geprek. Karena sejatinya wujudnya sama.
"Rasa sambal yang mantap. Serta konsep restoran yang nyaman dengan nuansa anak muda, membuat Ayam Penyet Surabaya dengan cepat berkembang." lanjut Puspo.
Inovasi memang menjadi kata kunci dari bisnis yang dijalankan Puspo Wardoyo. Sebab dengan inovasi yang terus dijalankan, maka usahanya tidak akan ketinggalan trend. Sehingga dengan begitu akan tetap mendapat tempat di hati konsumen.
Salah satu inovasi yang dilakukan Wong Solo Group adalah dengan mendirikan restoran Jepang. Yang memang sedang banyak digandrungi masyarakat. Dan untuk hal yang satu ini, dia menggandeng seorang chef yang memegang gelar sebagai chef terbaik di Asia Tenggara.
"Dalam bisnis kita harus fokus ssrta mencintai bisnis kita. Selain itu kalau misal harus kerjasama, ya harus dipilih partner yang memang sudah ahli di bidangnya. Dengan begitu maka sukses bisa dengan mudah diraih," jelas pria asli Solo ini.
Dan produk inovatif terbaru tentunya makanan dalam kemasan yang diberi merek MakanKu. Produk yang tengah jadi perbincangan publik ini, memang tengah jadi fokus pengembangan Wong Solo Group.
Hanya saja karena masih terbilang baru, kerjasama dalam bentuk reseller belum bisa dilakukan untuk produk ini. Sebab saat ini kapasitas produksinya masih relatif kecil. Sehingga penjualan produk hanya dilakukan di gerai Wong Solo Group.
"Kapasitas produksi kita saat ini baru sekitar 5 ribu box, per hari. Karena itu belum bisa menjalin kerjasama dengan reseller. Tapi rencana ke depan kita sedang merencanakan pengembangan pabrik baru yang lebih luas, sekitar 8 hektar. Sehingga kapaaitas produksi bisa meningkat hingga 20 atau 25 ribu box per hari. Dengan begitu harga bisa ditekan," urai Phspo.
Produk MakanKu sendiri saat ini memang sedang menjadi puaat perhatian. Hal ini tak lepas dari inovasi pemanfaatan teknologi di dalamnya. Sehingga membuat MakanKu dengan cepat jadi makanan paling praktis dan inovatif di Indonesia. //sik