TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Tak Ingin Ada Gejolak, Warga Solo Tolak Kedatangan Rizieq Shihab


WARTAJOGLO, Solo - Suara BRM Kusumo Putro SH,MH, terdengar menggelegar saat melakukan orasi dalam aksi Aliansi Warga Solo Menolak Rizieq Shihab (AWAS MRS). Aksi yang digelar di bundaran Gladag Kota Solo pada Sabtu (21/11) sore itu, merupakan wujud reaksi dari warga Kota Solo. Terutama terkait rencana perjalanan safari pemimpin Front Pembela Islam (FPI) itu, ke wilayah Solo Raya.

Dalam aksi itu setidaknya 500 an orang terlihat membawa puluhan poster berisi kalimat penolakan terhadap Rizieq. Bahkan empat buah spanduk berukuran besar bergambar Rizieq Shihab, dibentangkan. Hingga menarik perhatian siapapun yang melintas di pusat kota Solo itu.

Aksi yang diberi tema Cinta Solo Yang Damai dan Tenteram itu sendiri muncul setelah rentetan peristiwa yang menyertai kepulangan Rizieq Shihab dari pelariannya di Arab Saudi. Sebab sesampainya di tanah air, ternyata serangkaian kegaduhan muncul. Salah satunya penyelenggaraan pesta pernikahan putrinya serta perayaan Maulud Nabi yang dihadiri ribuan orang. Di mana dalam ceramahnya, Rizieq kembali menyampaikan kalimat-kalimat yang cenderung kasar, dan bisa memicu gejolak di masyarakat.

Karena itulah, warga Kota Solo khawatir hal yang sama akan dilakukan oleh Rizieq seandainya dia datang ke wilayah Solo Raya, yang diketahui juga banyak terdapat simpatisannya. Sehingga demi mengantisipasi hal tersebut, mereka menyampaikan pernyataan sikap. Sebagai wujud penolakan terhadap kedatangan Rizieq ke Solo Raya, terutama Kota Solo.

“Warga Solo ini cinta damai, dan ingin selalu hidup tenang. Sebab warga Solo ini terkenal sangat toleran. Sehingga tentu kami tidak ingin ketenangan itu dirusak oleh sikap-sikap intoleran dari saudara Rizieq Shihab. Makanya kami menolak rencana kedatangannya terutama ke Kota Solo,” ujar Kusumo di sela-sela aksinya.

Namun sayangnya di tengah situasi yang sedang menghangat. Di tengah orasi Kusumo yang berapi-api, satu regu pasukan dalmas dari Polresta Surakarta datang. Diawali dnegan datangnya mobil penyuluhan yang menghimbau agar massa membubarkan diri karena berpotensi memicu penyebaran Covid-19. Berikutnya Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak langsung masuk ke kerumunan massa, dan mendatangi Kusumo.

Kusumo saat berorasi dalam aksi yang dipimpinnya
 Negosiasi alot sempat terjadi antara Kusumo dan Kapolresta. Sampai akhirnya Ade memberi Kusumo dispensasi waktu untuk menyampaikan pernyataan sikap. Dan berikut isi pernyataan sikap yang dibacakan bersama-sama secara lantang, oleh seluruh peserta aksi itu.

Pertama, warga Solo, tidak anti dengan habib atau habaib. Dan tidak pula anti ormas Islam. Namun mereka lebih menolak hanya kepada pribadi Rizieq Shihab, ataupun kelompok-kelompoknya agar tidak datang ke kota Solo. Terlebih datang untuk menyelenggarakan kegiatan atau agenda politik, yang mengancam kehidupan warga Solo yang sudah harmonis.

Kedua, warga Solo, siap hidup berdampingan secara harmonis dengan semua lapisan masyarakat. Hidup harmonis tanpa membedakan suku, ras, agama, status sosial, politik, ataupun ormas apapun.

Ketiga, warga Solo, menjunjung tinggi penegakan hukum. Serta mendukung upaya pemerintah dan aparat keamanan terkait, untuk mewujudkan kesejukan dan kondusifitas wilayah. Sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan aman, lancar, dan nyaman, tanpa rasa takut, atau merasa terintimidasi oleh siapapun.

Keempat, warga kota Solo, hanyalah menginginkan dan mencintai kehidupan masyarakat yang ayem tentrem, dan adem-ayem dalam kebhinekaan.

Usai membacakan pernyataan sikap, seluruh peserta aksi langsung membubarkan diri dengan tertib. Sedangkan Kusumo sendiri menanggapi dengan santai, upaya pembubaran yang dilakukan oleh aparat Polresta Surakarta.

“Tentunya kami menghargai apa yang dilakukan aparat Polresta Surakarta. Yang ingin mencegah terjadinya penularan Covid-19. Karena itulah tadi saya minta waktu satu menit untuk membacakan pernyataan sikap. Dan syukurlah hal itu sudah kita lakukan. Sehingga saat ini seluruh masyarakat di Indonesia tahu, bahwa warga Solo menolak kedatangan saudara Rizieq Shihab, karena hanya ingin hidup tenang, adem ayem,” pungkas Kusumo. //sik

Video Terkait:

CULTURE