POPULER

Ampuh Tingkatkan Imunitas, Tim Peneliti UNS Kembangkan Ramuan Herbal Curcuma Pro

Ampuh Tingkatkan Imunitas, Tim Peneliti UNS Kembangkan Ramuan Herbal Curcuma Pro

Jamu anti corona

WARTAJOGLO, Solo - Masih belum membaiknya situasi akibat pandemi viris Covid-19, menuntut masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Namun demikian, kondisi ini tidak boleh menghentikan kreatifitas untuk bisa menytiasati situasi dengan baik. Karena dengan begitu produktifitas akan terus berjalan, dan masyarakat tidak semakin terpuruk.

Keterpurukan hidup dipandang akan semakin memperparah situasi. Sebab hal ini akan berpengaruh pada imunitas dari dalam tubuh. Di mana saat imunitas menurun, maka seseorang akan dengan mudah tertular penyakit, termasuk Covid-19. 

Karena itulah, upaya untuk menjaga imunitas tubuh ini harus selalu menjadi perhatian serius, agar penularan virus Covid-19 bisa selalu dicegah. Untuk itu, selain selalu menerapkan protokol kesehatan, tentunya juga harus selalu mengonsumsi makanan sehat serta suplemen yang bisa mendongkrak imunitas tubuh.

Terkait hal itu pula tim peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan inovasi minuman yang berfungsi sebagai imunomodulator atau peningkat imunitas. Diberi nama  Curcuma Pro, minuman ini digagas oleh tim peneliti yang beranggotakan Dr. Ir. Joko Sutrisno (Fakultas Pertanian), Prof. Dr. Hartono, dr. (Direktur RS UNS), Dr. Ir. Eddy Triharyanto (Fakultas Pertanian), dan Prof. Dr. Munawir Yusuf (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan).

Tim peneliti UNS menunjukkan produk herbal Curcuma Pro (foto: ist)

Curcuma Pro dibuat dari bahan-bahan herbal, memiliki kandungan yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas dari Covid-19. Bahan-bahan herbal yang dipakai yakni kunyit, jahe, temulawak, madu hutan, dan coco nectar.

“Berdasarkan berbagai literatur, temulawak dan kunyit mengandung curcumin. Sementara itu, jahe mengandung gingerol. Hasil riset kami menunjukan bahwa curcumin itu dapat berfungsi sebagai imunomodulator pada pasien yg terinfeksi SARS CoV-2 (Covid-19). Nah, madu hutan dan coco nectar berfungsi sebagai pemanis,” jelas Prof. Hartono seperti dikutip dari UNS.ac.id.

Sementara itu, koordinator tim peneliti, Dr. Joko Sutrisno menjelaskan bahwa penelitian ini berhasil mendapatkan pendanaan hibah dari program Difusi Inovasi yang diadakan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek/BRIN) pada 2020 lalu. Bekerja sama dengan PT. Synthesa Herba Salatiga dalam hal produksi, kini tim peneliti sudah membuat 7.000 botol Curcuma Pro yang sudah didistribusikan di sejumlah instansi seperti Kemenristek/BRIN, sejumlah rumah sakit, pemerintah daerah, dan pondok pesantren.

Namun demikian, produk Curcuma Pro belum dijual secara umum. Tim peneliti masih menganalisis dan memperkuat landasan ilmiah serta mengurus izin edar sebelum memasarkannya ke masyarakat.

“Kita sedang menganalisiskan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (BP2TOOT) di Tawangmangu. Ini masih kita analisis laboratoriumkan seperti setiap 15 ml itu mengandung curcumin dan gingerol berapa, terus dosis yang tepat dari curcumin dan gingerol berapa mg per hari nya,” ujar Dr. Joko Sutrisno.

Saat ini, Curcuma Pro yang sudah diproduksi terbatas dikemas dalam botol dengan isian sebanyak 500 ml. Minuman ini disarankan untuk dikonsumsi sehari dua sampai tiga kali dengan aturan pakai satu sampai dua sendok makan tiap minum. Jika disimpan dalam suhu ruang, Curcuma Pro dapat bertahan hingga dua tahun.

“Kami masih terus memperbaiki dari segi produk maupun kemasan. Harapan kami tahun ini bisa dipasarkan secara luas,” pungkasnya. //Lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close