TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

BMKG Deteksi Adanya Bibit Siklon Tropis di Selatan Jawa dan Nusa Tenggara

WARTAJOGLO, Jakarta - Beberapa wilayah Indonesia diprediksi akan dilewati Siklon Tropis, pada 2 hari mendatang. Hal ini berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, di mana BMKG mendeteksi adanya Pusat Tekanan Rendah (Low Pressure Area - LPA) atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di sekitar selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 2 hari terakhir,  yang berpotensi dapat berkembang menjadi Siklon Tropis. 

Dikutip dari siaran pers BMKG, bibit siklon tersebut diprediksikan masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat. Dan mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur dengan potensi intensitas yang menguat hingga 2 hari mendatang. Dalam hal ini BMKG terus memonitor perkembangan LPA (potensi bibit siklon) tersebut  untuk mengantisipasi kemungkinan dapat menguat menjadi siklon tropis.

Ilustrasi badai

Keberadaan LPA atau potensi bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatra Selatan - Jawa - Nusa Tenggara. Dan secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.

Efek dari kondisi cuaca tersebut, juga diperkirakan akan memicu gelombang tinggi di beberapa perairan di Indonesia. Gelombang dengan ketinggian 2.5 - 4.0 m (kategori tinggi) berpeluang terjadi di Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan Enggano - Bengkulu, Perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Aceh hingga Bengkulu. Lalu Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Jawa hingga P.Sumba, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Perairan utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur, serta Laut Arafuru bagian tengah dan timur.


Sedangkan gelombang dengan ketinggian 4.0 - 6.0 m (kategori sangat tinggi) juga berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa hingga Bali.

Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan yang lainnya). Serta tentunya dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. 

Upaya Modifikasi Cuaca

Sementara itu, kondisi dinamika atmosfer tersebut secara umum cukup signifikan berpengaruh, terhadap potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Jawa mulai tanggal 23 Februari 2021. Sedangkan untuk wilayah Jabodetabek, potensi cuaca ekstrem berdampak signifikan diprediksikan dapat terjadi mulai tanggal 24-27 Februari 2021. Kejadian hujan di wilayah Jabodetabek pada periode tersebut perlu diwaspadai terutama pada malam/dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata.

Dalam rangka mengantisipasi potensi dampak bencana banjir akibat cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, BMKG  berperan aktif bersama BPPT, BNPB, TNI AU, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan instansi terkait lainnya dalam kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang sudah mulai dilakukan Hari Minggu, tanggal 21 Februari 2021. Kegiatan posko TMC dilakukan secara terpusat di Bandara Halim Perdana Kusuma. 

Tim personil BMKG yang terlibat langsung dalam kegiatan posko tersebut bertugas memberikan informasi kondisi cuaca terupdate setiap saat yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penyemaian awan. Kegiatan TMC dilakukan dengan cara melakukan penyemaian garam pada sel-sel awan hujan yang berada di atas Laut Jawa dan Selat Sunda, sehingga diharapakan proses kondensasi dapat berlangsung lebih cepat sehingga hujan dapat turun di Laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan. //Ril

Type above and press Enter to search.