
Wafatnya Ustad Ahmad Sukina dan Konsistensi Sikap MTA dalam Dakwah
WARTAJOGLO, Solo - Kabar duka datang dari Kota Solo. Di mana salah satu tokoh masyarakat yang juga tokoh agama di kota itu meninggal dunia. Dia adalah pimpinan pusat Majlis Tafsir Al Quran (MTA), Drs. H. Ahmad Sukina.
Ahmad Sukina meninggal Kamis (25/2) pukul 03.47 wib pagi pada usia 73 tahun karena sakit. Dia dikabarkan sempat dirawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta setelah tiba-tiba tidak sadarkan diri sehari sebelumnya, karena gejala stroke.
![]() |
Karangan bunga tanda duka cita berjajar di depan kantor pusat MTA Kota Solo |
Ahmad Sukina sendiri wafat meninggalkan satu orang istri bernama Rahayu Utami, serta 8 orang anak dan 19 orang cucu. Yang tentunya ke depan akan menjadi generasi penerus untuk mengembangkan MTA.
![]() |
Jenazah Ahmad Sukina saat disholatkan di tengah jalan oleh para pengikutnya. Foto: ist |
Selain tampak karangan bunga atas nama Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, tampak juga nama Wakil Ketua MPR RI, Yang juga politisi Partai Keadilan Sosial (PKS), Hidayat Nur Wahid. Ada juga nama Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar dan beberapa tokoh nasional lainnya.
Tak hanya tokoh-tokoh pejabat, beberapa nama pengusaha juga ikut mengirimkan karangan bunga sebagai tanda duka cita. Salah satunya adalah H. Puspo Wardoyo yang dikenal sebagai owner Wong Solo Group.
Karangan bunga bernuansa ungu kiriman Puspo Wardoyo ini tampak terpasang di sisi barat halaman kantor pusat MTA. Karangan bunga ini berdampingan dengan kiriman Ketua Senat Akademika UNS, Prof. Dr. Adi Sulistiyono.
![]() |
Karangan bunga ucapan duka cita dari owner Wong Solo Group, H Puspo Wardoyo |
Wafatnya Ustad Ahmad Sukina dan Konsistensi Sikap MTA dalam Dakwah https://t.co/C8LdMGjpj2
— WARTAJOGLO (@wartajoglo) February 25, 2021
Dikutip dari situs resmi MTA, disebutkan bahwa organisasi ini kerap mengirimkan ribuan santri ke seluruh wilayah Indonesia untuk berdakwah. Hingga sampai saat ini organisasi ini sudah memiliki 132 perwakilan dan 471 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Begitu berpengaruhnya sosok Ahmad Sukina dengan jutaan massa pengikutnya, membuatnya kerap didatangi para tokoh politik untuk meminta dukungan. Namun demikian, sampai saat ini MTA tetap kukuh pada pendirian untuk tidak terikat dengan partai politik apapun.
Karena sejak didirikan di Kota Surakarta pada 19 September 1972, MTA memproklamirkan diri sebagai yayasan yang bergerak di bidang Dakwah Islamiyah, sosial dan pendidikan. Jadi tidak mau berafiliasi dengan organisasi ataupun kegiatan politik apapun. Semoga konsistensi sikap ini tetap dipertahankan sepeninggal almarhum Ahmad Sukina. //Sik