POPULER

Pentingnya Pengembangan Wisata Kuliner Olahan Ikan di Kawasan Balekambang

Pentingnya Pengembangan Wisata Kuliner Olahan Ikan di Kawasan Balekambang

WARTAJOGLO, Solo - Setelah sempat vakum selama beberapa tahun sejak dibuka di era walikota Joko Widodo, pasar ikan Balekambang Solo kembali dihidupkan pada awal Februari 2021 lalu. Yang ternyata disambut dengan antusias oleh warga. Sehingga saat ini tiap malam, kawasan pasar itu selalu ramai oleh para pengunjung.

Pasar ikan itu sendiri dibuka dengan harapan agar warga Kota Solo dan sekitarnya, memiliki pasar khusus yang berjualan ikan, baik itu ikan laut maupun air tawar. Tentunya dengan harga yang terjangkau. Sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengonsumsi ikan untuk meningkatkan kecerdasan.

Hanya saja seiring berjalannya waktu, pasar itu tidak terlalu berkembang. Sebab selain pedagangnya minim, di Solo sendiri juga sudah ada tempat perkulakan ikan di kawasan Pasar Nusukan. Sehingga umumnya warga akan ke Nusukan saat butuh ikan dalam jumlah besar.

Bakar ikan
Olahan kuliner ikan di sebuah pasar (foto: picfair)

Seolah telah menemukan momentum yang tepat, di mana banyak warga yang menginginkan hiburan baru di tengah pandemi. Respon positif langsung ditunjukkan warga dengan diaktifkannya kembali pasar ikan Balekambang. Sebab selain para pedagang yang ingin kulakan ikan di sana, banyak di antara pengunjung yang hanya sekedar jalan-jalan untuk menyaksikan kemeriahan suasana pasar. Dan hal ini justru membuat pasar semakin semarak, hingga memancing lebih banyak pengunjung.

Tokoh pemuda Kota Solo, BRM. Kusumo Putro, SH, MH, memandang bahwa hal ini merupakan sebuah kesempatan baru bagi Pemkot Surakarta. Untuk lebih mengembangkannya terutama dari sektor wisata, dengan membangun kawasan wisata kuliner khusus ikan di sekitar Balekambang.

Bagi Kusumo hal ini penting. Karena dengan pasar yang saling terintegrasi tersebut, maka bisa melahirkan destinasi wisata baru di Kota Solo. Dan hal itu tentunya bisa meningkatkan PAD yang nantinya digunakan untuk pembangunan. 

Kusumo Putro
BRM Kusumo Putro (kiri) bersama sekjen AMKP Wisnu Tri Pamungkas

"Saat ini pasar ikan Balekambang merupakan pusat perkulakan ikan terbesar di wilayah Solo dan sekitarnya. Bahkan banyak juga pengunjung yang datang dari wilayah yang lebih jauh seperti Yogyakarta. Ini menarik karena Kota Solo yang jauh dari kawasan laut, justru memiliki pasar ikan. Karena itu harusnya Pemkot Surakarta bisa menangkap peluang ini, dengan melakukan pengembangan. Salah satunya dengan membangun kawasan wisata kuliner khusus olahan ikan, di sekitar tempat itu. Sehingga bagi pengunjung yang tidak sedang kulakan, bisa tetap menikmati suasana yang ada dengan makan olahan ikan di situ," jelasnya, Senin (15/3) siang.

Ditemui usai meninjau kawasan Balekambang, Kusumo yang juga Ketua Aliansi Masyarakat untuk Akuntabilitas Kebijakan Publik (AMKP) itu menjelaskan bahwa Kota Solo tidak memiliki destinasi wisata alam yang bisa dijual. Karena itu, pemerintah kota harus memaksimalkan segala potensi yang ada, termasuk dari sektor pasar. Untuk diubah menjadi sebuah destinasi wisata baru.

Dengan begitu sektor pariwisata Kota Solo akan terus berkembang, dan tidak ketinggalan dengan daerah lain yang memiliki destinasi wisata alam. Yang tentunya bisa meningkatkan perolehan PAD Kota Solo.

"Solo ini tidak punya destinasi wisata alam. Yang ada hanyalah wisata belanja. Karena itulah harusnya walikota Gibran harus segera bergerak cepat membangun ikon-ikon wisata baru. Kalau sebelumnya saya mengusulkan Taman Balekambang jadi Taman Wisata Seni dan Budaya. Sekalian juga dibangun kawasan wisata kuliner penunjang. Di bagian dalam bisa diciptakan wisata kuliner makanan tradisional. Sedangkan di sekitar pasar ikan dibuat wisata kuliner khusus olahan ikan," imbuh pria yang juga seorang pengacara anggota PERADI Kota Surakarta itu.

Didampingi sekjennya Wisnu Tri Pamungkas, Kusumo juga menambahkan bahwa sarana dan prasarana di sekitar pasar ikan Balekambang sudah cukup memadai untuk dibangun kawasan wisata kuliner. Dari pemantauannya, lokasi wisata kuliner itu nanti bisa di atas trotoar. Sedangkan untuk tempat parkir, nantinya pemkot bisa melakukan koordinasi untuk memosisikan parkir kendaraan di sisi lain, yang kebetulan masih banyak terdapat lahan kosong.

"Kalau nanti kawasan wisata kuliner itu benar-benar diwujudkan, maka semua harus benar-benar ditata yang rapi dan tertib. Dibuat sebaik mungkin. Jadi mirip Galabo kedua. Dan pastinya yang diijinkan hanyalah yang menjual olahan ikan. Selain itu dilarang. Sedangkan untuk lahan parkir, nanti bisa dikondisikan. Kalau perlu dibuatkan tempat tersendiri. Karena kawasan yang ke arah Pasar Depok juga banyak yang kosong," pungkasnya. //sik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close