POPULER

Pentingnya Taman Budaya Kota Solo di Tengah Upaya Regenerasi Pelestari Budaya

Pentingnya Taman Budaya Kota Solo di Tengah Upaya Regenerasi Pelestari Budaya

WARTAJOGLO, Solo - Hampir setahun lamanya semenjak pandemi corona melanda dunia, Gedung Kesenian Taman Balekambang tidak dikunjungi masyarakat. Akibatnya para anggota grup Ketoprak Balekambang yang biasa pentas di tempat itu, terpaksa harus berhenti beraktifitas. 

Namun dorongan jiwa seni untuk terus berekspresi tentu tak mudah untuk dibendung. Sehingga pada Juli 2020 mereka memutuskan untuk menggelar pertunjukkan tapi tanpa penonton. Sehingga pementasan mereka hanya disiarkan secara live streaming di channel youtube Balkam TV, yang tentunya belum mendapatkan hasil. Karena channel tersebut belum termonetisasi.

Meski demikian, hal ini tidak menyurutkan semangat para pemain. Profesionalisme yang telah mengakar dalam diri mereka, mendorongnya untuk selalu menampilkan yang terbaik, meski tanpa penonton. 

Gedung Kesenian Taman Balekambang
Gedung Kesenian Taman Balekambang

Sampai akhirnya pemerintah memberikan ijin untuk penyelenggaraan pentas hiburan. Dan Ketoprak Balekambang pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan menggelar pentas perdana secara live. Tentunya tetap dengan penerapan protokol kesehatan. 

Sekelompok warga peduli budaya yang tergabung dalam Forum Budaya Mataram pun ikut berpartisipasi dengan menggalang aksi nonton bareng. Puluhan anggota dan pengurus yayasan yang tersebar di berbagai wilayah itu hadir, untuk menyaksikan pentas ketoprak Balekambang pada Sabtu (13/3) malam.

Lakon Haryo Penangsang dipilih sebagai judul dalam pementasan malam itu. Cerita ini sendiri terbagi dalam 5 babak. Yang akan dimainkan secara berseri selama 5 minggu ke depan. 

Tampak seluruh pemain bermain dengan apik membawakan cerita berlatar belakang Kerajaan Demak Bintoro itu. Durasi waktu sekitar 2 jam dimanfaatkan seluruh pemain dengan baik, untuk menyajikan hiburan berkualitas. Sehingga bisa memuaskan dahaga pecinta seni ketoprak, yang sudah lama tidak menyaksikan aksi tokoh-tokoh idolanya. 

Pentas Seni Ketoprak Balekambang
Pentas seni Ketoprak Balekambang dengan lakon Haryo Penangsang

"Malam ini kita sengaja datang untuk nonton bareng sebagai wujud ikut serta nguri-uri budaya leluhur. Dengan harapan seni ketoprak ini bisa tetap lestari. Sebab di Kota Solo ini hanya tinggal dua seni pertunjukkan yang masih bertahan, yakni wayang orang dan ketoprak. Karena itu kita harus melestarikannya," jelas BRM. Kusumo Putro, SH, MH, ketua Yayasan Forum Budaya Mataram, usai menyaksikan pementasan ketoprak.

Sebagai upaya pelestarian itu juga, Kusumo menambahkan bahwa pihaknya berharap agar kawasan Taman Balekambang bisa diubah fungsinya menjadi taman wisata seni dan budaya. Di mana di dalamnya tak hanya sekedar menyelenggarakan pementasan ketoprak, tapi nantinya juga akan diisi dengan serangkaian kegiatan seni dan budaya lain. 

"Sebagai Kota Budaya, Solo tidak memiliki Taman Budaya. Makanya saya melihat bahwa Balekambang ini adalah tempat yang sesuai, karena selain memiliki area yang luas, tempat ini juga sudah menjadi salah satu ikon budaya Kota Solo. Karena itu nantinya tinggal membangun sebuah pendapa besar, untuk menampung beragam aktifitas seni dan budaya dari para seniman," lanjutnya.

Bahkan Kusumo menegaskan, kalau misal Taman Balekambang tidak bisa diubah menjadi taman wisata seni dan budaya. Maka Walikota Surakarta hendaknya mengajukan permohonan  pengambil alihan Taman Budaya Jawa Tengah,  kepada Pemprov Jateng.

Pengurus FBM
Kusumo (kiri) dan Chatarina (kanan) sepakat dengan perlunya segera dilakukan upaya regenerasi pelestari budaya

Hal ini penting karena dengan menyediakan tempat khusus untuk kegiatan berkesenian, maka proses regenerasi bisa berjalan dengan baik. Sebab regenerasi menjadi faktor utama dari upaya pelestarian budaya. Tanpa regenerasi yang baik, maka cepat atau lambat sebuah produk budaya akan hilang ditelan jaman.

"Satu hal yang juga ingin saya tekankan adalah perlunya di Kota Solo ini dibangun sebuah sekolah khusus di bidang seni ketoprak atau wayang orang. Agar bisa mencetak para pemain ketoprak dan wayang orang yang baru, untuk melestarikan seni budaya tersebut," ujar Ketua Dewan Penyelamat dan Pelestari Seni Budaya Indonesia (DPPSBI) ini.

Tak lupa Kusumo juga mengingatkan perlunya meningkatkan daya tarik dari sebuah kegiatan seni seperti ketoprak. Caranya adalah dengan membangun sarana dan prasarana pendukung. Khusus untuk Taman Balekambang, Kusumo juga menyarankan agar dibuat sebuah tempat wisata kuliner tradisional. 

Baginya hal ini bisa sejalan dengan konsep Taman Wisata Seni dan Budaya yang digagasnya. Sebab dengan adanya tempat wisata kuliner, khususnya yang tradisional. Maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Selain tentunya juga menjadi salah satu upaya pelestarian kuliner tradisional warisan leluhur. 

"Selain pementasan ketoprak, ada baiknya di sekitar gedung ini juga disediakan tempat wisata kuliner tradisional. Jadi yang dijajakan cuma yang tradisional, seperti nasi liwet, pecel gendar, cabuk rambak dan yang lainnya. Dengan begitu bisa menarik minat masyarakat untuk datang. Serta tentunya melestarikan jenis-jenis kuliner tertentu yang saat ini sudah semakin langka," terang pria yang juga seorang lawyer anggota PERADI Kota Surakarta ini.

Sejalan dengan Kusumo, sejarawan yang juga salah satu pengurus FBM, Dra. Chatarina Etty, SH, M.Si, M.Pd melihat perlunya regenerasi untuk pelestarian budaya. Untuk itu bisa dilakukan dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Salah satu contohnya adalah pembangunan lembaga pelatihan khusus. Ataupun memaksimalkan lingkungan di sekitar Taman Balekambang, dengan beragam aktifitas seni dan budaya lain, selain ketoprak. 

"Kita bisa memaksimalkan kawasan Taman Balekambang ini dengan beragam aktifitas seni budaya lain. Dari situ akan memunculkan daya tarik untuk masyarakat. Sehingga kemudian mereka akan melihat atau bahkan terlibat. Aktifitas-aktifitas itu bisa berupa pelatihan drama, tari ataupun aktifitas-aktifitas dolanan anak tradisional. Yang tentunya bisa menunjang upaya pelestarian budaya," jelasnya saat ditemui usai menyaksikan ketoprak. //Sik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close