POPULER

Keripik Pisang Watugede, Banjir Order Jelang Lebaran

Keripik Pisang Watugede, Banjir Order Jelang Lebaran

WARTAJOGLO, Boyolali – Menyajikan hidangan berupa makanan ringan sudah menjadi tradisi dan kebiasaan masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Dan hal ini membawa dampak positif bagi para produsen makanan ringan atau camilan. Salah satunya keripik pisang.

Hal ini dirasakan oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) keripik di Desa Watugede, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Yang mana beberapa hari terakhir mendapatkan peningkatan pesanan dari konsumen.

produsen keripik
Sriyanto menyaksikan warga yang sedang membuat keripik
Ditemui di lokasi pembuatan keripik pada Selasa (27/4) siang, Ketua UMKM Watugede, Sriyanto menjelaskan bahwa UMKM yang sedang berkembang di desanya adalah keripik pisang dan keripik singkong. Pihaknya mengatakan bahwa pemesanan keripik meningkat sejak awal bulan puasa hingga Idul Fitri. Sehingga warga sekitar yang tinggal di dekat lokasi UMKM ikut membantu proses produksinya.

Ditambahkan Sriyanto, dari sekitar 4.500 orang penduduk desa, yang menjadi pelaku UMKM keripik ada 25 persen. Pemerintah Desa juga turut andil dalam memberikan bantuan guna berjalannya UMKM tersebut.
 
“Bantuan yang pertama itu bibit pisang, yang kedua ada stimulan uang buat beli peralatan, pelatihan-pelatihan juga ada,” ungkap Sriyanto.
 
Sementara di tempat terpisah, salah satu pelaku UMKM, Suprapto sangat bersyukur dengan banyaknya pesanan saat ini. Peningkatan pesanan di tempat usahanya mencapai 25 persen.
 
"Alhamdulillah, beberapa hari ini meningkat,” ucapnya singkat.
 
Untuk bahan baku keripik pisang, Suprapto mengaku mendapatkan dari perorangan sekitar tempat tinggalnya. Dalam sehari, usahanya mampu memproduksi 20 hingga 30 kilo keripik pisang. Varian yang ditawarkan untuk keripik pisangnya ada rasa manis, asin dan gurih dengan peminat paling banyak adalah rasa manis. 
 
Harga yang dipatok untuk pembelian eceran per kilo keripik pisang sebesar Rp 50 ribu. Sedangkan jika untuk dijual kembali, per kilo bisa didapatkan dengan harga Rp 45 ribu. 
 
Sementara saat ditanya mengenai pangsa pasarnya, Suprapto mengatakan bahwa saat ini baru mencakup wilayah Boyolali.
 
“Ya hanya dari sekitar wilayah Boyolali,” tandasnya. //Mul

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close