POPULER

Wow..! Hadiah Motor Baru untuk yang Rajin Shalat Subuh di Masjid Ini

Wow..! Hadiah Motor Baru untuk yang Rajin Shalat Subuh di Masjid Ini

WARTAJOGLO, Solo - Ada banyak upaya yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk berdakwah, terutama di wilayah yang jauh dari sentuhan religiusitas. Salah satunya adalah dengan iming-iming materi, seperti yang dilakukan oleh pengusaha kuliner asal Kota Solo, H. Puspo Wardoyo.

Ya, di kampung tempat tinggalnya di masa kecil, yakni Karangasem, Kota Solo, Puspo membuat sayembara dengan hadiah yang sangat menggiurkan, bagi mereka yang mau tekun beribadah. Tak tanggung-tanggung, owner Ayam Bakar Wong Solo ini memberikan hadiah sepeda motor untuk warga yang rajin shalat subuh di Masjid Al Hijrah.

Masjid Al Hijrah selalu dipenuhi jamaah

Masjid Al Hijrah sendiri terletak di Jalan Srikoyo, RT 03 RW 02, Karangasem. Sebelumnya masjid ini adalah rumah tempat tinggal keluarga Puspo Wardoyo. Yang selanjutnya diubah menjadi masjid, setelah pria 60 tahunan ini sukses dan memilih tinggal di tempat lain.

"Sebelum jadi masjid, dulunya ini masih berupa mushola. Lalu dibesarkan dan selesai secara resmi pada 30 September 2017," jelas Purwanto, salah seorang takmir Masjid Al Hijrah saat ditemui pada Minggu (9/5) pagi.

Purwanto pun menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan Puspo Wardoyo terbilang efektif. Karena saat ini Masjid Al Hijrah menjadi masjid yang begitu makmur. Di mana tiap kali digelar shalat berjamaah, seluruh shaf yang ada selalu penuh.

Nama Al Hijrah sendiri sengaja dipilih oleh Puspo Wardoyo untuk menandai perubahan hidup yang dijalaninya. Di mana dia telah meninggalkan kemaksiatan, dan memilih hidup di jalan Allah.

"Allah akan selalu menolong dan mengangkat derajat siapapun yang berhijrah. Dan hal itu saya rasakan sendiri, hingga jadi seperti sekarang ini," aku Puspo Wardoyo saat dihubungi melalui sambungan video call.

H. Puspo Wardoyo saat dihubungi melalui video call

Puspo pun menyadari bahwa manusia memiliki sifat suka dengan materi. Karena itulah dengan kelebihan materi yang dimilikinya, dia berusaha mengubah perilaku dari warga di sekitar tempat tinggalnya, yang akrab dengan berbagai kemaksiatan. Caranya yaitu dengan iming-iming hadiah bagi yang mau berubah.

Hal itu ternyata efektif. Selain Masjid Al Hijrah menjadi begitu makmur karena memiliki banyak jamaah, perilaku negatif dari warga di sekitarnya juga mulai banyak yang berubah. 

"Dulu di sekitar situ yang namanya molimo itu sudah biasa. Sampai akhirnya sekarang sudah tidak ada lagi, karena sedikit-demi sedikit mulai ditinggalkan warga," imbuh Puspo Wardoyo.

Hingga kini setidaknya sudah 18 sepeda motor yang diberikan Puspo Wardoyo kepada warga. Dan hal itu akan terus dilakukan, agar warga semakin tekun beribadah.

Adapun kriteria dari penerima hadiah tersebut adalah mereka yang paling rajin shalat berjamaah, terutama subuh. Dan untuk itu Puspo Wardoyo mempercayakan penilaiannya pada Purwanto, yang kebetulan tinggal tepat di depan masjid.

Salah satu penerima hadiah sepeda motor adalah Tri Priyatmo Cipto Hadi, yang sehari-hari kerap didapuk sebagai imam dalam shalat berjamaah di masjid itu. Pensiunan pegawai Dinas Perdagangan Kabupaten Karanganyar ini mengaku senang, karena sepeda motor itu bisa digunakan oleh anaknya untuk kuliah.

"Saya sebenarnya sudah berencana beli motor baru untuk anak saya. Tapi Alhamdulillah malah dapat hadiah dari Pak Puspo. Semoga apa yang saya dapat ini benar-benar mendatangkan manfaat. Dan untuk Pak Puspo semoga segala amalnya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT," ucap Tri Priyatmo. 

Tri Priyatmo mengendarai sepeda motor hadiahnya usai mengimami shalat berjamaah

Sayembara sepeda motor memang menjadi salah satu pembeda dari Masjid Al Hijrah dengan masjid yang lain. Sebab bisa jadi tidak ada yang pernah menyangka kalau masjid dengan arsitektur snagat sederhana ini, menawarkan iming-iming yang sangat menggiurkan bagi siapa saja yang beribadah di sana.

Namun demikian sejauh ini sayembara itu masih dibatasi untuk kalangan internal warga di sekitar masjid. Karena bagaimanapun tujuan utama didirikannya masjid itu adalah untuk menghijrahkan warga di sekitarnya yang akrab dengan molimo. 

Meski demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu saat juga akan meluas ke warga dari wilayah lain. Karena bagi Puspo Wardoyo yang terpenting adalah membuat orang untuk meninggalkan maksiat dan dekat dengan Allah.

Sementara di masa pandemi saat ini, serangkaian aturan ketat diterapkan oleh takmir untuk mencegah penularan Covid-19. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

Hal itu terlihat dari sebuah spanduk berwarna hijau yang terpasang di dekat pintu masjid, yang isinya terkait upaya takmir menerapkan protokol kesehatan untuk jamaah yang beribadah. 

Di antara aturan itu adalah mereka yang shalat di masjid itu harus dalam kondisi sehat, lalu membawa sajadah sendiri, serta memilih surat yang pendek untuk dibacakan saat shalat. 

Sedangkan untuk pelaksanaan shalat Jumat, di masa pandemi ini takmir membatasi hanya khusus untuk warga setempat. Sehingga di tiap waktu shalat Jumat, jalanan di depan masjid ditutup, untuk mencegah adanya warga luar ikut bergabung.

Para takmir di masjid ini memang tegas dalam menerapkan aturan. Karena bagaimanapun mereka juga mendapat insentif tersendiri dari Puspo Wardoyo untuk menjaga Masjid Al Hijrah. Yang menurut Puspo hal itu adalah bagian dari upayanya untuk memakmurkan masjid.

"Memakmurkan masjid itu tidak hanya dari aspek religinya, di mana membuat banyak jamaah yang datang. Tapi lebih dari itu kita juga harus memakmurkan warga di sekitarnya juga. Karena bagaimana mereka bisa tekun beribadah, kalau masih dipusingkan dengan kesulitan ekonomi. Maka dari itu ekonomi mereka juga harus dibangkitkan," tandas Puspo Wardoyo sembari menambahkan bahwa pihaknya juga memberikan modal usaha untuk warga, agar mereka bisa menjadi seorang wirausahawan. //Sik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close