POPULER

Peduli Yatim dan Dhuafa, Kapolsek di Wonogiri Dirikan Pondok Pesantren

Peduli Yatim dan Dhuafa, Kapolsek di Wonogiri Dirikan Pondok Pesantren

WARTAJOGLO, Wonogiri - Salah satu cara mewujudkan keamanan dan ketertiban adalah dengan dakwah untuk meningkatkan ketakwaan. Cara itu benar-benar dilaksanakan oleh Kapolsek Eromoko AKP Surono. Tidak hanya dalam tugas kedinasan, namun juga di kehidupan sehari-hari.

Ya, AKP Surono yang kini menjabat sebagai Kapolsek Eromoko, Polres Wonogiri itu mendirikan yayasan dan pondok pesantren untuk menampung anak yatim piatu dan dhuafa. Pria kelahiran Sukoharjo 27 Oktober 1975 tersebut kini memimpin Yayasan Abdurahman Bin Auf yang membawahi pesantren Abdurahman Bin Auf, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Raden Mas Said Wonogiri dan Masjid Abdurahman Bin Auf.

Kiprahnya di dunia religi dimulai dengan melakukan terobosan-terobosan untuk mencarikan orang tua asuh bagi anak-anak yatim piatu dan dhuafa, sejak 2016. Pihaknya memfasilitasi penyaluran donasi dari negara Uni Emirat Arab (UEA). 

AKP Surono saat membantu mengajar di Pondok Pesantren

Anak-anak yatim piatu dan dhuafa didata kemudian diajukan ke pengelola donasi dari UEA. "Setiap anak mungkin akan mendapatkan orang tua asuh yang berbeda-beda dari UEA, sehingga donasi yang mereka dapatkan berbeda-beda," terangnya, baru-baru ini.

Donasi tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan UEA di Indonesia. Adapun pihaknya hanya memfasilitasi tempat dan mengkoordinasikan. Santunan yang diperoleh digunakan untuk kegiatan operasional dan kebutuhan sekolah, bukan untuk hal-hal konsumtif.

Setelah program orang tua asuh berjalan, dia bersama rekan-rekannya mendirikan Yayasan Abdurahman Bin Auf. "Selanjutnya, tahun 2020 kami mendapat izin mendirikan pondok pesantren. Saya bersama Pak Wawan menjadi salah satu pendirinya," katanya.

Setiap enam bulan sekali, pihaknya memperbarui pengajuan donasi. Dalam setiap pengajuan tersebut, puluhan anak berhasil lolos verifikasi dari pihak UEA perwakilan Indonesia dan berhak menerima santunan.

Di sisi lain, pondok pesantren tersebut juga berjalan berkat partisipasi dan donasi dari masyarakat, keluarga maupun dari para pengajar pesantren sendiri. "Kemarin kami baru dapat bantuan beras 500 kilogram dari Eromoko," ujarnya.

Tahun 2021, pihaknya mendapatkan izin mendirikan MTs Raden Mas Said Wonogiri. Para murid dan santri tidak hanya dari warga sekitar. Namun ada yang dari Pekalongan, Madura, bahkan Cianjur.

Meskipun masih aktif menjadi polisi, Surono harus bisa membagi waktunya. Dia bersama para pengurus yayasan beserta 13 pengajar pesantren dan MTs mampu menjalankan kegiatan dakwah, belajar dan mengajar.

"Kalau pagi ke kantor, sore baru bisa ke pondok. Kecuali kalau ada hal penting di wilayah, saya selalu menyampaikan ke pimpinan. Di pondok sudah ada ustadz-ustadz, jadi saya tinggal membantu," terangnya.

Terkait hal ini, Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto, memberikan apresiasi tinggi kepada AKP Surono, yang mampu berperan dalam menjaga akhlak generasi muda untuk masyarakat luas. Dia memuji Surono karena mampu membagi tugas dengan baik, antara kegiatan pesantren maupun kedinasan.

"Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Pak Surono. Karena apa yang diperbuat merupakan bentuk pembinaan terhadap masyarakat," tandasnya Senin, (1/11/2021). //Hum

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close