TfG6TUW8BUO7GSd6TpMoTSd7GA==
,, |

Headline News

Energi Perdamaian dari Wilujengan Nagari Kiblat Sekawan di Keraton Surakarta Hadiningrat

WARTAJOGLO, Solo - Aroma asap dupa yang menyengat meniringi digelarnya sebuah ritual sakral oleh para anggota Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) di Ndalem Purwohamijayan, pada Minggu 14 Agustus 2022 siang.

Acara yang digelar di dalam kawasan komplek Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut diberi nama Wilujengan Nagari Kiblat Sekawan.

Yang mana tujuannya adalah untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa diberikan limpahan berkah berupa perdamaian dan ketenangan dalam hidup.

Suasana prosesi wilujengan nagari kiblat sekawan

Hal tersebut penting karena Keraton Surakarta Hadiningrat selama beberapa tahun terakhir selalu diselimuti konflik internal di antara para ahli warisnya.

Karenanya dengan digelarnya wilujengan nagari tersebut, segala permasalahan yang menyelimuti Keraton Surakarta bisa segera terselesaikan.

Eko Sriyanto Galgendu selaku ketua umum GMRI menjelaskan bahwa wilujengan nagari ini adalah bagian dari upaya mewujudkan persatuan di dalam keraton, sesuai dengan harapan dari mendiang Sinuhun Paku Buwono XII.

"Mendiang Sinuhun Paku Buwono XII yang merupakan salah satu pemrakarsa GMRI selalu menggelorakan semangat perdamaian dan kerukunan. Dan bersamaan dengan momen peringatan berdirinya Keraton Surakarta Hadiningrat saat ini, semoga semangat itu bisa senantiasa nyawiji atau menyatu dengan ruh keraton yang saat ini masih dibekap masalah internal," jelasnya.

Hal ini pula yang menjadi dasar penyelenggaraan acara wilujengan nagari tersebut digelar di kawasan Keraton Surakarta Hadiningrat, tepatnya di Ndalem Purwohamijayan.

"Wilujengan ini juga menjadi upaya kita semua untuk ndodog ati atau mengetuk hati seluruh kerabat keraton yang saat ini masih belum bersatu. Agar mau membuka hati untuk bisa mewujudkan perdamaian dan persatuan, sehingga keraton bisa kembali kuncara," lanjutnya.

Sementara dari pihak keraton sendiri terlihat sosok Pengageng Parentah Keraton Surakarta Hadiningrat KGPH Dipokusumo serta GKR Alit yang merupakan putri sulung mendiang Sinuhun PB XII. 

Keduanya tampak khusyu mengikuti prosesi ritual yang digelar di dalam pendopo ageng Purwohamijayan. 

"Wilujengan nagari ini merupakan wujud doa kita kepada Tuhan agar senantiasa dilimpahi berkah. Terlebih saat ini ada dua peristiwa besar yang terjadi secara bersamaan di bulan ini, yakni peringatan hari kenerdekaan RI serta peringatan adeging Keraton Surakarta Hadiningrat. Tentunya kita semua berharap ada sinergi yang tercipta di dalamnya, sehingga ke depannya bisa menciptakan kondisi yang baik untuk kehidupan kita semua," terang Dipokusumo.

Pria yang juga putra dari mendiang Sinuhun PB XII tersebut juga menambahkan bahwa wilujengan kiblat sekawan merupakan simbolisasi dari doa di setiap penjuru mata angin.

Yang berarti bahwa dukungan energi dari berbagai penjuru inilah yang akan membuat negeri ini termasuk keraton menjadi semakin kuat.

"Kiblat sekawan atau empat kiblat ini akan diwakili dengan perlambang-perlambang tertentu yang menjadi simbolisasi doa kita semua. Agar negeri ini termasuk Keraton Surakarta Hadiningrat senatiasa mendapat perlindungan dari Tuhan yang Maha Kuasa," imbuhnya.

Beragam sesaji memang disedakan dalam prosesi wilujengan nagari kiblat sekawan. Yang setelah didoai bersama, sesaji berupa nasi tumpeng dan beragam lauk pauknya itu dibagikan secara merata ke semua orang yang hadir.

"Sesaji itu dibagikan dalam wadah takir yang merupakan akronim dari kata takwa dan dzikir. Artinya dalam sesaji itu terkandung doa kita sebagai umat manusia, yang mengharap ridho Illahi dengan senantiasa bertakwa dan berdzikir kepadanya," pungkas pria yang akrab disapa Gusti Dipo ini. //Bang

Type above and press Enter to search.