POPULER

Pertama Kalinya Hajad Dalem Tingalan Jumenengan, Dihadiri Seluruh Pihak yang Selama Ini Berkonflik

Pertama Kalinya Hajad Dalem Tingalan Jumenengan, Dihadiri Seluruh Pihak yang Selama Ini Berkonflik

WARTAJOGLO, Solo - Hujan yang mengguyur Kota Solo pada Kamis 16 februari 2023 tak menghalangi keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat untuk menggelar kirab agung.

Kirab yang menjadi rangkaian acara hajad dalem tingalan jumenengan Sinuhun Paku Buwana XIII yang ke-19 itu, juga menjadi penanda bersatunya lagi seluruh putra putri serta kerabat dalem keraton, setelah berselisih sekian lama.

Acara tingalan jumenengan yang digelar di Sasana Sewaka sendiri berlangsung khidmat dengan dihadiri para kerabat serta sentana dan abdi dalem. 

Tak ketinggalan pula para tamu undangan dari kalangan pejabat maupun tokoh masyarakat, termasuk KGPAA mangkunegara X, ikut hadir pada acara sakral tersebut. 

Tingalan jumenengan tahun ini menjadi yang pertama, dengan  keterlibatan seluruh kerabat yang selama ini berkonflik.

KGPAA Mangkunegara X (kanan) berfoto bersama Sinuhun Paku Buwono

Ya, pasca penobatan KGPH Hangabehi sebagai raja pada 2004 lalu, keluarga dan kerabat keraton terpecah menjadi dua kubu. Satu kubu mendukung Hangabehi, sementara kubu yang lain mendukung KGPH Tedjowulan.

Hangabehi dan Tedjowulan sempat berdamai pada 2012, namun perdamaian itu tidak benar-benar didukung oleh kerabat yang lain.

Hingga akhirnya justru menciptakan perpecahan baru, di mana Lembaga Dewan Adat yang sebelumnya menjadi pendukung Sinuhun Hangabehi, justru harus terusir dari keraton.

Kini setelah melalui sebuah perjuangan panjang, Lembaga Dewan Adat yang dipimpin oleh GRAy Koes Moertiyah atau Gusti Mung bisa berdamai dengan pihak Sinuhun.

Proses rekonsiliasi yang dijembatani oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka tersebut tentunya disambut baik oleh banyak pihak.

Sebab hal itu tentu akan jadi solusi terbaik bagi keraton untuk melakukan berbagai pembenahan fisik.

Dan dalam tingalan jumenenagn pertama setelah rekonsiliasi tersebut, seluruh kerabat dan putra putri dalem mendiang Sinuhun Pku Buwono XII diundang.

Namun demikian dikarenakan berbagai faktor tidak semua putra putri dalem hadir.

"Dalam bahasa keraton tidak ada istilah diundang. Namun semuanya ditimbali. Jadi kalau ditimbali, tentu harusnya datang. Ya mungkin saja kebetulan ada hal yang tidak bisa ditinggalkan. Atau bahkan mungkin rumahnya terlalu jauh," jelas KGPH Dipokusumo, selaku pengageng Parentah Keraton Surakarta Hadiningrat di sela-sela acara tingalan jumenengan.

Prosesi hajad dalem tingalan jumenengan kali ini tidak terlalu ada perbedaan dengan tingalan jumenengan tahun-tahun sebelumnya.

Acara utama berupa pagelaran tarian Bedaya Ketawang juga berlangsung lancar tanpa hambatan.

Para tamu yang hadirpun dibuat hening, saat pertunjukkan tarian sakral yang hanya digelar setahun sekali tersebut dibawakan oleh 9 gadis suci.

"Kita berharap kondisi yang tenang dan damai ini bisa selalu terjaga, sehingga tingalan jumenengan ini bisa dijadikan komoditas wisata, untuk emngembangkan sektor pariwisata di Kota Solo," tandas Gusti Dipo, sapaan akrab KGPH Dipokusumo. //Bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close