POPULER

Dari Nasi Kotak Mewah hingga Sepeda Motor, Bisa Didapat Para Jamaah di Masjid Al Hijrah

Dari Nasi Kotak Mewah hingga Sepeda Motor, Bisa Didapat Para Jamaah di Masjid Al Hijrah

WARTAJOGLO, Solo - Ratusan orang terlihat memadati halaman Masjid Al Hijrah yang ada di Kampung Karangasem Kota Solo pada Jumat 17 Maret 2023 siang.

Ya seperti biasa, sebagaimana program Jumat berkah pada umumnya, takmir masjid ini juga membagikan makanan kepada para jamaah usai pelaksanaan shalat Jumat.

Satu per satu jamaah mendapatkan nasi kotak bermerek KQ5 (Grup Wong Solo) yang berisi paket ayam goreng lengkap dengan lalapan dan sambalnya. 

Sajian nasi kotak KQ5 ini tentunya terbilang cukup mewah untuk sebuah masjid kecil di tengah pemukiman padat Kota Solo.

Jamaah masjid Al Hijrah antri mendapatkan makanan dalam program Jumat berkah

Apalagi yang dibagikan mencapai ratusan paket, yang tentunya membutuhkan banyak anggaran untuk menyediakannya.

"Tiap Jumat kita sediakan 600 paket nasi kotak dan air mineral," ujar Purwanto, takmir Masjid Al Hijrah di sela-sela kegiatannya membagikan nasi kotak untuk jamaah.

Masjid Al Hijrah memang bisa dibilang tidak terlalu megah. Apalagi lokasinya juga berada di tengah kampung yang padat penduduk. Sehingga orang yang lewat tak akan menemukan sesuatu yang istimewa, selain sebagai sebuah tempat ibadah.

Namun siapa yang menyangka di balik kesederhanaannya itu, masjid ini berani menawarkan berbagai keistimewaan. 

Selain ratusan paket makanan cukup mewah untuk program Jumat Berkah, masjid ini juga mengiming-imingi jamaahnya dengan hadiah sepeda motor bagi mereka yang rajin shalat di sana.

Semua tentu tak lepas dari sosok pemilik masjid tersebut, yakni pengusaha kuliner sukses asal Solo H. Puspo Wardoyo.

Puspo Wardoyo menjadi pemilik karena masjid itu dibangun di atas tanah, yang sebelumnya berdiri tempat tinggalnya.

H. Puspo Wardoyo (baju batik) bersama KH. Anwar Iskandar

Yang seiring dengan kesuksesannya mengembangkan bisnis kuliner, rumah di Jalan Srikoyo, Karangasem, Kota Solo itupun ditinggalkan dan direnovasi menjadi masjid.

Ketaatannya pada agama juga, yang mendorong Puspo Wardoyo untuk memberikan reward bagi para jamaah yang shalat di masjid tersebut. 

Selain sebagai wujud amalnya, reward itu berguna untuk menarik para jamaah untuk rajin shalat berjamaah di masjid.

Dan ternyata benar. Tak hanya semakin banyak warga yang berjamaah, hal ini juga efektif untuk menekan perilaku negatif masyarakat di sekitar masjid tersebut, yang cukup dikenal dengan perilaku molimo-nya.

Karena itu pula, nama Al Hijrah dipakai oleh Puspo Wardoyo untuk masjid tersebut. Yang mana merupakan wujud cerminan dari perjalanan hidupnya yang dulu penuh dengan kegelapan, hingga kemudian hijrah dan menjadi orang sukses.

Hal itu pula yang diinginkan Puspo Wardoyo dengan keberadaan masjid tersebut, yang diharapkan energinya bisa membawa para pelaku maksiat hijrah menuju ke jalan yang benar.

"Allah akan selalu menolong dan mengangkat derajat siapapun yang berhijrah. Dan hal itu saya rasakan sendiri, hingga jadi seperti sekarang ini," aku Puspo Wardoyo dalam sebuah kesempatan.

Puspo pun menyadari bahwa manusia memiliki sifat suka dengan materi. Karena itulah dengan kelebihan materi yang dimilikinya, dia berusaha mengubah perilaku dari warga di sekitar tempat tinggalnya, yang akrab dengan berbagai kemaksiatan. Caranya yaitu dengan iming-iming hadiah bagi yang mau berubah.

Hingga kini setidaknya sudah 18 sepeda motor yang diberikan Puspo Wardoyo kepada warga. Dan hal itu akan terus dilakukan, agar warga semakin tekun beribadah.

Adapun kriteria dari penerima hadiah tersebut adalah mereka yang paling rajin shalat berjamaah, terutama subuh. 

Dan untuk itu Puspo Wardoyo mempercayakan penilaiannya pada Purwanto selaku takmir, yang kebetulan tinggal tepat di depan masjid.

"Hadiah itu diberikan untuk mereka yang rajin shalat berjamaah, terutama subuh. Dan saya bisa tahu siapa-siapa orang yang rajin dan tidak, karena kebetulan saya diberi mandat untuk melakukan pengecekan itu," ujar Purwanto.

Salah satu penerima hadiah sepeda motor adalah Tri Priyatmo Cipto Hadi, yang sehari-hari kerap didapuk sebagai imam dalam shalat berjamaah di masjid itu. 

Pensiunan pegawai Dinas Perdagangan Kabupaten Karanganyar ini mengaku senang, karena sepeda motor itu bisa digunakan oleh anaknya untuk kuliah.

"Saya sebenarnya sudah berencana beli motor baru untuk anak saya. Tapi Alhamdulillah malah dapat hadiah dari Pak Puspo. Semoga apa yang saya dapat ini benar-benar mendatangkan manfaat. Dan untuk Pak Puspo semoga segala amalnya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT," ucap Tri Priyatmo.

Sayembara sepeda motor memang menjadi salah satu pembeda dari Masjid Al Hijrah dengan masjid yang lain. 

Sebab bisa jadi tidak ada yang pernah menyangka kalau masjid dengan arsitektur sangat sederhana ini, menawarkan iming-iming yang sangat menggiurkan bagi siapa saja yang beribadah di sana. //Bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close