WARTAJOGLO, Sukoharjo - Sebuah produk olahan jamu yang diberi nama JAMBON, berhasil diciptakan para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 138 Farmasi, bersama warga Desa Plumbon.
Ya, sebagai representasi pemuda yang berperan sebagai pemegang estafet kepemimpinan, mahasiswa tidak hanya menjadi seorang intelektual, tapi juga harus mampu menjadi problem solver di tengah masyarakat salah satunya melalui KKN.
Pada periode ini, kelompok 138 KKN Farmasi UNS 2023 melaksanakan KKN di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Desa indah nan asri dengan segudang potensi sumber daya alamnya.
Para mahasiswa KKN Kelompok 138 Farmasi UNS menunjukkan produk Jambon hasil olahan mereka bersama warga Plumbon |
Tim 138 KKN Farmasi UNS mengadakan rangkaian kegiatan pengembangan potensi desa melalui kegiatan budidaya dan pengolahan hasil panen tanaman obat keluarga yaitu jahe, kunyit, dan jeruk nipis.
Kegiatan dilaksanakan di Dukuh Cumpleng, Desa Plumbon bersama dengan ibu-ibu PKK setempat pada Minggu, 30 Juli 2023.
Pada pelaksanaan program kerja ini, mahasiswa turut memberdayakan masyarakat dimulai dari tahap edukasi, praktik penanaman, hingga praktik pembuatan produk olahan Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Kegiatan edukasi dan praktik menanam TOGA dilakukan oleh Namira Ayu Naomi dan Niken Larasati selaku penanggung jawab program kerja.
Selanjutnya, praktik pengolahan TOGA didemonstrasikan oleh Nisa Nurkhasanah selaku penanggung jawab program kerja.
Praktik pengolahan TOGA menghasilkan tiga produk yaitu jamu racik kunir asem, jamu jahe siap minum, dan aromatic spray untuk pegal linu.
Ketiga produk tersebut selanjutnya dinamai Jamu Plumbon atau dapat disingkat JAMBON.
Nama Jambon bermakna bahwa produk tersebut berasal dari bahan-bahan atau tanaman yang dipelihara di Desa Plumbon, diolah oleh masyarakat Desa Plumbon, dan ditujukan untuk menjaga kesehatan masyarakat Desa Plumbon.
Pemilihan tanaman obat disesuaikan pula dengan sebaran penyakit yang sering terjadi pada masyarakat Desa Plumbon.
Produk pertama yaitu jamu racik kunir asem yang mengandung senyawa kurkumin bermanfaat untuk meredakan nyeri tulang dan sendi, menjaga daya tahan tubuh, serta menangkal radikal bebas.
Produk kedua yaitu jamu jahe siap minum yang berkhasiat menjaga kekebalan tubuh, melancarkan pencernaan, dan mengurangi nyeri haid.
Produk ketiga yaitu aromatic spray pegal linu mengandung gingerol serta menthol yang berkhasiat mengobati pegal linu.
Dalam praktik pengolahan TOGA, bahan kunyit dan jahe perlu diolah menjadi simplisia terlebih dahulu.
Proses pembuatan simplisia dimulai dari proses pemanenan, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, hingga penghalusan sehingga diperoleh simplisia kunyit dan jahe dalam bentuk serbuk.
Kegiatan dilanjutkan dengan proses peracikan dan pengemasan di mana ibu-ibu PKK Dukuh Cumpleng dibagi menjadi 3 kelompok, sesuai dengan jumlah produk olahan TOGA.
Pada produk jamu racik kunir asem dibutuhkan bahan simplisia kunyit, garam, asam jawa bubuk, dan gula aren.
Sedangkan produk jamu jahe siap minum dibutuhkan air rebusan jahe, jeruk nipis, madu, dan air.
Lalu pada produk aromatic spray untuk pegal linu dibutuhkan minyak atsiri jahe, menthol, champora, dan alkohol.
Produk JAMBON tersebut kemudian dikemas dengan kemasan dan desain produk yang menarik.
Kegiatan diakhiri dengan pembagian produk JAMBON serta bibit TOGA, sehingga diharapkan budaya penanaman dan pengolahan TOGA akan terus berlanjut di Desa Plumbon, khususnya Dukuh Cumpleng.
Antusiasme ibu-ibu Dukuh Cumpleng sangat baik dalam mengolah jamu menjadi produk siap jual.
Hal ini ditunjukkan dengan keingintahuan mereka yang tinggi, akan khasiat berbagai jenis TOGA serta keaktifan dalam pembuatan produk jamu tersebut.
“Pelaksanaan program budidaya dan pengolahan TOGA ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada ibu-ibu PKK Dukuh Cumpleng dalam memanfaatkan TOGA di sekitar rumah, terutama untuk menjaga kesehatan masyarakat serta agar dikembangkan menjadi produk yang bernilai. Dengan demikian, kegiatan ini dapat meningkatkan potensi masyarakat di Dukuh Cumpleng,” ungkap Yusuf Kurnia selaku koordinator Tim 138 KKN Farmasi UNS.
Yuk, manfaatkan TOGA di sekitar kita! //*
Penulis: Kelompok 138 KKN Farmasi UNS
2. Nisa Nurkhasanah
3. Qoriatun Hasanah
4. Sabrina Nur Dzikrillah
5. Shaffa Claradhieta Az-zahra
6. Niken Larasati