POPULER

Terancam Hilang, BRIN Upayakan Revitalisasi Bahasa Kui di NTT

Terancam Hilang, BRIN Upayakan Revitalisasi Bahasa Kui di NTT

WARTAJOGLO, Jakarta - Bahasa Kui yang berada di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam hilang karena jumlah penutur semakin sedikit.

Untuk itulah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengupayakan revitalisasi terhadap bahasa daerah yang satu ini, untuk tetap mempertahankan keberadaannya. 

Adapun revitalisasi yang dilakukan yakni dengan cara menyosialisasikan upaya perlindungan Bahasa Kui kepada pihak-pihak yang dapat berkontribusi untuk membantu menyelamatkan bahasa tersebut.

Ilustrasi. Rumah di Kampung Takpala, Pulau Alor

Dalam hal ini memanfaatkan dua sekolah yang dimiliki oleh masyarakat di sana untuk memberikan pengajaran terhadap para penutur muda Bahasa Kui.

Kepala Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra BRIN Obing Katubi mengatakan jumlah penutur bahasa itu kini hanya sekitar seribu orang.

"Berdasarkan pemetaan keluarga yang saya lakukan sendiri, jumlah penutur Kui hanya 833 orang pada 2011, dan kini hanya sekitar seribu orang," ujar Obing, di Jakarta, Minggu 8 Oktober 2023.

Ia menjelaskan penutur Bahasa Kui tinggal di tiga wilayah, yaitu di Lerabaing (Kampung Raja sebagai kampung lama), di Bombaru-Buraga, dan di Kelurahan Moru. Ketiga daerah tersebut masuk secara administratif di Kabupaten Alor, NTT.

"Di sana ada dua sekolah milik masyarakat, gurunya orang Kui, dan siswanya pun 100 persen orang sana, " katanya.

Namun ia menyampaikan revitalisasi bahasa daerah melalui pendidikan formal harus disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar.

Ia mengatakan alasan Bahasa Kui terancam hilang dikarenakan masyarakat di sana enggan menggunakan bahasanya di level keluarga.

Mereka berpendapat bahwa menggunakan Bahasa Indonesia lebih memudahkan anak-anak untuk bersosial.

Selain itu, perkawinan beda etnik, migrasi komunitas bahasa, serta trauma sejarah juga menjadi alasan bahasa tersebut terancam punah.

Adapun merujuk data situasi kebahasaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Indonesia memiliki 718 bahasa daerah atau dialek yang tersebar di 2.560 daerah pengamatan. Sedangkan bahasa daerah yang telah punah mencapai 11 bahasa. //Rad

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close