WARTAJOGLO, Semarang - Masalah pengelolaan air bersih disebut sangat erat kaitannya dengan isu pembangunan manusia, khususnya masalah stunting pada anak.
Hal ini disampaikan oleh anggota DPR-RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono saat melakukan Sosialisasi dan Promosi KIE Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), di Gedung Nada Surya Tunggal, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Minggu 26 November 2023.
“Keberadaan dan bagaimana pengelolaan air bersih ini sangat terkait erat dengan masalah-masalah pembangunan manusia khususnya di bidang kesehatan, dan terutama berkaitan dengan upaya kita perang melawan stunting," ujar Tuti saat menyampaikan sambutan.
Tuti Nusandari Roosdiono saat menyampaikan sosialisasi terkait pencegahan stunting |
Menurut Tuti, persoalan stunting bukan lagi terpaku pada kurangnya asupan gizi pada bayi. Tapi lebih dari itu, penyediaan air minum berlkualitas ikut memberi pengaruh besar.
"Jadi bukan hanya soal gizi bayi, bukan hanya pemberian asupan gizi yang memenuhi standar untuk ibu hamil atau ibu menyusui. Tetapi penyediaan air minum dan sanitasi layak mempunyai dampak yang sangat besar" ungkapnya.
Tuti menekankan, bahwa dalam merawat ketersediaan air bersih, maka perlu dibentuk perilaku masyarakat yang menghargai dan memanfaatkan air dengan bijak.
Diapun berharap agar kerja sama semua pihak baik pusat dan daerah dapat membangun kesadaran, untuk saling mengingatkan dalam penggunaan sanitasi air bersih, supaya percepatan penurunan stunitng.
Sementara itu Kepala Bidang KB Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kab. Semarang Nathalia Damayanti, S.E., M.M, menambahkan bahwa terdapat dua jenis intervensi upaya penurunan stunting, yakni intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung.
“Pencegahan stunting harus terus di-intervensi, ada dua intervensi dalam mencegah stunting. Pertama intervensi gizi spesifik meliputi kurangnya asupan makanan dan gizi, serta penyakit infeksi. Intervensi gizi spesifik mengarah pada intervensi perorangan. Sedangkan kedua intervensi gizi sensitif menyasar pada kelompok masyarakat. Hal ini meliputi peningkatan akses pangan bergizi, peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu dan anak, peningkatan penyediaan air bersih, air minum, dan sarana sanitasi,” ujar Nathalia.
Acara kolaboratif ini dihadiri oleh beberapa pihak terkait antara lain, Tuti Nusandari Roosdiono Anggota DPR-RI Komisi IX Fraksi PDI Perjuangan, Edward Saragih Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono, Nathalia Damayanti, S.E., M.M Kepala Bidang KB Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening Tokoh Masyarakat Kabupaten Semarang, Slamet Shodiq, S.H Sekretaris Kecamtan Pringapus dan tamu undangan dari Masyarakat Kecamatan Pringapus. //Lis