WARTAJOGLO, Solo - Wirausaha Merdeka (WMK) merupakan bagian dari program Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
Pada tahun 2023 ini, ada 40 mahasiswa UTP dan 4 dosen UTP yang terdiri dari 2 dosen berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan 2 dosen berasal dari Fakultas Pertanian (FP) kembali mengikuti program WMK.
Program WMK tahun ini juga masih dikoordinatori oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan didanai oleh Kemendikbudristek.
Mahasiswa UTP saat mengikuti WMK Expo |
Program WMK memberikan sebuah pengalaman yang luar biasa bagi mahasiswa. Mereka dibina mulai dari tahap magang, pitching, hingga expo oleh para expert dan dosen pembimbing. Mahasiswa juga belajar teamwork yang baik dengan rekan satu timnya.
Salah satu mahasiswa UTP, Galih Sekar Permata Kusuma prodi Agroteknologi semester 5 menceritakan alasannya mengikuti WMK, karena ingin mencoba hal baru keluar dari zona pertanian dan ingin tahu bagaimana menjadi wirausahawan muda.
Galih dan kelompoknya membuat Handmade Soap atau sabun organik dengan 4 variant, yaitu Bidara, lengkuas, lavender dan yang paling best seller yaitu kefir/susu kambing etawa.
Handmade soap dari kelompok Galih diberi nama Samurah.id. Samurah sendiri memiliki arti Sabun Murah Indonesia.
“Kami memilih Handmade Soap karena kami ingin membuat produk yang masih berkaitan dengan pertanian, maka dari itu kami membuat sabun dengan bahan hasil dari pertanian itu sendiri. Keunggulan dari samurah.id yaitu bahan aktif yang dipakai karena bahannya real dari ekstrak tanpa bahan campuran dan tentunya packaging yang unik untuk menarik konsumen dan juga praktis dibawa kemana-mana”, jelas Galih.
Selama menjalani expo dirinya merasa enjoy karena menjadi hal baru untuknya dan tim karena bisa menawarkan produk hingga menjualnya ke pengunjung expo.
“Ini pengalaman yang luar biasa bagi saya belajar membuat produk dari nol dan sempat mengalami ke gagalan. Kami juga dibimbing langsung oleh dosen kami Dr. Haryuni, MP. Ibu Haryuni sebagai pembimbing memberikan support yang luar biasa untuk kami. Saya dan tim juga belajar marketing sampai dapat menjual 100 pcs sabun hingga mendapatkan banyak relasi untuk berwirausaha kedepannya”, tuturnya.
Selain pengalaman berjualan banyak trial dan eror yang dirasakan oleh Galih dan timnya Galih mengungkapkan saat proses produksi pembuatan sabun menjadi kendala terbesarnya. Ditambah lagi waktu dan kesibukan dari masing-masing personal.
“Kita kan punya kesibukan masing-masing jadi menjalani project ini harus pintar bagi waktunya. Selain itu kendala terbesarnya adalah proses pembuatannya karena kita gagal 2x. karena saat proses produksi tidak ada yang menjamin selalu langsung jadi, apalagi sabun itu kepanasan sedikit tidak jadi, kurang panas juga tidak jadi”, imbuhnya.
Galih berharap bisa melanjutkan bisnis ini sampai dengan sukses dan memproduksi banyak sabun untuk dijual lagi.
“Saya berharap lewat program WMK saya bisa mengembangkan produk menjadi menjadikan sebuah bisnis atau UMKM hingga nantinya bisa sukses. WMK juga menjadi bekal bagi saya setelah lulus kuliah jika ingin mengembangkan usaha dan menjadi wirasusaha muda agar tidak sia2 yang ikut dari awal sampai dengan akhir acara, selain itu bisa mendapat investor untuk membantu mendanai usaha saya nantinya,” harap Galih.
Selain Galih, ada Ubaidillah dan timnya dengan karya brand fashion bernama RGHTSIDE, yang berfokus pada produk jaket varsity dengan desain kekinian dan bahan berkualitas.
“Saya dan Tim membuat jaket varsity dengan merek clothing brand kami RGHTSIDE. Kami memilih produk ini karena melihat trend meningkatnya minat pada pakaian khas sekolah dan gaya retro. Selain itu, jaket varsity memiliki keunikan dan kesan yang kuat, memungkinkan kami untuk mengekspresikan kreativitas kami dalam desain dan memberikan kontribusi pada pasar fashion yang berkembang,” ungkap Ubai, panggilan Ubaidillah.
Lebih lanjut Ubai juga menceritakan keunggulan Jaket Varsity milik kelompoknya adalah desain yang inovatif dan kualitas bahan yang dipilih.
Ubai dan tim juga memberikan perhatian khusus pada detail, seperti bordir logo yang eksklusif.
“Kami menekankan nilai-nilai keberlanjutan dalam proses produksi, menciptakan produk yang bukan hanya bergaya tetapi juga ramah lingkungan,” pungkasnya. //Ril