WARTAJOGLO, Soemarang - Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) jadi salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Yang mana salah satu penyebabnya adalah anak yang mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama, atau yang biasa disebut stunting.
Keadaan ini banyak terjadi di banyak negara berkembang. Yang mana kondisi ini dapat berawal dari masalah kurang energi protein (KEP) sebagai salah satu masalah gizi utama yang terjadi pada anak anak di bawah dua tahun (baduta).
Sekretaris Tim Pokja KIE Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Dr. Ratih Dewantisari menjelaskan bahwa kekurangan gizi rendah dapat disebabkan ketersediaan pangan tingkat rumah tangga yang tidak cukup.
dr. Ratih Dewantisari, Sekretaris Tim Pokja KIE Perwakilan BKKBN Jawa Tengah saat menyampaikan materi |
Ketersediaan pangan ini akan terpenuhi, jika daya beli masyarakat cukup. Sosial ekonomi masyarakat merupakam faktor yang turut berperan dalam menentukan daya beli keluarga.
“Stunting merupakan salah satu masalah pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Gizi kronis atau buruk terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup kalori, protein, dan nutrisi lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat,” ujar Ratih saat mengisi materi dalam kegiatan Sosialisasi dan Promosi KIE Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Bersama Mitra Kerja di Balai Graha Kusuma Kelurahan Siwalan, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang pada Sabtu, 9 Desember 2023.
Dirinya menambahkan bahwa ibu sangat penting dalam hubungannya dengan pengetahuan gizi dan pemenuhan gizi keluarga khususnya anak.
Karena ibu dengan pendidikan rendah antara lain akan sulit menyerap informasi gizi sehingga anak dapat berisiko mengalami stunting.
Anggota Komisi IX DPR-RI Tuti Nusandari Roosdiono selaku mitra kerja yang diwakilkan oleh Tenaga Ahlinya Sis Budiyono menyampaikan bahwa zero stunting merupakan modal yang sangat besar dalam menuju Indonesia Emas di tahun 2045.
“Perjalanan menuju Indonesia Emas sudah di depan mata bapak ibu. Saya katakan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tidak harus berarti suatu kerugian atau keuntungan ekonomi. Kunci utamanya pada mutu modal manusia. Stunting ini tidak hanya menghambat modal manusia tapi dapat juga merugikan anak itu secara dirinya sendiri,” ujar Sis Budiyono. //Lis
Acara sosialisasi bersama mitra kerja ini dihadiri oleh beberapa pihak antara lain, Tuti Nusandari Roosdiono Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan melalui virtual.
Lalu ada Dr. Ratih Dewantisari Sekretaris Tim Pokja KIE Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Yuli Kurniasih P, S.KM., M.Kes Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan Disdalduk dan KB Kota Semarang, Sis Budiyono Tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi IX Tuti Nusandari Roosdiono, dan tamu undangan dari masyarakat Kecamatan Gayamsari.