POPULER

Jadi Kandidat Terkuat Calon Wali Kota Surakarta, Gusti Bhre Bakal Hadapi Lawan Berat Ini di Pilwalkot Nanti

Jadi Kandidat Terkuat Calon Wali Kota Surakarta, Gusti Bhre Bakal Hadapi Lawan Berat Ini di Pilwalkot Nanti

WARTAJOGLO, Solo - Ditetapkannya pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU pada 20 Maret 2024, memastikan terbukanya persaingan dalam perbutan kursi wali kota Surakarta, dalam pilkada serentak November 2024 mendatang.

Sejumlah nama pun mulai bermunculan sebagai kandidat, dan dipandang pantas menggantikan posisi Gibran sebagai orang nomor satu di Kota Solo.

Namun dari sekian banyak nama tokoh masyarakat yang muncul, hasil survey yang dilakukan Solo Raya Polling menyebut ada 3 nama kanddat terkuat, yakni Raja Pura Mangkunegaran (Gusti Bhre Cakra Hutomo), Kaesang Pangarep dan Teguh Prakosa.

Sementara untuk calon wakil wali kota, kandidat terkuat mengarah pada putri bungsu politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung, yakni Sekar Krisnauli Tandjung.

Suwardi menunjukkan simulasi kandidat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surakarta

Sekar sendiri saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Surakarta, dan pada Pemilu 2024 terpilih sebagai anggora DPRD Kota Surakarta.

"Dari survey yang kita lakukan di seluruh wilayah Kota Solo, tiga nama terkuat yang muncul adalah  Pak Teguh Prakosa, Gusti Bhre dan Mas Kaesang. Secara elektabilitas Pak Teguh menempati posisi tertinggi dengan 35,3%. Lalu disusul; Gusti Bhre dengan 25,3 % dan Mas Kaesang dengan 14,1%. Namun secara popularitas, Mas Kaesang justru menempati posisi tertinggi dengan 92,9%. Disusul Pak teguh dengan 92,7% dan Gusti Bhre dengan 78,5%," jelas Dr. Drs. Suwardi, M.Si, selaku Direktur Solo Raya Polling pada Selasa 26 Maret 2024.

Meski tidak berada di posisi teratas, namun Gusti Bhre menurut Suwardi lebih berpeluang muncul sebagai kandidat terkuat calon wali kota Surakarta.

Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta ini, semua tentu tak lepas dari pertimbangan politik dari pemerintah pusat.

"Gusti Bhre ini jadi calon ideal dari pusat dan koalisinya untuk maju sebagai calon wali kota, bukan Mas Kaesang. Sebab masih kuatnya isu politik dinasti, bukan tidak mungkin justru bisa mengganjal langkah Kaesang untuk keluar sebagai pemenang. makanya sosok Gusti Bhre yang selama ini juga sudah 'disiapkan' jauh-jauh hari, akan jadi pilihan terbaik," ungkap Suwardi.

Hanya saja Suwardi mengungkap ada hal yang bukan tidak mungkin akan jadi masalah tersendiri dalam diri Gusti Bhre, bila benar-benar dicalonkan dan terpilih.

Menurutnya, masalah utama yang akan jadi PR bagi Gusti Bhre adalah soal kultur. Di mana dia yang berlatar belakang bangsawan dalam hal ini raja di Pura Mangkunegaran, tentu akan punya kultur dilayani. 

Sementara saat dia jadi wali kota, hal itu akan dibalik, bahwa dia harus jadi pelayan dan siap melayani masyarakat.

"(Masalah kultur) ini tentu akan jadi masalah dan PR tersendiri bagi Gusti Bhre. Jadi tinggal bagaimana dia nanti menyikapi dan mengkondisikan. Karena bagaimanapun persoalan politik itu yang utama adalah soal kepentingan," tandas Suwardi.

Suwardi pun melanjutkan bahwa pemerintah pusat tentu sangat punya kepentingan besar untuk bisa memastikan bahwa para kepala daerah, memiliki visi dan misi yang sejalan.

Dan untuk Kota Surakarta, untuk saat ini nama Gusti Bhre tetap jadi pilihan terbaik.

"Setelah isu yang terjadi di pilpres kemarin, tentu sangat tidak mungkin kalau pusat akan mencalonkan Pak Teguh. Jadi nama Gusti Bhre akan tetap jadi pilihan. Kalaupun ada rekonsiliasi, tetap saja Pak Teguh akan diposisikan sebagai calon wakil wali kota," jelas Suwardi.

Beberapa simulasi pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surakarta pun ditunjukkan oleh Suwardi dengan mendasarkan pada koalisi partai secara nasional.

Kemungkinan pertama Gusti Bhre dipasangkan dengan Sekar Tandjung yang didukung oleh partai Koalisi Indonesia Maju. Untuk lawannya ada Teguh Prakosa yang berpasangan dengan HM Mashuri, yang didukung PDI Perjuangan serta PKB.

Lalu kemugkinan kedua, pasangan Gusti Bhre dan Sekar Tandung akan berhadapan dengan pasangan Teguh dan Sugeng Riyanto yang didukung PKS.

Sementara untuk alternatif rekonsiliasi, Gusti Bhre atau bahkan Kaesang akan dipasangkan dengan Teguh Prakosa.

"Untuk wacana rekonsiliasi, saya melihat ada dua kemungkinan pasangan yang akan muncul, yakni kalau bukan Gusti Bhre - Teguh, bisa juga Kaesang - Teguh. Semua tentu bisa terjadi. Sebab dalam politik segala hal bisa terjkadi hingga one last minute," pungkas Suwardi. //Bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close