POPULER

Kaesang dan KGPAA Mangkunegara X Jadi Calon Kuat Pengganti Gibran, Begini Alasannya

Kaesang dan KGPAA Mangkunegara X Jadi Calon Kuat Pengganti Gibran, Begini Alasannya

WARTAJOGLO, Solo - Jelang pilkada serentak pada November 2024 mendatang, bursa calon wali kota Surakarta mulai ramai dibicarakan beberapa hari terakhir.

Sejumlah nama pun muncul dan digadang-gadang layak menggantikan posisi Gibran Rakabuming Raka, yang kemungkinan besar akan menduduki jabatan baru sebagai wakil presiden RI.

Direktur Solo Raya Polling, Dr. Drs. Suwardi, M.Si menyebutkan bahwa setidaknya ada 12 nama yang mencuat sebagai calon pengganti Gibran.

"Di sini saya menggunakan metode Delfhi untuk mendapatkan nama-nama calon yang dipandang layak menjadi calon wali kota Solo," ujar Suwardi dalam pemaparannya di hadapan awak media pada Jumat 8 Maret 2024, di kawasan Manahan Kota Solo.

Suwardi, Direktur Solo Raya Polling saat menjelaskan terkait bursa calon wali Kota Solo

Dengan metode ini Suwardi yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta tersebut, mengumpulkan pandangan dari para tokoh masyarakat lintas bidang. 

Mereka terdiri dari politisi, birokrat, akademisi, budayawan, pengusaha, tokoh pergerakan, keuangan, agamawan, tokoh pemuda dan bahkan tokoh dari keraton.

"Dari jajak pendapat dengan para tokoh tersebut, kita bisa mendapatkan informasi terkait isu tantangan kendala pembangunan Kota Solo ke depan. Yang mana tak lepas dari keinginan agar Solo menjadi pusat peradaban Jawa," jelas Suwardi.

Keinginan menjadikan Solo sebagai pusat peradaban Jawa ini menyangkut beberapa hal yang harus selalu diperhatikan oleh para calon wali kota Solo nantinya.

Yang mana di antaranya terkait keberlanjutan pembangunan yang dilakukan oleh wali kota sebelumnya. Lalu persoalan keadilan ekonomi dan kemiskinan, orientasi pembangunan kota dalam hal ini di sektor MICE.

Kemudian menyangkut seni, budaya, dan industri kerajinan. lapangan pekerjaan, bonus demografi, tata kelola sampah, kemacetan lalu lintas serta penataan PKL.

"Dari berbagai permasalahan yang harus dihadapi, maka calon wali kota Solo nantinya diharapkan memeiliki karakter jujur, anti korupsi, merakyat, religius, punya track record kesuksesan, berpenampilan menarik, visioner, memiliki jaringan kuat ke pemerintah pusat serta modern dan mengakar pada budaya Jawa," ungkap Suwardi.

Berdasarkan kriteria yang disampaikan itu, 12 nama pun muncul, yakni 

- Teguh Prakosa (Wakil Wali Kota Solo)
- Budi Prasetyo (Ketua DPRD Solo)
- Budi Martono (Sekda Kota Solo)
- GPH Bhre Cakrahutomo atau KGPAA Mangkunegara X
- HM Mashuri (Ketua PC NU Solo / Ketua FKUB)
- Rheo Fernandez (Politikus PDIP, putra FX Hadi Rudyatmo eks Wali Kota Solo)
- Her Suprabu (Politikus / Ketua Bappilu PDIP Solo)
- RA Yashinta Sekarwangi Mega (anggota DPD RI)
- Astrid Widayani (Rektor UNSA)
- Sekar Tandjung (Ketua DPD Partai Golkar)
- Kaesang Pangarep (Ketua PSI, putra Presiden RI Joko Widodo)
- Sugeng Riyanto (Politikus PKS)

Selanjutnya Suwardi bersama timnya akan melakukan survey guna mengetahui seberapa besar penerimaan masyarakat terhadap tokoh-tokoh yang namanya diajukan itu.

Survey akan dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat di 80 titik lokasi, yang mana masing-masing titik akan diambil 8 orang secara acak. Sehingga nantinya akan didapatkan sekitar 640 responden.

"Survey ini memiliki tingkat signifikasi sekitar 90%," ungkap dosen mata kuliah Administrasi Negara ini.

Dari hasil survey yang akan berlangsung selama sekitar 20 hari, nantinya akan bisa terlihat tokoh-tokoh mana yang paling banyak dipilih.

"Salah satu karakter kepemimpinan yang diharapkan adalah memiliki jaringan yang kuat dengan pemerintah pusat. Dan hal ini sepertinya akan jadi point penting yang harus ada, agar Kota Solo benar-benar bisa melakukan pembangunan dengan baik. Sebab bila tidak memiliki jaringan yang kuat, maka Solo tidak ada bedanya dengan kota-kota kecil di sekelilingnya," tandas Suwardi.

Terkait hal itu, Suwardi tidak mau menyebut nama secara eksplisit. Namun hal itu bukan tidak mungkin akan dikait-kaitkan dengan sosok Presiden Jokowi, sebagai representasi pemerintah pusat.

"Tentu pengaruh sosok Presiden Jokowi akan sangat besar. Namun dalam survey ini dia akan bersikap netral untuk benar-benar bisa mendapatkan jawaban jujur dari masyarakat," tandasnya. //Sik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close