WARTAJOGLO, Wonogiri - Bank Indonesia bersama Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) Solo Raya dan Pondok Pesantren Al Fatah, Pokoh, Wonogiri melakukan kegiatan panen cabe bersama pada Senin 20 Mei 2024.
Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi Bank Indonesia kepada Pondok Pesantren Al Fatah yang telah mendukung program pengendalian inflasi di masyarakat.
Panen bersama dilakukan di greenhouse yang ada di komplek pondok pesantren tersebut.
Greenhouse ini merupakan hasil kolaborasi antara Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) dan Bank Indonesia, melalui program Integrated Farming Technology and Information (Infratani).
Pimpinan Ponpes Al Fatah, Ustad Ahmad Fauzi (kanan) saat panen cabe bersama Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kota Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat |
Program ini dirancang untuk mendukung penguatan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren serta menjadi bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Sinergi antara Hebitren dan Bank Indonesia tidak hanya menciptakan peluang ekonomi bagi pesantren, tetapi juga berkontribusi terhadap stabilisasi harga pangan.
"Ke depan, pondok pesantren memang tidak hanya dirancang sebagai tempat untuk belajar agama, tapi juga menjadi tempat untuk belajar berwirausaha. Dan melalui-program-program yang merupakan sinergi antara BI dan Hebitren, maka hal itu bisa diwujudkan," ujar Dwiyanto Cahyo Sumirat, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kota Solo saat menghadiri kegiatan panen cabe bersama.
Dalam kerangka GNPIP, program Infratani di pondok pesantren difokuskan pada budidaya komoditas yang berpotensi menyumbang inflasi, salah satunya cabe merah.
Cabe merah dipilih karena sering kali menjadi penyebab fluktuasi harga pangan di pasar.
Greenhouse di Pondok Pesantren Al Fatah dilengkapi dengan teknologi pertanian modern yang memungkinkan kontrol iklim dan lingkungan tumbuh optimal untuk tanaman cabe.
Dalam hal ini Bank Indonesia memberikan 1 unit greenhouse berbasis teknologi modern internet of things (IoT)) pada tahun 2022.
"Dengan penggunaan teknologi ini, tanaman cabe dapat tumbuh dengan baik, terlindungi dari hama, dan menghasilkan panen yang berkualitas," lanjut Dwianto.
Program Infratani juga memberikan pelatihan dan informasi kepada para santri mengenai teknik budidaya yang efisien, manajemen lahan, serta pemasaran hasil panen.
Panen cabe di greenhouse Pondok Pesantren Al Fatah menunjukkan hasil yang memuaskan. Produksi cabe yang melimpah tidak hanya membantu menstabilkan harga di pasar lokal, tetapi juga memberikan pendapatan tambahan bagi pondok pesantren.
Ustad Ahmad Fauzi selaku pembina Pondok Pesantren Al Fatah menyebut bahwa dengan penerapan teknomogi modern pada greenhouse, maka produktifitas cabe yang ditanam terbilang tinggi.
Panen Cabe Bersama di Ponpes Al Fatah Wonogiri, Sinergi Bank Indonesia dan Hebitren Kendalikan Laju Inflasi https://t.co/oPa4HMF2B2
— 🇼🇦🇷🇹🇦🇯🇴🇬🇱🇴 (@wartajoglo) May 21, 2024
"Saat ini sudah masa tanam yang ke dua. Di musim tanam yang pertama hasilnya lebih dari 1 ton. Dan untuk masa tanam yang kedua ini kami sudah melakukan pemanenan 5 kali dari awal Mei, dengan jumlah yang beragam," jelasnya saat ditemui di sela-sela proses panen.
Dengan meningkatnya produksi cabe, ketahanan pangan di Kabupaten Wonogiri dapat ditingkatkan, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Yang menarik, hasil panen yang didapat, tak hanya untuk pemenuhan kebutuhan pondok pesantren namun juga dijual di pasar sekitar. Bahkan untuk itu ponpes Al Fatah juga mulai mengembangkan hilirisasi cabe, dengan mengolah cabe yang ada menjadi sambal dan cabe bubuk.
Tak hanya di Ponpes Al Fatah, sinergi antara Hebitren dan Bank Indonesia juga dilakukan di beberapa pondok pesantren lain dengan komoditas yang berbeda, disesuaikan dengan kondisi lingkungan maing-masing.
"Kalau di sini kita tanam cabe, di beberapa pondok yang lain kita tanam melon dan yang lainnya," tandas KH. Miftahul Huda selaku pengurus Hebitren Solo Raya.//Bang